Sabtu, 17 Desember 2016
The Great Wall of India, Indahnya Tembok Besar India yang Melegenda
Terletak 84 km sebelah utara dari Udaipur, di negara bagian Rajasthan, India barat, Kumbhalgarh Fort adalah benteng yang paling penting kedua setelah Chittorgarh di wilayah Mewar. Terletak dalam rantai pegunungan Aravali dan dikelilingi oleh tiga belas puncak gunung tinggi, benteng ini dibangun pada abad ke-15 oleh Maharana Kumbha dan merupakan salah satu dari 32 benteng yang dibangun oleh Rajput penguasa kerajaan Mewar. Benteng ini dikelilingi oleh dinding/tembok perimeter yang panjangnya 36 km, dan lebar bervariasi antara 4,5 – 7,5 meter. Catatan sejarah mengklaim bahwa delapan kuda bisa naik berdampingan di atasnya.
Meskipun ada banyak dinding raksasa yang dibangun oleh penguasa-penguasa untuk melindungi kerajaan mereka, bangunan seperti batas pelindung besar sekitar benteng tunggal tidak pernah terdengar. Tak heran, dinding masif di Kumbhalgarh yang membutuhkan waktu hampir satu abad untuk membangunnya, membuat benteng ini nyaris tak dapat ditembus. Beberapa mengklaim tembok dinding ini adalah tembok dinding terpanjang kedua setelah Tembok Besar China, sehingga banyak yang menyebutnya The Great Wall of India. Benteng Kumbhalgarh memiliki tujuh gerbang besar dan tujuh kubu diperkuat dengan bastion bulat dan menara pengawas besar. Di dalam dinding pelindung berdiri lebih dari 360 kuil Jain dan Hindu juga istana yang megah di puncaknya bernama “Badal Mahal” atau Istana Awan. Dari atas istana, mata dapat melihat kiloan meter ke Aravalli Range, juga bukit pasir dari gurun Thar.
Legenda mengatakan bahwa ketika benteng ini dibangun, Maharana Kumbha mengalami banyak kesulitan konstruksi. Seorang penasihat spiritual menasehatkan pembangunan membutuhkan nyawa manusia yang secara suka rela mau dikorbankan. Seorang relawan akhirnya ditemukan dan sesuai dengan saran dari penasehat spiritual, sebuah kuil dibangun di mana kepala sukarelawan tersebut dipenggal. Kuil untuk mengenang relawan ini diketahui masih dapat ditemukan di dekat gerbang utama. Menurut cerita rakyat populer, Maharana Kumbha biasa membakar lampu besar tiap malam yang mengkonsumsi lima puluh kilogram ghee dan seratus kilogram kapas untuk memberikan cahaya bagi petani yang bekerja malam hari di lembah.
Selama masa bahaya, benteng digunakan sebagai perlindungan bagi para penguasa Mewar. Sebuah contoh penting adalah dalam kasus Pangeran Udai, raja bayi dari Mewar yang diselundupkan di sini pada tahun 1535, ketika Chittaur dikepung. Pangeran Udai kemudian berhasil naik takhta dan juga mendirikan kota Udaipur.
Pahlawan besar Maharana Pratap juga lahir di dalam benteng di Badal Mahal. Benteng tetap tak pernah dapat ditembus oleh serangan-serangan frontal, dan jatuh hanya sekali, ketika pengkhianat meracuni pasokan air internal benteng, sehingga memungkinkan Kaisar Mughal Akbar dan kekuatan dari Delhi, Amer, Gujarat, dan Marwar untuk menembus pertahanannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar