Senin, 30 Januari 2017

SIAPAKAH ANONYMOUS ITU??

ANONYMOUS ADALAH KOMUNITAS HACKER INTERNATIONAL YANG SERING MEMBONGKAR KASUS2 PARA POLITIKUS & TOKOH2 AGAMA, JUGA PERUSAHAAN2 KAPITALIS DUNIA.

ANONYMOUS bukan individu tertentu melainkan sebuah kelompok Hackers & Crackers yang tergabung dari individu2 yang se Visi dari berbagai belahan dunia. Hacker2 Anonymous asal Indonesia termasuk salah satu anggota paling aktif.

Untuk menjadi anggotanya tidaklah mudah. Menggunakan jaringan yang sangat acak dengan sel2 terputus membuat mereka tak terlacak hingga hari ini. Email2 yang mereka gunakan bahkan berganti address tiap 2-3 menit, mereka selalu hilang sebelum portal loop terbuka sempurna dengan hanya meninggalkan jejak2 digital yang tak berarti. Tak kurang dari Presiden Amerika, Pemerintah Israel, hingga Perdana menteri Singapore dibuat naik pitam oleh ulah mereka.

Kelompok ini mempunyai semacam struktur organisasi tak terpusat dengan beberapa underbow mereka di banyak negara yang bernama sama, yakni ANONYMOUS. Hanya inisial digital terenkripsi yang mereka sendiri yang tahu untuk memahami asal aktivitas anggota mereka.

ANONYMOUS mendapat reputasi mereka yang melegenda karena serangan Anti Zionist mereka yang mampu membobol sistem pertahanan digital Israel, membombardir situs2 pemerintahan Amerika, Singapura, hingga Jerman. Mereka bahkan mampu menyerang lalu lintas sistem transaksi Visa/Mastercard dan meramalkan beberapa serangan simpatisan ISIS di Indonesia.

Membongkar skandal tokoh2 politik busuk dan tokoh2 agama yang munafik termasuk salah satu kesukaan mereka. Mulai dari kasus Pendeta di Gereja Baptis hingga Habib Rizieq FPI pun dibongkar kasusnya dengan Sadis. Mereka juga sedang merencanakan serangan terhadap Donald Trump & sistem keamanan Gedung Putih Amerika.

Kelompok ini hampir tak pernah meleset dalam aksinya. Skandal2 apapun yang mereka ungkap biasanya selalu sempurna tanpa cacat & hampir bisa dipastikan bukan Hoax.

Karena itu, dalam kasus Habib Rizieq yang mereka bongkar kali ini, saya sungguh kuatir jika Anonymous benar. Tentu hal ini bisa menjadi beban sungguh berat bagi beliau.

Sebagaimana informasi yang beredar. Kasus Habib Rizieq & Firsa Husein diawali dengan ditangkapnya 11 terduga makar beberapa waktu lalu. Saat itu HP para terduga disita dan diperiksa. Dalam HP Firsa Husein ditemukan sejumlah informasi transaksi mencurigakan yang membuat pihak Kepolisian menduga Firsa Husein adalah pengumpul dana bagi rencana aksi makar tsb.

Ada informasi beredar yang menyebutkan bahwa polisi menemukan bukti rekaman asusila Habib Rizieq-Firsa Husein tsb di HP Firsa. Namun faktanya, ANONYMOUS sudah meretas jalur komunikasi Firza sejak pertengahan 2016, jauh sebelum polisi menemukan bukti2 tsb di akhir 2016. Jadi hampir mustahil jika polisi yang membongkarnya. Polisi sepertinya justru tak ingin membongkarnya karena tak menginginkan terjadi kegaduhan di masyarakat. Jadi, menurut saya pihak Polri bersih dalam hal ini.

Sekarang, ANONYMOUS sedang menunggu response dari Habib Rizieq mengenai hal ini. Apakah Habib Rizieq akan mengakui atau menyangkalnya. ANONYMOUS telah melakukan tantangan terbuka kepada Imam besar FPI ini dan berjanji akan menuntaskannya dengan episode2 berikutnya jika Habib Rizieq menyangkalnya. Yang jelas, dari reputasi ANONYMOUS yang melegenda selama ini, tak satupun tokoh politik & agama yang nekat menyangkali perbuatannya, sanggup berdiri tegak menghadapi bombardir ANONYMOUS. Sebab ANONYMOUS bukan musuh yang bisa terlihat secara kasat mata.

Hanya orang jujur & bersih yang mampu mengalahkan ANONYMOUS.

Kita tunggu saja apa kejutan2 yang akan dimunculkan oleh ANONYMOUS pada episode2 berikutnya dari kasus yang sedang viral ini.

(Philips Trainer)

===

Minggu, 29 Januari 2017

Siapakah Anies Baswedan?

Kampanye Pilkada ini membuat saya terpana dengan karakter Anies Baswedan, siapakah dia?

Apakah dia seorang yang sebelum Pilkada ini, kelihatan mempunyai karakter: intelektual Islam yang moderat, terbuka dan inklusif, santun, cerdas, mempunyai fikiran bernas dengan ide-ide cemerlang, yang selalu mampu mengutarakan fikirannya dengan kalimat yang jernih? Seorang intelektual Islam yang menganut keberagaman, paham Islam rahmatan lil alamin, seorang demokrat sejati, anti kekerasan dan anti diskriminasi? Seorang yang selalu tersenyum, ganteng, tulus, ikhlas, rendah hati,  dengan air muka jernih?

Itu adalah karakter Anies yang muncul ke publik yang membuat dia populer di kalangan menengah atas dan Islan moderat yang terdidik, termasuk saya, sebelum konvensi Partai Demokrat tahun 2013-2014 dan sebelum menjadi Cagub DKI. Anies yang saya kagumi, yang saya iri karena kemampuannya bertutur dan mengemukakan fikirannya secara jernih, runtut dan dingin, dibandingkan saya yang selalu menggebu-gebu dan meledak meletus.

Saat ini, karakter di atas hilang.
Sekarang, Anies adalah seorang Calon Gubernur yang mendukung Islam eksklusif garis keras, dengan pernyataan yang sepakat dgn FPI, menggunakan kata-kata santun tapi tidak cerdas,  fikirannya tidak bernas dengan ide-ide yang tidak cemerlang, masih pandai berkata-kata, tetapi kejernihan pandangannya hilang, dan yang paling parah,  tidak mengkritik dan menentang aksi Islam garis keras yang dilakukan FPI atau HTI. Intelektual Anies yang Islam moderat, inklusif nusantara, sekarang bersekutu dengan  Rizieq yg berpaham syariah dan khilafah dan diskriminatif, yang dulu dia kritik, dan bersedia merangkak kepada Rizieq demi dukungan menjadi Gubernur. Seorang Calon Gubernur yang membangun koalisi dengan Calon Gubernur Islam lainnya demi mencegah petahana yang non Islam terpilih kembali (diskriminasi terhadap non-Islam).

Sekarang Anies bukan tersenyum tulus tetapi senyum dipaksakan sehingga terasa dan terlihat seperti menyeringai dengan air muka yang memendam kebencian dan kemarahan, entah kepada siapa.

Anies yang Calon Gubernur  sudah kehilangan ide-ide cemerlang, dan hanya menjadi medioker saja.  Menjual ide partisipatif tanpa kerangka kerja dan mekanisme yang jelas, mengeksploitir issu relokasi, menuduh lawannya menerapkan kepemimpinan yang menebar ketakutan alias diktator, dan menyerang karakter seseorang secara sangat arogan, tidak etis dan sengit.

Kata-kata: kopiah pilih kopiah, hentikan dan pulangkan petahana, pemimpin yang menebar ketakutan, meminggirkan rakyat miskin, menggusur tanpa hati, diucapkan dengan mimik wajah marah dan penuh kebencian. Menyindir dan mengkritik dengan bahasa tubuh dan pandangan mata serta sikap mulut dan bibir yang ngenyek dan bengis.

Sungguh saya sangat terkejut dengan perubahan yg demikian cepat, dari tengah ke kanan dari manis dan santun menjadi keras dan bengis. Teman-teman yang dulu sangat dekat mendukung  Anies secara total dan menangis sewaktu dia diberhentikan sebagai Menteri Pendidikan sangat terkejut dengan perubahan karakter Anies Baswedan yang dipertontonkan ke publik saat ini, yang seperti siang dan malam dengan karakter yang dipertontonkan sebelumnya. 

Jadi siapakah Anies yang sebenarnya? Apakah selama ini dia menipu publik dengan tulisan dan ceramah-ceramahnya dan sikapnya yang santun dan manis?

Apakah dia seorang bunglon yang berubah warnanya sesuai tempatnya berada untuk mempertahankan diri,  atau seorang machiavellis yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa, atau seorang manipulator publik dengan ideologi kebangsaan yang dia sendiri tidak seratus persen percaya?

Saya fikir dia lebih kepada bunglon, menggunakan kamuflase  sesuai lingkungan  yang dia butuhkan. Menggunakan jargon-jargon yang disukai tergantung dari publik mana yang dia butuhkan dukungannya. Sekarang selubung itu sudah terbuka. Untuk menang dalam Pilgub Jakarta, Anies   mengorbankan prinsip dan ideologi yg dia khotbahkan kepada khalayak dulunya seperti Merajut Tenun Bangsa dan merangkul jargon-jargon baru yang bertolak belakang dengan jargon sebelumnya. Anies  bahkan mempunyai kemampuan untuk memutar balikkan fakta dan menciptakan fakta baru tanpa malu-malu (rapor DKI merah, APM Jakut lebih rendah dari APM Biak, menyingkirkan rakyat miskin, hasil kerja petahana adalah warisan dari dulu, dsb). Anies kehilangan intelektualitasnya dengan  menutup mata terhadap penghargaan berbagai penghargaan yg diterima DKI, perubahan kasat mata yg terlihat gamblang di lingkungan DKI, perubahan sikap PNS DKI menjadi berorientasi pelayanan, dsb dan prestasi-prestasi lainnya. Intelektual harus mampu melihat sisi positif dan negatif, tetapi Anies memilih hanya melihat sisi negatif dan mikro, karena dia intelektual bunglon.

Artinya bunglon tidak punya prinsip, tidak konsisten, tidak berani melawan frontal tetapi mempertahankan diri dengan membuat kamuflase. Bunglon berubah untuk survival dirinya sendiri, bukan untuk prinsip dan ideologi dan bukan untuk kemaslahatan umat. Walaupun harus menipu publik.

Saya secara pribadi tidak bisa memaafkan, karena merasa ditipu setelah dia bergabung dengan FPI. Tulisan Merajut Tenun Bangsa itu adalah salah satu tulisan terindah mengenai kebhinekaan Indonesia, dan dia khianati begitu dia bersekutu dengan FPI.

Kalau dia dengan gampang meninggalkan prinsip dan ideologi yang dia khotbahkan dulu dan bersekutu dengan pihak yang saat ini menggerogoti prinsip dan ideogi yang dulu diperjuangkan, maka bukan tidak mungkin dia akan merubah prinsip dan ideologi yang dia jual sekarang untuk memenangkan Pilgub.
Kita perlu kritis bertanya:
1. Apakah dia akan mendukung FPI jika Rizieq minta agar Gubernur mengeluarkan Perda DKI yang mendukung NKRI bersyariah?
2. Apakah dia akan melawan anggota DPR DKI untuk menggolkan proyek-proyek tertentu yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip yang dia anut demi mendapatkan dukungan DPRD untuk RAPBDnya?
3. Apakah dia akan mengembalikan dukungan finansial kepada ormas-ormas yg mempromosikan eksklusivitas SARA  dan melakukan tindak kekerasan?
4. Apakah dia akan tetap konsisten tidak menggusur, tidak merelokasi, menghentikan reklamasi  padahal situasi lapangan tidak memungkinkan dan menghadapi resiko dilengserkan dan gugatan di pengadilan?
5. Pertanyaan yang paling besar buat saya, walaupun dia anti korupsi, tetapi dengan rekam jejak Anies yang bunglon, apakah dia mampu melawan mafia anggaran, mafia tanah dan mafia pembangunan lainya?
6. Sebagai bunglon, Anies akan memberikan janji apapun kepada warga DKI untuk terpilih sebagai Pilgub, tetapi  adakah garansi bahwa janji itu akan dipenuhi begitu dia terpilih sebagai Gubernur, karena bunglon pasti tidak konsisten.
7. Apakah dia mampu untuk menerapkan terobosan-terobosan dalam membangun Jakarta dan memenuhi kebutuhan rakyat DKI dengan kemampuan anggaran dan peraturan pemerintah yg sangat mengikat? 

Akhir kata, apakah seorang bunglon mampu memimpin Jakarta?

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208570947727274&id=1116340420

Jumat, 27 Januari 2017

OOT PATRIALIS AKBAR

Terus terang, aku agak kecewa dengan berita2 d media mainstream yg terkesan terburu2 memberitakan kasus OOT PA. Beritanya jadi simpang siur ga jelas arah. Terutama tentang lokasi d tangkapnya PA.

Liputan6 dalam publish sebelumnya menyatakan PA di tangkap d sebuah kos exclusive d kawasan Mangga Besar bersama 11 org lainnya, 4 d antaranya adalah wanita yg menurut Liputan6 adalah caddy golf. Pada publish selanjutnya, Liputan6 menuliskan bahwa PA d tangkap d Mal Grand Indonesia JakPus dengan 2 org wanita. Jawapos menuliskan PA d tangkap d sebuah hotel esek2 kawasan Taman Sari JakBar bersama 1 org wanita.

Yang mana yg benar? Kan tdk mungkin PA d tangkap d 3 tempat yg berbeda secara bersamaan? 😱

Inconsistency ini artinya media pun belum sepenuhnya mengetahui dmana PA d tangkap dan sedang bersama siapa PA ketika d tangkap. Media cuma terburu2 ingin menuliskan tentang PA walaupun belum mendapatkan sumber yg valid.

Tapi setidaknya ada yg konsisten pada berita2 tersebut. PA d tangkap OOT dgn barang bukti 20 rb USD dan 200 rb SGD dalam perkara uji materil UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dalam perkara ini, terkait juga nama BHR, Basuki Hariman. Catat, bukan Basuki Hahaja Rurnama. BHR sendiri bukan kenalan baru KPK.

Tahun 2013, BHR pernah tersangkut kasus sapi yg menjerat LHI, ketua partai PKS saat itu, sbagai saksi. 7 tahun sebelumnya, skitar tahun 2006, BHR pernah tersandung kasus pemalsuan, daging sapi dari India yg d kemas dan d jual ulang sebagai daging sapi Australia. Jadi BHR bukan org baru dalam radar KPK.

Sama seperti Akil Mochtar, PA pun merasa d zholimi. Yaaah, memang tdk aneh bila semua org yg terkena OTT KPK akan merasa seperti terkena jebakan betmen. Dmana2 yg namanya OTT itu pasti KPK sudah mengetahui sebelumnya. Sengaja d biarkan transaksi berlangsung, d tunggu hingga gratifikasi sudah berpindah tangan. Setelah itu para tersangka bebas teriak d jebak, d korbankan, d zholimi, bebas sebebas bebasnya. Tapi pada kenyataannya gratifikasi sudah berpindah tangan. Tersangka yg tertangkap akan d interogasi satu persatu secara terpisah.

PA bisa saja bilang uang 20 rb USD dan 200 rb SGD itu jatuh dari langit, tapi akan berbeda dengan kesaksian BHR. Semua tersangka akan cari selamat sendiri2.

Setelah itu, para komentator, analis, dan yg overdosis agama bebas pula berasumsi dan beropini selucu2nya. Seperti contohnya posting Nashrullah R. Hanapi yg copas tulisan Yudha Pratama. Pertanyaanku pada kalimat pertama adalah siapa doktor politik UI yg menganalisa kasus OOT PA? Mengapa bisa percaya begitu saja bila nama sang doktor aja ga d jelaskan? Kasus perkara LGBT dan ke Islaman yg d kait2kan dengan kasus sekalipun tdk bisa menjelaskan kenyataan bahwa PA d tangkap dengan 20 rb USD dan 200 rb SGD cash d tangannya.

Sama lucunya dengan sis Eliya yg mengkait2kan kasus OTT PA dengan sengketa pilkada DKI, KPK sebagai bidak catur pelindung Ahok. Bebas sih, beropini walaupun ga punya dasar. Tetapi tetap tdk menjawab hal yg sama dengan sang doktor UI. Tdk menjelaskan uang 20 rb USD dan 200 rb SGD cash d tangan PA.

Ingat, uang itu adalah bukti OTT terkuat KPK. Bila uang itu tdk ada, niscaya PA tdk akan bisa d tangkap KPK hanya krn wara wiri dengan wanita dan BHR. Kalau ga ada suap ataupun gratifikasinya, OTT hanyalah omong kosong.

(kwek)

-----===** Source **===-----

https://m.detik.com/news/berita/d-3406719/ditahan-kpk-patrialisakbar-demi-allah-saya-dizalimi

https://news.liputan6.com/read/2838382/patrialis-saya-dizalimi-tidak-pernah-terima-uang-dari-basuki?utm_source=App&utm_medium=Facebook&utm_campaign=Share

http://news.liputan6.com/read/2838156/siapa-4-wanita-yang-ditangkap-kpk-bersama-patrialis-akbar

http://www.jawapos.com/read/2017/01/26/105069/patrialis-akbar-ditangkap-di-hotel-bersama-perempuan

https://news.detik.com/berita/d-3406674/basuki-hariman-sudah-ditandai-kpk-sejak-kasus-impor-daging

https://news.detik.com/berita/d-3406743/jadi-tersangka-dugaan-suap-basuki-hariman-saya-dikorbankan

https://nasional.tempo.co/read/news/2017/01/27/063840273/begini-alur-uang-suap-basuki-hariman-ke-patrialis-akbar

http://nasional.sindonews.com/read/727089/13/kpk-periksa-pemilik-perusahaan-eks-rekanan-kementan-1363234415

https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/31/063458105/partai-putih-di-pusaran-impor-daging

https://nasional.tempo.co/read/news/2013/01/31/063458100/impor-renyah-daging-berjanggut

http://wartakota.tribunnews.com/2017/01/27/presiden-jokowi-diminta-berhati-hati-memilih-pengganti-patrialis-akbar

http://politik.news.viva.co.id/news/read/875681-ketua-mk-minta-jokowi-segera-cari-pengganti-patrialis-akbar

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1569366189746256&id=100000186710662

Kamis, 26 Januari 2017

Habib Rizieq Dilaporkan ke Polisi Karena Dugaan Serobot Tanah Negara di Bogor

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab kembali dilaporkan ke polisi.
Kasus terbarunya, ia dilaporkan ke Polda Jawa Barat telah melakukan penyerobotan tanah negara milik Perhutani di Bogor, Jawa Barat.
Demikian disampaikan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan, di sela mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2017 di Gedung PTIK, Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Anton mengatakan, pihaknya telah memulai penyelidikan atas laporan tersebut untuk menentukan ada atau tidaknya unsur pidana atas peristiwa yang dilaporkan.
"(Dilaporkan) seminggu yang lalu. Yang dugaannya penyerobotan dan pemilikan tanah negara tanpa hak. Kami masih menyelidiki, itu kan baru dugaan. Itu tanah Perhutani dengan alamat di Bogor, di wilayah Mega Mendung dekat kediamannya," ujar Anton.
Diketahui, tindak pidana penyerobotan tamah diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 51 PRP Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya (UU No 51 PRP 1960).
Menyatakan, bahwa pemakaian tanah tanpa izin dari yang berhak maupun kuasanya yang sah adalah perbuatan yang dilarang, dan dapat diancam dengan hukuman pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan, atau denda sebanyak-banyaknya Rp 5.000 (lima ribu Rupiah) sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU No 51 PRP 1960.
Diatur juga dalam Pasal 385 ayat (1) KUH Pidana, dengan ancaman pidana paling lama empat tahun.
Di mana, barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, menjual, menukarkan atau membebani dengan credietverband suatu hak tanah yang belum bersertifikat, padahal ia tahu bahwa orang lain yang mempunyai hak atau turut mempunyai hak atau turut mempunyai hak atasnya.
Selain kasus tersebut, saat ini Polda Jawa Barat juga masih melakukan penyidikan kasus dugaan penghinaan lambang dan dasar negara Pancasila dengan terlapor Rizieq Shihab.
Kasus tersebut dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri.
Rizieq dilaporkan telah melanggar Pasal 154a KUHP tentang penodaan terhadap lambang negara dan Pasal 320 KUHP.
Dari proses gelar perkara pada dua hari lalu, pihak Polda Jabar dan Divisi Hukum, Irwasum dan Bareskrim Mabes Polri, belum bisa menetapkam tersangka atas penyidikan kasus tersebut.
Meski sudah mempunyai empat alat bukti, penyidik masih memerlukan pendalaman untuk konstruksi fakta hukum.

SUMBER: TRIBUNNEWS

PKI dan Kesalahan Jokowi

Saya tidak memilih Jokowi saat Pilpres 2014 lalu. Kukira semua tentangnya palsu, hanya polesan, sekadar pencitraan. Saat itu saya tidak percaya, seorang yang dari Solo tiba-tiba berhadapan dengan Prabowo yang mantan jenderal.

Dua tahun berlalu, dan Jokowi masih rajin blusukan dan masih dilabeli pencitraan. Seorang teman berkomentar, "masa sih selama dua tahun ini Jokowi pencitraan terus, apa nggak capek-capek, yah...?"

Selain kuatir dengan pencitraan yang disetting media, saya juga termakan isu neolib dan naga. Kecuali, tentang PKI yang saya memang tak pernah lagi menghiraukannya. Saat itu, saya menimbang lebih baik memilih mantan jenderal yang punya reputasi buruk soal HAM ketimbang memilih antek neolib yang berwajah lugu.

Anaknya yang mandiri, belanjanya ke loakan, memegang payung sendiri, sepatunya yang home industri, dan memakai sarung saat kunjungan resmi, mungkin masih disebut pencitraan oleh kaum Salawi (semua salah Jokowi), tapi semua itu jelas telah menyentuh sisi terdalam jiwa, tentang sosok presiden yang berusaha tampil apa adanya, tak berjarak dengan rakyatnya, namun tetap memiliki catatan apik dalam laporan tahunan Bloomberg.

"Tapi, buat apa dekat dengan rakyat kalau akhirnya, harga BBM, biaya STNK dan TDL dinaikkan juga, plus pemadaman bergilir, lagi...?" Kata teman melanjutkan opininya.

Yang saya baca, BBM memang naik, kecuali yang subsidi. Jadi, sasarannya adalah mereka yang berduit, setidaknya yang masih punya biaya lebih untuk kuota bulanan nangkring di Facebook dan YouTube.

Kalau skemanya seperti itu, ya wajar saja, kan? Bukankah sekarang UMP sudah di atas 2 juta? Artinya, para pekerja harusnya tak terpengaruh dengan kenaikan itu.

Lalu, kenaikan cabe. Lah, ini soal rasa bung... Kalau anda berduit, jangankan cabe yang pedas, secangkir kopi Starbucks yang segocap tak perlu ditawar. Tapi, kalau makannya sekilo sehari, emang pedes sih.

Dan kabar terbarunya, Pertamina akan mengambil alih setidaknya sekitar 10 blok Migas hingga tahun depan. Dan kemarin yang sensasional adalah kini Freeport jadi milik kita, setelah sekian lama nyaris tak tersentuh oleh pemerintah, keren kan?

"Tapi, Jokowi mendukung Ahok, Jokowi antek Aseng, Jokowi tidak islami, membiarkan Syi'ah, mengunjungi Iran dan berjabat tangan dengan Putin, itulah daftar kesalahan besarnya," Temanku yang cakep ini memang rajin membaca portal kaum sumbu pendek.

Kalau anda percaya sesuatu, harusnya anda mendukung kepercayaan itu. Begitulah keyakinan Jokowi. Cina saat ini adalah poros Asia, melewati Jepang, yang sama sekali tak salah jika diajak kerjasama. Iran dan Rusia membuktikan kehebatan mereka dalam memerangi pemberontak di Suriah yang didalangi AS. Jadi, apa yang salah kalau kita ajak mereka berteman.

"Tapi, Jokowi PKI, seenggaknya mungkin saja dia keturunan orang tidak beragama" Kata temanku yang sepertinya menemukan kata pamungkas para Salawi.

Hei bung, anda sudah pelajari ideologi ideologi dunia? Apa tujuan sebenarnya dari ideologi ideologi itu? Dan PKI, kalau anda baca sejarah, mereka itu masuk 4 besar pada pemilu tahun 1955 di bawah PNI, Masyumi dan NU. Mereka populer karena berbasis rakyat tani.

PKI salah karena terlibat kudeta 65? Anda percaya PKI yang berlogo palu arit itu mampu membunuh para jenderal? Atau jangan-jangan Anda juga percaya kalau Soekarno juga dalangi G30S? Anda bisa yakin Bung Karno berencana mengkudeta dirinya sendiri? Mari merenung sebentar, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan beberapa kelompok separatis lainnya, dapat senjata organik dari mana?

Anda yang waras atau saya kekurangan kopi?

"Tapi, Jokowi pasti salah..." Gumam temanku.

Jokowi memang salah, karena sampai saat ini masih membiarkan kelompok radikal berkeliaran menganggu pembangunan.

Presiden Joko Widodo juga salah, karena lupa mencantumkan gambar foto imam idolamu di lembaran uang kertas baru, hehehe...

Peace...
#RevolusiCabe

#SayNoToCommunist
#SayNoToRacism
#SayNoToRadicalism
#SayNoToTerrorism

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209743922333255&id=1186811581

Rabu, 25 Januari 2017

Kedubes Palestina Sesalkan Bendera Negaranya Jadi Atribut Demo

Massa demonstran kerap membawa berbagai atribut yang dianggap merepresentasikan kelompoknya. Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia menyesalkan bendera negaranya dibawa-bawa dalam aksi demonstrasi.

"Banyak saudara-saudara kami, orang Indonesia, mereka komplain. Mereka pikir kalau kami berada di balik agenda demonstrasi yang ada, mereka pikir kami men-support," ungkap Sekretaris I Kedubes Palestina untuk Indonesia Taher Hammad kepada detikcom, Rabu (25/1/2017).

Palestina, kata Taher, senang bila benderanya dibawa dalam acara-acara positif. Seperti pada acara-acara pemerintahan.

"Tetapi tidak dalam demonstrasi menentang pemerintahan. Kami senang bila bendera kami ada dalam acara kemerdekaan, 'merdeka!', tetapi tidak dalam demonstrasi melawan pemerintah," imbuh Taher.

Kedubes Palestina juga membuat keterangan tertulis secara resmi terkait dengan hal ini. Palestina berterima kasih atas dukungan Indonesia terhadap perjuangan mereka.

"Orang-orang Palestina sangat bangga bahwa dukungan ini dimanifestasikan dalam berbagai cara, termasuk memakai kopiah dan kaus dengan simbol Palestina, dan mengibarkan bendera nasional kami bersanding dengan bendera Indonesia. Kedubes Palestina menyesalkan, baru-baru ini bendera Palestina dibawa-bawa selama aksi yang murni urusan dalam negeri. Ini jelas bahwa sikap yang tidak dapat diterima dan berbeda dengan aksi dukungan terhadap Palestina," tulis keterangan tersebut.

SUMBER : DETK NEWS

BUKAN KISAH UANG PALU ARIT

Sebutlah anda seorang koruptor atau pelaku kejahatan keuangan yang masih tradisional. Anda tak tahu apa bagaimana cara mencuci uang lewat perusahaan cangkang di Panama, atau mencucinya lewat crypto currency. Uang anda ini bisa berasal dari berbagai sumber: korupsi, penjualan narkoba atau senjata, penggelapan, atau menghindari pajak. Istilahnya 'black money' atau 'uang gelap'.
.
Anda tak bisa menyetorkan uang ke bank, karena pasti akan ketahuan aparat dan petugas pajak. Selain itu anda perlu mendistribusikan uang tersebut ke pihak lain secara sederhana, sedikit demi sedikit tanpa menimbulkan kecurigaan. Maka yang paling mungkin adalah anda tumpuk dan timbun uang itu, di satu tempat atau tempat terpisah. Jumlahnya sudah tak karuan lagi.
.
Pada suatu hari, kepala negara dan otoritas bank sentral negara anda mengumumkan: menarik semua mata uang pecahan lama, dan menggantinya dengan pecahan baru. Anda hanya diberikan waktu 50 hari untuk menukar. Lebih dari itu uang lama tidak akan berlaku lagi.
.
Pastilah anda panik. Bagaimana pula cara menukarkan uang tunai sebanyak itu dalam waktu singkat dan tidak terdeteksi otoritas? Kalau anda bawa uang tunai Rp 1 miliar ke bank untuk ditukarkan ke mata uang baru, pastilah dimintai identitas minimal KTP. Sukur2 bukan NPWP. Kalau timbunan uang anda hanya Rp 1 miliar sih tidak masalah. Tapi kalau sudah puluhan atau ratusan miliar, atau bahkan triliunan bila digabung dengan para sejawat anda yang lain, anda pasti frustasi. Apalagi makin hari makin canggih sistem dan teknologi pelacakan uang menggunakan nomor seri.
.
Itulah yang terjadi di India akhir tahun kemarin ketika PM India Narendra Modi hendak memberangus tindak pidana pencucian uang, penggelapan, korupsi, penggelapan pajak dan peredaran uang palsu. Pecahan 500 dan 1.000 rupee dinyatakan tidak berlaku lagi. Istilahnya demonetisasi.
.
Tentu menimbulkan gejolak dan protes, karena hanya diberi waktu 50 hari untuk penukaran. Orang2 kaya mengakalinya lewat kerjasama dengan orang miskin agar bisa meminjam rekening sebagai perantara. Banyak juga yang bergegas ke toko perhiasan dan butik, memohon agar uang pecahan lama mereka bisa diterima. Ada juga yang mengakali dengan cara membayar upah pekerja atau layanan jasa di depan secara sekaligus untuk satu tahun. Tak sedikit pula yang pasrah dan menerima uang mereka tak lebih berharga dibanding tisu toilet. Bahkan di Sungai Gangga ditemukan banyak uang 1.000 rupee mengambang.
.
Banyak orang marah dan melawan. Terutama mereka yang menimbun 'black money'. Bahkan langkah ini harus dibayar oleh India dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi 2016 dan diprediksikan masih akan turun lagi di 2017.
.
Di Indonesia belakangan juga banyak yang marah dan menuntut penarikan mata uang baru. Ada lambang palu arit, katanya. Tapi ini bukan kisah palu arit, tapi black money. Di India, bukan Indonesia.(*)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208206088771190&id=1271215198

PURWAKARTA, DESA GALIA DI JAWA BARAT..

Ketika saya bicara tentang sosok Dedi Mulyadi, banyak yang mengira saya sedang kampanye..

Tuduhan yang wajar karena Jawa barat sebentar lagi akan menghadapi momen pilkada.

Tapi, ya dari dulu saya emang selalu jadi tertuduh. Dukung Ahok, dituduh buzzer. Dukung Jokowi, dituduh penjilat. Seolah saya gak boleh dukung siapapun, tapi mereka boleh..

Boleh dong saya kagum ma Kang Dedi. Bayangkan, daerah pimpinannya Purwakarta, ada di provinsi Jawa Barat - yang menurut banyak survey adalah provinsi paling tinggi kejadian intoleransi di Indonesia.

Purwakarta itu anomali di Jawa barat, kata saya kepada seorang teman. Ia seperti daerah yang kesepian, karena berbeda dengan kota dan kabupaten di sana. Mirip desa Galia di komik Asterix & Obelix.

Di Purwakarta kebhinekaan diperjuangkan, diajarkan dan dikembalikan fungsinya. Tidak seperti banyak pemimpin lainnya, Kang Dedi benar2 melawan sikap intoleransi dengan membenahi pondasinya.

Kalau pemimpin lain, ketika ada kejadian intoleran baru muncul bak pahlawan kesiangan sekedar mencari nama. Kang Dedi tidak. Ia benar2 masuk pada akar masalah dan membenahinya. "Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalau mengobati berarti pernah terluka.."

Seperti salah satu program yang saya baca di page resminya..

Ia meluncurkan kendaraan untuk menjemput anak sekolah, supaya mereka yang tinggal di sudut kampung tidak perlu berjalan kaki jauh ke sekolahnya.

Kalau hanya program mobil jemputan sekolah, itu biasa. Banyak pemimpin daerah yang sudah melakukannya..

Tapi ide Kang Dedi ini unik. Ia bekerjasama dengan Kodim - dengan tentara - yang menjadi supir angkutan sekolah gratis itu. Dan apa yang dilakukan anggota Kodim ? Mereka sambil menyupir mengajarkan Pancasila, cinta dan bela negara, toleransi, kecintaan pada sesama dan banyak hal yang sudah mulai hilang di Jawa barat.

Ia menerapkan konsep "bela negara" langsung pada pusat masalahnya, pada anak2 yang sedang berkembang akalnya, generasi masa depan kita.

Doktrin tentang kecintaan pada negara ini sangat penting - terutama pada generasi muda - karena di banyak tempat di Jawa barat, mereka juga sedang di doktrin dengan kebencian terhadap sesama dan negara dengan memakai baju agama.

Ini ide yang patut dicontoh di banyak daerah. Purwakarta bisa dijadikan pusat percontohan bagaimana melawan intoleranisme yang mewabah di negara kita...

Perlawanan Kang Dedi tentu bukan tanpa resiko. Ia sering di fitnah musrik, syirik, kirik dan banyak rik lainnya. Siapa yang menuding begitu ? Ya, siapa lagi kalo bukan FPI Purwakarta yang kemaren bikin bàliho besar yang viral, "Sehelai rambut Habib Rizieq jatuh.."

Dengan program2nya yang orisinil seperti ini, wajar dong saya mendukung dia. Karena pemimpin itu bukan dilihat dari seberapa ganteng dan gagahnya dia, tetapi dari apa yang dia kerjakan..

Dedi Mulyadi seperti memberontak terhadap kesalahan yang selama ini sering dibiarkan. Dan sebagai pemberontak, saya mendukung pemberontak juga...

Mendukung Dedi buat saya adalah perlawanan terhadap sistem salah yang selama puluhan tahun dipelihara, bahwa agama dijadikan alat politik untuk kepentingan golongan..

Seperti ruginya warga Jakarta kalau Ahok tidak terpilih, warga Jawa Barat akan sangat rugi jika Dedi Mulyadi hanya ada di Purwakarta. Ia adalah "antivirus" yang harus dikembangkan sebanyak2nya secara nasional, jika ingin kebhinekaan kita tetap terjaga..

Mungkin Kang Dedi seperti Asterix, yang kalau melawan kaum bumi datarix, harus meminum ramuan ajaib dukun Panoramix..

Saya angkat secangkir ramuan ajaib untuk Kang Dedi Mulyadix dan warga Purwakartarix..

Seruputt.. Demi Toutatis !!

www.dennysiregar.com

MENOLAK GELAR HABIB


Quraish Shihab, akademisi, mufasir, dan menteri agama era Soeharto itu sesungguhnya mempunyai semua persyaratan untuk menjadi seorang habib.
Quraish merupakan cucu dari Habib Ali bin Abdurrahman, habib asli asal Hadhramaut, Yaman.

Tak hanya dari segi silsilah, Quraish juga teruji secara keilmuan. Ia dihormati berbagai kalangan karena kemampuan akademik dan agama yang jempolan.
Namun, Quraish Shihab menolak menggunakan gelar habib. Kenapa?

Dalam buku biografinya, Cahaya, Cinta, dan Canda, Quraish mengatakan bahwa ia keberatan menyandang gelar tersebut karena pengertian dan kesan tentang habib di Indonesia telah berkembang jauh.

Quraish sadar ada pergeseran persepsi terkait habib di Indonesia. Di Indonesia, habib berkembang menjadi sebuah kesan. Yakni, kesan menjadi orang yang berilmu wahid dan dekat dengan Rasul.

Quraish juga mengkhawatirkan adanya kemungkinan asosiasi Rasul dengan dirinya. Singkatnya, gelar habib di Indonesia menurut Quraish terkesan “mengandung unsur pujian.” Maka, ia berkukuh menolak memakai gelar habib, meski berhak.

Quraish berpandangan, mereka yang pantas memanggul gelar habib, selain karena faktor keilmuan dan silsilah, harus pula dilihat akhlaknya.

“Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak, belum ingin dipanggil Habib,” ujar Quraish halus.

http://redaksiindonesia.com/read/quraish-shihab-sekeluarga-memilih-melepas-gelar-habib.html

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208301542282562&id=1424034458

Selasa, 24 Januari 2017

Mengapa ada tuntutan konyol logo Palu Arit dalam mata uang baru ?

Tentu saja rame-rame itu sebenarnya bukan soal logo Bank Indonesia di lembaran uang baru yang dikatakan mirip logo komunis. Toh di lembaran uang yang lama logo BI nya juga tetep sama. Tapi kenapa yang diminta untuk ditarik ulang cuma uang cetakan yang baru?

Ya karena uang cetakan yang baru yang dilakukan serentak pada hampir semua nilai mata uang itu telah membuat uang yang lama, yang disimpan secara tunai dalam jumlah yang sangat banyak di suatu kamar, brankas atau puluhan kontainer (bukan di bank), jadi mudah ditelusuri. Masih ingat kasus penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng dan foto uang ratusan ribu dalam tumpukan luar biasa banyak itu dan melibatkan seorang petinggi partai? Banyak pihak yang percaya penggandaan uang berkedok agama/klenik itu sesungguhnya tidak lebih dari modus penumpukan dan pencucian uang. 

Kenapa uang baru membuat penumpukan uang tunai mudah ditelusuri? Ya karena jumlah sebanyak itu kalau cuma disimpan di kamar, gudang, brankas atau kontainer jadi tidak terKliring dan terregistrasi ulang selama beberapa waktu sedangkan penumpukan uang dalam jumlah yang sangat besar biasanya dalam mata uang pecahan besar dan dengan nomer seri yang kemungkinan besar berurutan nomer seri nya sehingga mudah ditelusuri bank asalnya dan tentu nama nasabahnya

Selain itu uang yang disimpan dalam jumlah sangat besar tidak mudah untuk ditukarkan sekaligus dengan uang baru tanpa mengundang kecurigaan pihak BI sesuai dengan mekanisme pelaporan anti pencucian uang (money laundry).   

Kalau dibagi-bagikan ke rakyat jelata demi mendapat pujian serta dukungan maka akan terjadi gelontoran aliran uang tunai secara mendadak dalam jumlah besar di suatu area tertentu sehingga tidak butuh waktu lama pasti akan segera diendus oleh kepolisian dari mana asalnya.

Kalau itu terjadi maka tidak pernah ada lagi bagi-bagi duit kontan ke masyarakat untuk membeli suara dalam Pilkadal dan untuk bagi-bagi amplop dalam demo, adanya cuma bagi-bagi kaos dan atau nasi bungkus berlauk hati yang luka.

Naah....karena ada pemilik uang lama yang menyimpan dalam jumlah yang suangat besar dan kemudian uangnya tadi jadi tidak laku/susah diedarkan gara-gara lahirnya uang baru maka kemudian dibikinlah ontran-ontran bahwa uang yang baru beraroma komunis maka wajib ditarik ulang karena membuat resah masarakat. Padahal yang resah ya cuma dia saja.

Uang baru dibikin memang sengaja untuk membongkar keberadaan "kuburan" uang lama tadi selain untuk mencegah pemalsuan uang, tentu saja.

(Robertus Robiyanto)

Senin, 23 Januari 2017

JAWA BARAT, PROVINSI PALING BERBAHAYA DI INDONESIA..

Muak dengan berita intoleransi yang terus menerus, saya ingin mencari jejak daerah mana yang paling toleran di Indonesia.

Cari sana cari sini, akhirnya saya menemukan 10 kota paling toleran di Indonesia diantaranya adalah Salatiga, Manado, Ambon dan Sorong.

Ini menurut laporan Setara Institute tahun 2015. Disana kehidupan masyarakat beragamanya sangat rukun dan mereka bebas beribadah.

Tapi tetap saja, yang menarik adalah laporan dari Setara Institute juga tentang 10 daerah yang paling intoleran di Indonesia.

Dan anda pasti kaget, ketika menemukan bahwa 6 dari 10 daerah paling intoleran di Indonesia diborong JAWA BARAT.

Catat ya : Bogor, Depok, Sukabumi, Tasikmalaya, Bekasi ( ciee ), dan Bandung ( cie ciee ).

Gile, ini namanya juara umum di kategori intoleran...

Menarik sekali bagaimana Jawa Barat dengan masyarakat Sundanya yang dikenal sangat santun agamis dan ramah, ternyata sangat Intoleran. Kutukan apa ini ??

Padahal Gubernur dan Wagubnya dikenal sebagai hamba yang sangat ikhlas...

Bahkan Gubernurnya selalu menyuruh warganya merenung ketika banjir luas melanda. Wagubnya selalu menangis ketika mendengar bahwa banyak daerah Jabar yang tidak punya MCK. Karena cintanya pada Tuhan, mereka sampai berniat ingin membangun rumah megah senilai 1 triliun rupiah untukNya supaya mau mampir disana.

Lalu kenapa malah masyarakatnya malah paling intoleran ? Apa yang salah ?

Bahkan menurut The Islah Center di Oktober 2016, beberapa LSM melakukan riset dan menemukan bahwa paling banyak kasus intoleransi itu terjadi di Jawa barat. Dan ini diamini juga oleh Wahid Institute..

Wat de pak ?? Bagaimana riset itu bisa bertentangan dengan kultur sosial masyarakat Sunda yang terkenal sangat toleran ??

"Itu Pitnah !!" Kata temanku yang orang Sunda yang tidak bisa ngomong F.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung sepanjang 2005 - 2011 ada lebih dari 350 peristiwa tindak kekerasan kebebasan beragama di sana.

Duh, lalu pada dimana ulama yang suka naik kuda dan si serak basah berada ? Apakah mereka gagal dalam membina ahlak umatnya ? Padahal dengar2 mereka bisa mengirim jutaan orang shalat Jumat di Monas..

Apa mungkin ini salah satu sebabnya ??

Laporan BPS yang dirilis Januari 2016 menunjukkan bahwa Jabar meraih piala sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Jumlahnya 2,7 juta orang.

Bahkan beda dengan Jatim yang menduduki peringkat kedua saja sebanyak 1 juta orang..

Awwww.. pantas banyak orang lapar sehingga mereka jadi beringas. Dan miskin biasanya temannya kebodohan. Bungkus dengan agama, suruh taat pada ulama dan janjikan surga.. kelar sudah tetangganya..

Apakah Jawa barat akan terus memegang piala intoleransi, yang diberi nama "The Bumi Datar's Award" ini ?

Coba kita tanyakan pada secangkir kopi..

www.dennysiregar.com

KRONOLOGIS BOIKOT WAYANG KULIT

Pada hari Jumat tanggal 20 Januari 2017, terpasang spanduk PAGELARAN WAYANG KULIT di depan gedung Arcici milik PEMDA DKI yang tertulis nama tamu undangannya yaitu bapak AHOK dan DJAROT ....

Namun apa yg terjadi setelah itu....

Keesokan harinya, beberapa pemuda membawa spanduk tandingan yg dipasang  tak jauh dari situ, bertuliskan :

1. MENOLAK DENGAN KERAS PEMUTARAN WAYANG KULIT

2. PEMUTARAN WAYANG KULIT BUKAN SYARIAT ISLAM

3. WAYANG KULIT BUKAN BUDAYA DAN AJARAN UMMAT ISLAM

***
Spanduk pertama dan ke dua bunyinya hampir sama dan nampak terdengar P*K*K...

Sejak kapan wayang kulit DIPUTAR??? Emang bioskop? Komidi puter? Gangsingan? Kitiran?

Terkesan buatnya terburu2 sehingga gak sempat menggunakan OTAK utk menyusun kata2 yg pas... maklum kaum ONTA = OTAKNYA TAK ADA ....

***
Spanduk ke 2 kalo kita cermati secara kekinian, lebih aneh lagi.... menyatakan sebuah pertunjukkan kesenian sbg sebuah pertunjukkan.yg BUKAN SYARIAT ISLAM.... sementata dirumah nya ada TELEVISI YG BERISI RIBUAN TONTONAN2 YG BUKAN SYARIAT ISLAM juga, tapi mereka pelototin seumur hidupnya....

Lagi2 OTAKNYA TAK ADA sehingga membuat spanduk yang nampak PEKOK sak pekok2e uwong...

***
Spanduk ke 3 gak kalah PEKOK nya... bahkan teramat PEKOK... yg bilang wayang kulit BUDAYA DAN AJARAN ISLAM SIAPA TONG? Engkong lo ya???

Dan sepertinya pengide kalimat di spanduk ke 3 tsb adalah orang yang lahirnya MAK CEPROT langsung ditadangin ember isi aer.... byuuurr...
Akhirnya kuping sak irunge kelebon banyu terus nggarai uteke meleleh soko kuping sak tuwek e.... jadi gak pernah tau kalo wayang kulit pernah dipake para Wali Allah utk menyebarkan agama islam di tanah Jawa ini....  maklum wong mbeler....

Begitulah sekilas inpoh dari aye nyang kagak habis pikir liat kelakuan pekokers akhir2 ini jelang pilkada DKI yg ketakutan Ahok menang satu puteran.... jadi di mana2 Ahok kudu dihalang2i dateng.... sampe2 WAYANG KULIT IKUT JADI KORBAN KEPEKOKAN MRK....

#PILIHAHOKDJAROT!!
#SayNoToTerrorism
#SayNoToRacism
#SayNoToRadicalism

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=226100024516457&id=100013493821008

Sabtu, 21 Januari 2017

TENTANG BENDERA MERAH PUTIH

Menurut Fatmawati, suatu hari, Oktober 1944, tatkala kandungannya berumur sembilan bulan (Guntur lahir pada 3 November 1944), datanglah seorang perwira Jepang membawa kain dua blok. “Yang satu blok berwarna merah sedangkan yang lain berwarna putih. Mungkin dari kantor Jawa Hokokai,” kata Fatmawati.

Dengan kain itulah, Fatmawati menjahitkan sehelai bendera merah putih dengan menggunakan mesin jahit tangan,“sebab tidak boleh lagi mempergunakan mesin jahit kaki.”

Pemberian kain sebagai bahan bendera itu agaknya berkaitan dengan pengumuman Perdana Menteri Koiso pada 7 September 1944 bahwa Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia “kelak di kemudian hari.”

Menurut Sukmawati Sukarnoputri, dikutip oase.kompas.com, 24 Juli 2011, Fatmawati menjahit sambil sesekali terisak dalam tangis karena dia tidak percaya Indonesia akhirnya merdeka dan mempunyai bendera serta kedaulatan sendiri.

Siapa perwira Jepang yang mengantarkan kain merah putih kepada Fatmawati?

Perwira tersebut adalah seorang pemuda bernama Chairul Basri. Dia mendapatkannya dari Hitoshi Shimizu, kepala Sendenbu (Departemen Propaganda).

Pada 1978, Hitoshi Shimizu diundang Presiden Soeharto untuk menerima penghargaan dari pemerintah Indonesia karena dianggap berjasa meningkatkan hubungan Indonesia-Jepang. Usai menerima penghargaan, Shimizu bertemu dengan kawan-kawannya semasa pendudukan Jepang.

“Pada kesempatan itulah ibu Fatmawati bercerita kepada Shimizu bahwa bendera pusaka kainnya dari Shimizu,” kata Chairul Basri dalam memoarnya, Apa yang Saya Ingat.

Pada kesempatan lain, waktu berkunjung lagi ke Indonesia, Shimizu menceritakan kepada Chairul Basri bahwa dia pernah memberikan kain merah putih kepadanya untuk diserahkan kepada Fatmawati. Kain itu diperoleh dari sebuah gudang Jepang di daerah Pintu Air, Jakarta Pusat, di depan bekas bioskop Capitol. “Saya diminta oleh Shimizu untuk mengambil kain itu dan mengantarkannya kepada ibu Fatma,” kenang Chairul.

Tiba saatnya proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Ketika Fatmawati akan melangkahkan kaki keluar dari pintu rumahnya terdengarlah teriakan bahwa bendera belum ada. “Kemudian aku berbalik mengambil bendera yang aku buat tatkala Guntur masih dalam kandungan, satu setengah tahun yang lalu. Bendera itu aku berikan pada salah satu yang hadir di tempat depan kamar tidur. Nampak olehku di antara mereka adalah Mas Diro (Sudiro ex walikota DKI), Suhud, Kolonel Latif Hendraningrat. Segera kami menuju ke tempat upacara, paling depan Bung Karno disusul oleh Bung Hatta, kemudian aku,” kata Fatmawati.

Setelah Sukarno membacakan proklamasi, Latif Hendraningrat dan Suhud kemudian mengerek bendera pusaka merah putih.

(Sumber: historia.id)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208317319436981&id=1424034458

Jumat, 20 Januari 2017

KEMISKINAN LESTARI DI ATAS RUBICON

Menyaksikan kuliah panjang Menkeu Sri Mulyani, rasanya seperti kembali ke bangku kuliah. Paparannya asyik dengan data dan analis yang keren.

Mbak Ani mensyaratkan, jika ekonomi Indonesia mau maju maka ada empat fokus penting yang perlu diperhatikan. Pertama adalah soal kebijakan, efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber dana. Kedua berkenaan dengan kemampuan birokrasi yang bersih, transparan dan profesional.

"Indonesia bukannya tidak punya uang, tetapi yang menjadi persoalan bagaimana mengelola uang tersebut dengan baik agar outputnya lebih maksimal," ujarnya. Dia juga menuturkan, pada 2016 ada sekitar Rp 60 triliun yang dibagikan sebagai dana desa. Ini adalah jumlah yang fantastis.

Jika proyek PNPM dengan biaya Rp 12 triliun dapat menurunkan angka kemiskinan lumayan besar, apalagi dengan dana desa yang mencapai Rp 60 triliun ini. Makanya tahun 2017 pemerintah berani memasang target angka kemiskinan menurun menjadi 9,5%, dibanding sebelumnya yang berada pada kisaran 10,7%.

Titik persoalan dana desa ini adalah bagaimana perangkat desa mampu mencitapkan geliat ekonomi di wilayahnya. Pengembangan BUMD menjadi salah satu alternatif yang memungkinkan dikembangkan. "Jangan sampai dana-dana itu justru dinikmati lingkaran elit di desa saja."

Tahun ini Presiden Jokowi sudah menetapkan fokus Indonesia pada usaha pemerataan semacam usaha memperkecil jurang perbedaan pada masyarakat. Bukan saja antara yang kaya dan miskin, juga pemerataan antar daerah, antar wilayah dan antar kepulauan.

Ini salah satunya ditandai dengan ambisi pemerintah untuk menciptakan harga BBM sama di seluruh Indonesia. Harus diakui BBM adalah menyumbang tertinggi efek inflasi. Sementara efektifitas tol laut juga akan memberikan kontribusi pada proses pemerataan ini. Kondisi Indonesia yang berupa negara kepulauan mestinya dapat diantisipasi dengan lalu-lintas pelayaran yang menyambungkan seluruh titik di tanah air.

Ketiga, menyangkut kemampuan rakyat Indonesia untuk menerima keberagaman dan berfikir terbuka. Sedangkan keempat, berkenaan dengan kualitas sumber daya manusia baik diri sisi pendidikan, keterampilan dan sikap mental.

Soal kemampuan masyarakat untuk berfikiran terbuka, mampu menerima perbedaan dan mampu memandang keluar inilah yang sekarang menjadi persoalan sosial kita. Salah satu masalahnya adalah sikap pemahaman agama yang sempit yang menyebabkan publik tidak mampu berfikir terbuka. Pada akhirnya mengembangkan sikap saling curiga.

Padahal Francis Fukuyama mensyaratkan salah satu faktor kemajuan ekonomi masyarakat ditandai dengan modal sosial berupa tingkat kepercayaan yang tinggi (trust) dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat kepercayaan dalam masyarakat (high trust society) akan semakin tinggi juga kemampuan masyarakat membangun kesejahteraannya. Demikian juga sebaliknya.

Nah, saat ini kita lihat ada sebagian orang atas nama agama terus menerus menciptakan rasa saling tidak percaya dalam masyarakat (distrust). Kecurigaan pada dunia luar, pada yang berbeda agama dan keyakinan, juga pada yang berbeda paham terus dikembangkan. Sikap itu selain menciptakan kondisi sosial yang rapuh juga, seperti kata Fukuyama, juga sebagai alat yang efektif untuk melestarikan kemiskinan.

Kita sedih karena cara mereka melestarikan kemiskinan ini dengan menggunakan isu agama. Seolah agama dijadikan semacam alat untuk tetap membuat pengikutnya menjadi miskin. Caranya dengan memperkenalkan ajaran agama yang ekslusif, merasa benar sendiri dan mudah mensesatkan orang lain. Sikap ini menjadi perusak modal sosial yang dimiliki masyarakat kita.

Serunya, sambil melestarikan kemiskinan pengikutnya para tokoh penyerunya justru hidup dalam kekayaan berlimpah. Jangan kaget jika kendaraan sejenis Rubicon, Hummer, atau Alphard menjadi hiasan biasa di rumah para tokoh ini. Mereka memperkenalkan ajaran yang terus melestarikan kemiskinan pengikutnya, di sisi lain, mereka asyik menikmati mewahnya gelimang kapitalisme.

Yang paling sial mungkin Jonru. Padahal tokoh yang satu ini tidak henti-henti meneriakkan ajaran distrust kepada pengikutnya, yang menjadi bahan baku dasar pelestarian kemiskinan. Ketika habib dan ustad lain sudah asyik di atas Rubicon atau Hummer, Jonru masih saja sibuk jualan seprei.

Nasibmu, lae...

#SayNoToRacism
#SayNoToRadicalism
#SayNoToTerrorism

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1295519177190090&substory_index=0&id=1020117881396889

Senin, 16 Januari 2017

Freeport Tunduk

PT Freeport Indonesia sepakat mengakhiri rezim kontrak yang sudah berumur 50 tahun dengan mengubah statusnya, dari Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus.

Juru bicara PT Freeport Indonesia (PTFI) Riza Pratama berharap kesediaan perusahaan untuk mengonversi statusnya dapat diikuti oleh perjanjian stabilisasi investasi.


Lokasi penambangan Grassberg di Papua yang digarap PT Freeport Indonesia - Reuters
“PTFI telah menyampaikan kesediaannya untuk konversi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus [IUPK]. Apalagi bila disertai dengan perjanjian stabilitas investasi bagi jaminan kepastian hukum dan fiskal,” katanya kepada Bisnis, Minggu (15/1).

Riza menambahkan pihaknya juga telah menyampaikan komitmen perseroan untuk membangun smelter dan segera melanjutkan pembangunannya.

Namun, sama seperti sebelumnya, semuanya akan dilakukan setelah ada perpanjangan operasi. Saat ini, perkembangan pembangunan smelter katoda tembaga PTFI di Gresik, Jawa Timur, baru mencapai 14%. Padahal, rencana awal menyebutkan smelter dengan nilai investasi US$2,2 miliar berkapasitas 2 juta ton konsentrat tersebut rampung sebelum 12 Januari 2017.

“Berdasarkan komitmen-komitmen tersebut, kami berharap pemerintah akan segera memperpanjang izin ekspor PTFI,” tuturnya.

Adapun, sejak 12 Januari 2017, ekspor mineral hasil pengolahan, termasuk konsentrat tembaga milik PTFI terhenti. Pemerintah pun akan memperpanjang masa ekspor tersebut maksimal lima tahun dengan syarat perseroan berkomitmen membangun smelter dan mengubah status pemegang Kontrak Karya (KK) menjadi IUPK.

Apabila permohonan PTFI dikabulkan dalam waktu dekat, PTFI akan menghabiskan sisa jangka waktu kontrak hingga 2021 sebagai IUPK. Setelah itu, PTFI berhak mendapat perpanjangan operasi dua kali 10 tahun, yaitu hingga 2041. Namun, tentu saja apabila disetujui oleh pemerintah.

Sumber Bisnis mengungkapkan PTFI dan petinggi Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc segera menemui pemerintah begitu PP No. 1/2017 dan Permen ESDM dikeluarkan.

Pada Jumat (13/1) mereka mengaku akan mempelajari regulasi baru. Sehari kemudian, mereka akhirnya menyatakan komitmen untuk mengikuti regulasi baru.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan baru PTFI yang bersedia mengubah statusnya menjadi IUPK. Namun, dia menegaskan pihaknya tidak dalam posisi mewajibkan pemegang KK berubah jadi IUPK.

“Itu terserah mereka, kami enggak memaksa. Akan tetapi kalau mau ekspor konsentrat, ya harus jadi IUPK dulu,” ujarnya, Sabtu (14/1).

Saat ini ada 34 pemegang KK, di antaranya PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara.

TAK LAGI SEJAJAR

Menurutnya, dengan rezim izin, posisi negara menjadi lebih kuat bila dibandingkan dengan pada saat rezim kontrak. Pasalnya, kedudukan negara dan perusahaan tidak lagi sejajar.

“Kalau sudah jadi IUPK, maka langsung tunduk pada peraturan yang berlaku, prevailing laws. Kalau tidak patuh, sewaktu-waktu izinnya bisa dicabut,” katanya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha menilai keputusan pemerintah terkait dengan perubahan KK menjadi IUPK positif karena tidak lagi berlawanan dengan UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Kesanggupan PTFI harus diikuti dengan persyaratan yang lain. Harus dihargai langkah tersebut sebagai awal yang baik,” katanya.

Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies Budi Santoso mengatakan perubahan status kontrak PTFI bisa mendorong kem bali pembangunan smelter yang sempat tertunda, yang secara tidak langsung memberikan keuntungan bagi pemerintah.

Namun, keuntungan lebih besar justru bisa diperoleh perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, terutama terkait dengan proses divestasi saham.

Berdasarkan regulasi lama, skema divestasi saham menggunakan model penggantian investasi yang telah dikeluarkan perusahaan (replacement cost).

Namun, pemerintah akan mengubah skema itu menjadi harga pasar wajar (tanpa memperhitungkan cadangan).

Selain itu, Freeport juga akan mendapatkan kepastian perpanjangan operasi setelah 2021. Apalagi jangka waktu pengajuan perpanjangan kontrak dipercepat menjadi lima tahun sebelum kontrak berakhir, dari sebelumnya dua tahun.

Soekarno, Islam di Negeri Palu Arit

Pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet, sekaligus penguasa tertinggi Negeri Tirai Besi, Nikita Sergeyevich Khrushchev, merasa sudah menang psywar terhadap rivalnya dalam perang dingin, Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy.

Ia  memiliki ide untuk mengundang Presiden Indonesia, Soekarno ke Moskow. Apalagi saat itu Indonesia berhasil menyandera pilot intelijen Negeri Paman Samuel, Allan Pope. Ia terbukti terlibat dalam pemberontakan mendukung gerakan Permesta, pada 1958.

Soekarno tidak mau melepaskan pilot bayaran yang pesawatnya ditembak TNI di kawasan Maluku. Kondisi itu dimanfaatkan oleh Kamerad Khrushchev. Setidaknya ingin menunjukkan pada raja kapitalis itu bahwa Indonesia berdiri di belakang raja komunis, Uni Soviet.

“Paduka Yang Mulia, Bung Karno. Kami mengundang Yang Mulia untuk datang ke Moskow, menjadi tamu kehormatan negara dan bangsa kami,  kata Khruschev, melalui sambungan telepon dalam bahasa Inggris, pada Januari 1961.

Dalam peristiwa yang terjadi pada 56 tahun lalu itu, Bung Karno memahami betul suasana batin Khruschev.  Ia pun tidak mau begitu saja memenuhi undangan ke Moskow.  Ia tidak ingin Negeri Pancasila terjebak dalam perang dingin. Bung Besar tidak ingin membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun, maka putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, mengajukan syarat. “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi, Paduka. Tidak boleh tidak, Kamerad.”

Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?”

Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”

Si komunis ini terheran-heran.  “Siapa pula Imam Al Bukhari?” katanya bersungut-sungut kepada ajudannya.

Tak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan khususnya untuk menemukan makam tersebut.  Setelah dicari ke sana ke mari, anak buah pemimpin Negeri Beruang Merah itu mengaku tidak menemukan makam itu.

Selang beberapa hari, ia kembali menghubungi Bung Karno, “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat?”

Di ujung telepon, Bung Karno tersenyum sinis. “Paduka, kalau tidak ditemukan, ya sudah. Saya lebih baik tidak usah datang ke negara Kamerad.”

Jawaban ‘Putra Sang Fajar’  ini membuat telinga Khrushchev memerah. Khrushchev pun kembali memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini. “Cari sampai dapat!”

Setelah mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara, tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tidak terawat. Imam Al Bukhari memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia. Ia dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.

‘Raja komunis’ itu pun dengan riang kembali menelepon Soekarno dan mengabarkan bahwa makam dimaksud sudah ditemukan, namun dalam kondisi rusak parah.  Presiden Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaiki dan merawat makam tersebut.

Jika tidak, lanjut, Bung Karno, ia menawarkan agar makam tersebut dipindahkan ke Indonesia.  Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.

Khrushchev pun memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin.  Usai renovasi, ia kembali  menghubungi Bung Karno. “Baik, saya akan datang ke negara Anda,” jawab Soekarno.

Singkat cerita, setelah mengunjungi  Moskow, pada 12 Juni 1961, Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.

Kini, setelah Uni Soviet bubar, wilayah itu menjadi bagian dari Uzbekistan. Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW.

Tidak banyak yang tahu juga kalau Soekarno ke luar negeri, ia selalu menyebut dirinya sebagai Muslim sejati kepada tuan atau puan rumahnya.  Berbicara soal KeesaanTuhan. Tuhan Yang Satu. Itulah tauhid di dalam kitab suci Al-Quran.

Ia kemukakan di depan pemimpin tertinggi Negara Komunis bahwa
Tuhan kekal abadi, sehingga seorang Muslim sejati tidak takut akan kematian. Sebab telah bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah yang disembah kaum Muslimin. Dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah.

Soekarno tidak peduli apakah Presiden Uni Soviet itu mau mendengarkan tentang keyakinannya tentang Islam atau pun tidak. Yang jelas Si Bung sudah paham apa yang ada di kepala Kamerad Khruschev tentang ajaran Marxisme, tentang simbol palu arit.

Ya, ayah kandung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, Sukmawati dan Rachmawati, memang bung piawai berpidato soal tauhid di hadapan orang-orang yang tidak beragama. Yang meragukan keesaan Tuhan.

(S. Ginting - senior jurnalis harian Republika)
#bungkarnobapakmarhaenisme

#Jasmerah
#SayNoToCommunist
#SayNoToRacism
#SayNoToRadicalism

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1410167545695089&id=100001055725625

Sabtu, 14 Januari 2017

MASYARAKAT DAYAK TOLAK KEDATANGAN SEKJEN MUI TENGKU ZULKARNAiN

Image may contain: one or more people
Wakil Sekjen MUI, Tengku Zulkarnain kembali ke tempat duduknya di pesawat yang ditumpangi, setelah mendapati belasan masyarakat suku Dayak menghadang di mulut pintu pesawat. Viva.co.id melaporkan, petinggi MUI itu sedianya berkunjung ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Tengku Zulkarnain terkenal lewat komentarnya bahwa dalam hukum Islam, penista agama seperti Ahok harus dibunuh, digantung, dipotong kaki dan tangannya atau diusir dari Indonesia.
Wasekjen MUI ini juga banyak dikecam karena cuitannya yang berisikan komentar rasis dan bernadakan Islam fundamentalis. Menurut Viva, masyarakat Dayak Kabupaten Sintang yang mayoritas pemuda, mereka geram atas pernyataan Tengku yang pernah mengatakan bahwa warga suku Dayak kafir dan tidak pantas masuk Surga. Bahkan lebih buruk dari binatang.
Para pemuda Dayak menegaskan, warga Dayak Kabupaten Sintang tidak membenci MUI, namun lebih kepada oknum, dalam hal ini Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain yang telah menghina suku Dayak.
Sementara itu berdasarkan ciutan akun twitter @borneo_w , Tengku Zulkarnain datang bersama seorang pengurus FPI dan GNPF. Mereka hendak menghadiri acara yang disebut masyarakat Dayak sebagai acara penuh provokasi umat dengan kedok Tabligh Akbar. Tujuan Tengku Zulkarnain juga ingin mendirikan GNPF-MUI untuk Kalimantan Barat.
Dalam ciutannya @borneo_w , menuduh GNPF yang dikomandoi oleh Bachtiar Nasir terlacak memberikan bantuan dana untuk pasukan teroris di Suriah. Jadi katanya akun itu, ada kaitan yang nyata antara GNPF dan jaringan terorisme internasional hingga apabila GNPF dibiarkan di Kalimantan Barat, sama artinya, membiarkan jaringan terorisme masuk Kalimantan.
Atas penolakan ini, menurut Viva co.id Tengku berserta rombongan akhirnya tidak jadi turun dari pesawat dan langsung meninggalkan Sintang menggunakan pesawat Garuda Indonesia menuju Pontianak. Selama aksi penolakan berlangsung, tidak terjadi aksi kekerasan.
Sumber :
http://nasional.news.viva.co.id/…/869797-mui-benarkan-wasek…
http://www.gerilyapolitik.com/ngeri-ustad-provokator-tengk…/
https://m.facebook.com/story.php…

Kamis, 12 Januari 2017

OPERASI SENYAP JOKOWI

Sejak lama Jokowi paham bahwa ia akan banyak digoyang, terutama ketika ia harus memberantas banyak mafia yang sudah puluhan tahun berkuasa..

Dan ada satu waktu ia harus menghadapi gejolak besar yg memanfaatkan umat Islam untuk berhadapan dengannya. Karena itu ia harus mengambil langkah2 penting dalam keputusan strategisnya..

Pertama, angkat Tito Karnavian sebagai Kapolri. Tito ini sangat strategis karena ia sangat paham gerakan Islam radikal global dan lokal. Track record Tito sejak awal memang spesialisasinya disana..

Ketika saat Jokowi digoyang dengan masuk melalui pintu penistaan agama oleh Ahok, maka kita bisa melihat betapa strategisnya peran pak Tito. Jika bukan beliau Kapolrinya, entah gimana situasi sekarang..

Kedua, bungkam aktor2 dibelakang layarnya. Cara membungkam aktor itu bukan dengan main tangkap dan penjarakan, karena itu akan memunculkan kediktatoran baru. Tapi cukup panggil mereka dan shock therapy dengan tuduhan makar.

Lihat kan sekarang, sudah pada bungkam ? Mulai dari Rachmawati sampai Ahmad Dhani sudah tidak lagi berani berkoar. Mereka tiarap semua. Perhatikan juga, kemana sekarang Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang dulu sempat berkibar ?

Ketiga dan ini yang paling penting, bunuh karakter para tokoh penggerak yang mengatas-namakan Islam. Pembunuhan karakter ini ada berbagai cara :

Satu, melalui persidangan Ahok. Dimana akhirnya persidangan itu membuka kedok bahwa mereka yang mewakili saksi itu ternyata bukan orang pintar.

Dan perlahan2 masyarakat yg kemarin terprovokasi mulai sadar bahwa mereka memihak orang yang salah. Jokowi memisahkan antara provokatornya dan masyarakat yang terprovokasi..

Kedua, laporkan mereka. Kesalahan terbesar para penggerak aksi berbaju ulama itu adalah mereka masuk perangkap strategi pemerintah. Pemerintah seakan terlihat tak berdaya dan membiarkan mereka. Dengan begitu mereka - seperti balon yang ditiup - akan membesar.

Seperti balon, jika mereka dipaksa diledakkan tentu efeknya adalah kerugian. Makanya, mereka tidak ditangkap karena jika ditangkap bukan dengan cara dan waktu yang tepat, tentu mereka akan menjadi pahlawan.

Caranya, kempeskan pelan2. Habib Rizieq yang tadinya bermimpi jadi Imam besar, sekarang panik menghadapi banyak laporan mulai penistaan Pancasila, ceramah agama, lambang di mata uang dan laporan masyarakat Sunda yg merasa terhina.

Tanpa disadari musuhnya, Jokowi membelah satu persatu kekuatan besar itu menjadi kepingan kecil yang tak berguna. Masih ingat tragedi Koalisi Merah Putih yang sekarang tanpa nama ?

Pola perang Jokowi ini seperti sudah menjadi ciri khasnya. Sama seperti ia memindahkan PKL di Solo dgn tenang. Sama seperti ketika ia menyelesaikan kisruh KPK vs Polri jilid 2.

Sama seperti ketika ia memisahkan Rizal chalid dan menyingkirkan SetNov dari kursi ketua DPR lalu mengakuisisi Golkar dan menjadikan partai yang dulu musuh besarnya itu menjadi bagian dari koalisinya.

Jokowi tipikal pembunuh senyap. Ia membiarkan orang meremehkannya, padahal disitulah sebenarnya kekuatannya.

Jika ia seorang ninja, ia tidak membunuh dengan samurai, tetapi dengan racun yang disiapkan. Ia bersahabat dengan mereka, membiarkan mereka mentertawakannya, dan tanpa sadar musuhnya mati dengan penuh kebahagiaan karena mengira sudah berhasil mengalahkannya..

Dia orang Solo, itu yang banyak orang lupakan. Ia ramah ketika orang baik padanya, dan ia tetap ramah ketika orang jahat padanya. Jokowi adalah gabungan dari visi Soekarno dan kecerdikan Soeharto dalam memerintah..

Dalam bidak catur, ia bukan raja. Karena ia tahu, raja hanya bisa berjalan selangkah, berat dengan kedudukannya. Ia menempatkan diri sebagai kuda, karena kuda mampu bergerak tanpa ada yang menghalangi jalannya. Kuda juga dianggap bukan bidak yang terkuat, karena itu ia tidak pernah menjadi ancaman nyata.

Itulah kenapa setiap main catur, pasti yang pertama kali saya incar adalah sepasang kuda. Gabungan mereka berdua itu sungguh mengerikan..

Sekarang kuda Jokowi sudah melangkah maju ke pertahanan lawan. Dan raja gendut, gempal, besar dan lamban itu sedang gemetar ketakutan karena posisinya sedang diincar..

Itulah awal dari kata, "Sampai lebaran kuda !!"

Semoga sejarah kata lebaran kuda ini bisa dimuat di Wikipedia atau situs "Did you know ?"

Saya itu bingung, entah mau seruput atau mau ketawa....

#SayNoToRacism
#SayNoToRadicalism
#SayNoToTerrorism

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1326564444073087&id=961333513929517

Selasa, 10 Januari 2017

KONSERVATISME POLITIK ANTI JOKOWI


Akhir-akhir ini, landscape dan dinamika politik di tanah air, terutama di jagad maya sangat diwarnai oleh berbagai bentuk hujatan, ujaran kebencian (hate speech), kabar bohong (hoax) dan fitnah kepada pemerintah. Dinamika ini makin kencang seiring dengan kontestasi Pilkada DKI Jakarta yang diramaikan oleh tuduhan kasus penistaan agama atas calon petahana Basuki T. Purnama (Ahok) yang mengutip surat Al-Maidah ayat 51. 

Dalam perspektif politik, cara-cara seperti itu tidak memiliki subtansi yang mencerdaskan, tapi lebih mengarah pada bentuk konservatisme politik yang cenderung menghambat kemajuan bangsa. Sikap politik demikian tidak akan mendewasakan kehidupan politik, tapi hanya akan melahirkan kemunduran dalam berdemokrasi. 

Konservatisme menurut The Palgrave Macmillan Dictionary of Political Thoughts (2007) adalah pandangan sosial dan politik yang mewujudkan sebuah kehendak untuk mempertahankan hal-hal yang telah ada, baik dalam persoalan masyarakat, ide pemerintahan ataupun praktek politik.  Dengan demikian secara umum politik konservatif mendukung sesuatu dianggap telah mapan. Pendukung politik konservatif umumnya puas dengan status quo dalam pemerintahan dan menolak prinsip-prinsip liberalisme dan demokrasi serta ide-ide progresif tentang masyarakat yang selalu berubah.

Marcus Mietzner, pakar politik Indonesia dari Australia, dalam tulisannya ““Stagnasi Demokratik Indonesia: Elit Konservatif vs Masyarakat Sipil” (2014), melihat bahwa faksi konservatif di kalangan elit sedang berusaha keras untuk menghentikan proses reformasi demokrasi. Elemen konservatif berusaha mendapatkan kembali keistimewaan-keistimewaan yang pernah mereka miliki pada masa lalu, ketimbang bergandengan tangan dengan masyarakat mendukung demokrasi. 

Para elit ini tidak hanya  muncul dalam sosok aparat negara, militer, pengusaha, operator politik dan kekuatan yang pernah berjaya di zaman Orde Baru Soeharto, tapi juga pada sosok petinggi-petinggi partai politik yang lahir pasca runtuhnya pemerintahan otoritarian, birokrat di pemerintahan dan para pemuka organisasi keagamaan arus utama dan militan.

Bagian penting dari pendapat Marcus Mietzner ini adalah kaitan oligarki politik dengan para pemuka organisasi keagamaan arus utama dan militan.  Kombinasi keduanya menjelaskan kemunculan gerakan Islam militan yang masif belakangan ini.  Namun relasi antara elit politik oligarkis dan gerakan Islam militan yang bergerak di luar sistem politik formal, tidak lagi menjadi alat politik oligarki lama semata, tapi sudah memberikan kepemimpinan politik dalam wacana dan mobilisasi massa dalam parlemen jalanan. 

Para oligarki lama yang dulu tampak sebagai “bos” itu kini harus mempertimbangkan para pimpinan Islam politik yang bergerak di luar politik formal sebagai mitra politik strategis.  Pada titik inilah kesimpulan Marcus menjadi penting, telah terjadi semacam simbiosis antara oligarki politik dengan organisasi keagamaan arus utama dan militan. 

Jejak Konservatisme Politik

Jejak konservatisme politik yang sistematis, teroganisir dan masif  antara oligarki politik dengan kelompok ormas keagamaan radikal dan politis mulai tampak bentuknya yang nyata selama pertarungan Pilpres Juli 2014. Namun bentuk awal konservatifisme itu sudah mulai muncul dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, ketika pasangan Fauzi Bowo-Nara atau “Foke-Nara” melawan pasangan Jokowi-Ahok.  Wacana SARA dimunculkan kepada Jokowi dan Ahok yang Cina dan non-muslim. Namun skalanya  masih dalam konteks Pilkada di Jakarta, belum nasional.

Dalam Pilkada DKI Jakarta 2012, isu SARA muncul ketika MUI dan  berbagai ormas Islam, PKS, PPP dan PBB menyatakan penolakan atas cagub yang tidak seakidah dan seiman.  Serangan ini ditujukan pada pasangan Jokowi-Ahok, dimana Ahok adalah penganut nasrani.  FPI DKI Jakarta mengeluarkan Maklumat yang menyatakan bahwa  Al-Qur'an dan As-Sunnah serta Al-Ijma' yang melarang umat Islam untuk menjadikan orang di luar Islam sebagai pemimpin. FPI menyatakan akan mendukung pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta periode 2012-2017 yang beraqidah Islam.  Meskipun tidak menyebut nama, jelas seruan FPI ditujukan pada Foke.

Pilkada DKI Jakarta 2012 menjadi penanda awal bahwa konservatifisme politik yang menyeret isu SARA telah menjadi wacana pertarungan politik di antara para elit di Indonesia.  Akselerasi isu SARA dan bahaya komunis/PKI menjadi semakin brutal dan terbuka dalam pertarungan Pilpres 2014. Menurut Politicawave, situs yang menjaring percakapan di media sosial, pasangan Jokowi-JK lebih banyak menjadi sasaran kampanye hitam dengan persentase 94,9 % dan 5,1 % kampanye negatif.  Sementara kampanye hitam bagi pasangan Prabowo-Hatta lebih sedikit yaitu 13,5%, sementara kampanye negatifnya mencapai 86,5% (http://www.bbc.co.uk/2014/07).

Serangan paling utama pada Jokowi bukanlah pada program-program selama menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur Jakarta. Dalam ruang pertarungan program, Jokowi sulit dikalahkan karena hampir semua program yang ditawarkan sebagain besar pernah dipraktekan dan mendapatkan respon positif dari publik. 

Pengalaman Jokowi sebagai pejabat publik membuatnya dapat menjawab tawaran program beserta langkah-langkah implementatifnya di lapangan.  Sementara Prabowo meskipun mengeluarkan jargon-jargon populis dianggap kurang punya pengalaman dalam implementasi program dan kebijakan karena belum pernah menjadi pejabat publik.

Karena dalam ruang “programatik” Jokowi lebih unggul, serangan ke arah Jokowi diarahkan ke isu bahaya komunis dan PKI dan sentimen SARA.  Operator-operator  politik “cyber army” di media sosial dan tabloid Obor Rakyat mulai memasuki arena paling brutal dan berbahaya, yaitu perang kotor dengan menyasar pada penghancuran sosok personal Jokowi dan rentan di provokasi menjadi konflik horizontal. Pondasi wacana perang kotor ini dilakukan dengan memproduksi dan menyebarkan wacana utama meliputi: (1) histeria bahaya komunis atau PKI; (2) sentimen anti-Cina; dan  (3) sentimen anti-Islam.

Propaganda Hitam

Motor utama propaganda sistematis ini dilakukan di media sosial, situs-situs Islam radikal dan paling utama adalah melalui tabloid Obor Rakyat yang di duga dicetak jutaan eksemplar.  Obor Rakyat merupakan bentuk “propaganda hitam” yang serius, terorganisir dan berbiaya besar dengan menggunakan format jurnalistik berupa tabloid 16 halaman yang distribusikan gratis ke masjid-masjid dan pesantren-pesantren mayoritas di Jawa.

Pada edisi pertama, 5-11 Mei 2014, termuat laporan utama berjudul “Capres Boneka”, dengan gambar Jokowi sedang mencium tangan Megawati di halaman muka.  Pada edisi itu juga hadir beragam artikel, dengan judul-judul yang provokatif dan mendorong kebencian terhadap umat Kristen. Sebut saja, judul “184 Caleg Non Muslim PDIP untuk Kursi DPR” dan “Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat.”  Edisi kedua terbit di awal Juni 2014 dengan halaman depan menampilkan laporan utama berjudul:  “1001 Topeng Jokowi”.   

Di dalamnya juga bertebaran rangkaian artikel yang memojokkan Jokowi, PDIP, umat Kristen dan kaum Tionghoa, dengan judul-judul antara lain: “PDIP Partai Salib”, “Jejak Hitam di Era Mega” dan “Pria Berdarah Tionghoa Itu Kini Capres”. Pada edisi ketiga yang terbit 16 Juni 2014 mengambil tema yang tidak kalah ngeri, “Periksa! DNA Jokowi, Iriana, dan Si Sulung”.  Obor Rakyat jelas berusaha mengarahkan pembaca kalangan pesantren dan masjid untuk menolak Jokowi, bukan karena kualitasnya tapi karena tuduhan bahwa Jokowi adalah bagian dari konspirasi “Kristen-Cina” untuk menghancurkan Islam.

Selama Pilpres upaya adu domba dengan mengatasnamakan agama antara Jokowi dengan umat Islam juga marak.  Isu ini berawal dari fitnah bahwa Jokowi adalah orang Kristen dan didukung oleh orang Kristen untuk melakukan kristenisasi.  Fitnah ini beredar melalui media sosial dan media online kaum “kanan radikal.”  Namun isu kristenisasi ini gagal total memprovokasi konflik horisontal karena keterlibatan ormas Islam moderat yang mendukung Jokowi dan tokoh-tokoh Islam untuk menentang kampanye kotor tersebut.

Bahkan perdebatan ide “Revolusi Mental” Jokowi yang bermula dari artikel Jokowi di sebuah koran nasional, tidak dilawan dengan konsep tandingan atau kritik yang konseptual, namun dimasukan dalam propaganda hitam “bahaya komunis”. Isu ini cepat digoreng di berbagai media sosial dan situs “anti Jokowi” dengan mengatakan istilah “Revolusi Mental” pertama kali dipopulerkan oleh Bapak Sosialis-Komunis Dunia, Karl Marx.  Istilah “Revolusi Mental” juga dihubungkan dengan Partai Komunis Cina (PKC) dan pimpinan PKI, DN Aidit.

Kini, dengan makin kuatnya posisi politik Presiden Jokowi baik di pemerintahan, partai politik dan DPR membuat oposisi menjadi tidak menggigit dan lemah. Karena itu “memaksakan” konsesi politik melalui “politik formal” di parlemen dan pemerintahan yang makin kuat, sulit dilakukan.  Soliditas pemerintahan Jokowi secara politik serta kepuasan publik yang makin meningkat, membuat lawan-lawan politik Jokowi kembali menciptakan amunisi serangan baru melalui isu tradisionil dan kampanye hitam ala Obor Rakyat yang menemukan momentum ketika Ahok dijadikan tersangka dalam kasus penistaan agama. ***

----------------
Penulis : Eko Sulistyo
Penulis adalah Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden.

Sumber: Media Indonesia, 10/1/2017.

Mobilisasi Kebencian Salman Taseer

Mobilisasi Kebencian: Salman Taseer adalah bekas gubenur propinsi Punjab di Pakistan. Dia diangkat menjadi gubernur tahun 2008. Dia dibunuh tahun 2011. Penyebabnya adalah karena dia menentang hukum penistaan agama yang amat keras di Pakistan. Penentangan itu dia ucapkan dalam satu talk-show di TV lokal.

Kasus penistaan agama ini bermula dari hal yang sangat sehari-hari. Adalah sekelompok perempuan desa sedang memanen bersama. Salah satu dari perempuan itu adalah Aasiya Noreen atau yang kemudian lebih dikenal dengan nama Asia Bibi. Kebetulan pula, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan suaminya buruh pembuat batu bata ini, beragama Kristen (Katolik). Sebagaimana umumnya kaum Kristen di Pakistan dan Asia Selatan, mereka berasal dari kelas dan kasta terendah.

Kejadiannya berawal dari sesuatu yang sangat sepele. Bibi minum dari gelas yang sama dengan perempuan-perempuan lain yang Muslim. Terjadilah percekcokan karena mereka yang Muslim menganggap Bibi yang bukan Muslim itu kotor, sehingga tidak boleh minum dari gelas yang sama dengan mereka. Hingga disinilah muncul percekcokan, dan itu berubah menjadi soal agama. Dalam adu mulut Bibi dituduh mengatakan sesuatu yang menghina Nabi. Otomatis, ini adalah soal penghinaan dan penistaan  agama. Di Pakistan, hal yang demikian ini juga berarti surat kematian yang sudah ditandatangani.

Kasus ini memancing kemarahan yang meluas di masyarakat Pakistan. Provokasi terjadi dimana-mana. Mereka yang merasa saleh merasa terhina kesalehannya. Mereka yang taat pada Tuhan, yang sesungguhnya menganjurkan untuk tidak boleh membunuh, justru merasa perlu untuk membunuh. Demi membela Tuhan!

Bibi pun diadili. Seperti kehendak masyarakat luas, pengadilan pun menghukum mati dirinya karena melakukan penistaan terhadap agama.

Kekerasan pun meledak dimana-mana. Seorang menteri untuk urusan minoritas yang kebetulah beragama Kristen, Shahbaz Bhatti, dibunuh. Demikian juga Salman Taseer. Gubernur Punjab ini mengajukan petisi agar Asia Bibi dibebaskan.

Taseer dibunuh ketika dalam perjalanan keluar makan siang bersama temannya. Pembunuhnya adalah pengawalnya sendiri, Malik Mumtaz Qadri, yang menghujani dia dengan 27 kali tembakan memakai AK-47.

Proses pengadilan Malik Mumtaz Qadri pun berbelit. Dia lama tidak ditahan. Namun akhirnya pengadian memutuskan dia dihukum mati. Pada tanggal 29 Pebruari kemarin, Malik Mumtaz Qadri akhirnya menjalani hukuman mati.

Reaksi publik Pakistan sangat mengejutkan. Ratusan ribu orang turun ke jalan untuk mengiringi pemakaman Malik Mumtaz Qadri.

Aatish Taseer, putra salman Taseer, kemudian menulis sebuah esei di New York Times tentang pemakaman pembunuh ayahnya itu. Ini adalah salah satu prosesi kematian paling besar di Pakistan setelah Benazir Bhutto dan si Bapak Pakistan, Muhammad Ali Jinah.

Sekaligus ini mungkin adalah prosesi kematian terbesar untuk seorang pembunuh. Orang-orang ini, demikian keluh Aatish Taseer, "terdorong bukan oleh cinta mereka kepada yang mati namun kebencian mereka kepada yang dibunuh."

Disini kita melihat sebuah kasus dimana negara berusaha tegak dengan akal sehatnya, yakni menghukum mati dia yang membunuh. Namun, sebagina masyarakat Pakistan memiliki kehendak lain. Untuk mereka, hukum haruslah mendukung kebencian mereka. Inilah yang mereka pertunjukkan dengan mobilisasi kebencian besar-besaran.

Haruskah kita bersyukur bahwa hal seperti ini tidak terjadi di Indonesia? Hei, siapa bilang tidak terjadi? Seperti di Pakistan, di sini pun kita melihat para politisi -- termasuk politisi yang berjubah agamawan -- sibuk memobilisasi kebencian. Kita terluka ketika kita diberitahu oleh para politisi itu bahwa agama kita dinistakan. Kita marah dan menumpahkan amarah itu menjadi kebencian yang teramat sangat.

Namun kita lupa bahwa ada yang berpesta pora dengan kemarahan dan kebencian kita itu!

http://www.nytimes.com/2016/03/13/opinion/sunday/my-fathers-killers-funeral.html?action=click&pgtype=Homepage&clickSource=story-heading&module=opinion-c-col-right-region&region=opinion-c-col-right-region&WT.nav=opinion-c-col-right-region

Tulisan ini telah diposting sebelumnya pada 12 Maret 2016. Dimuat kembali dengan editing seperlunya untuk menyesuaikan dengan konteks kekinian.

Photo: Reuters

Jumat, 06 Januari 2017

SURAT TERBUKA HABIB ACIN MUHDOR UNTUK HABIB RIZIEQ, DKK.

GREATER, Jakarta - Yang terhormat saudaraku Rizieq Sihab!

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa pernyataan dan aksi-aksi Anda bisa menyulitkan posisi banyak habib di pelosok-pelosok yang tidak tau apapun tentang pilgub DKI dan agenda-agenda organisasi Anda ?

Mungkin Anda merasa benar dengan tindakan-tindakan anda, dan itu hak anda, tapi itu bukan alasan yang bisa dijadikan dasar untuk mengabaikan efek-efek negatif yang dirasakan oleh habib-habib yang tidak berpandangan seperti Anda, itu pun hak mereka.

Pernahkah Anda berpikir bahwa cara santun dan lembut lebih mengundang simpati yang lebih luas demi mencapai tujuan-tujuan yang Anda harapkan. Karena itu Anda perlu melakukan evaluasi dan berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih bijak dari Anda tentang metode-metode yang efektif dalam berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan yang anda anggap benar.

Itu tidak mengurangi kehormatan Anda sebagai Imam besar di organisasi Anda. Justeru hal itu menunjukkan kerendahan hati yang selama ini menjadi ciri habib.

Pelajari biografi Habib Husein Luar Batang, Embah Priok, Habib Kuncung, kiyai² NU yg penuh kesederhanaan dan mengembleng umatnya meragkul umatnya dgn kedamaian penuh kasih sayang dan habib besar lainnya yang menjadi icon budaya sekaligus keagamaan bagi masyarakat Jakarta dan indonesia terutama kaum Betawi. Saya bisa pastikan, mereka tidak pernah melakukan mobilisasi dan aksi-aksi penentangan secara frontal.

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa ada kemungkinan salah dalam tindakan Anda ? Apa yang Anda yakini benar, belum tentu benar menurut orang lain. Munculnya aneka macam mazhab dan pandangan ulama yang berbeda-beda sepangjang sejarah umat Islam membuktikan pentingnya membangun dialog guna mendengar pendapat orang lain dan meninjau kembali pendapat sendiri bila terbukti salah atau tidak diterima oleh mayoritas.

Anda tidak mewakili wahyu. Pandangan anda relatif. Pandangan-pandangan Anda meski didasarkan pada ayat atau riwayat, tetaplah hanya satu dari banyak penafsiran. Karena itu, tradisikan mendengar dan mengunjungi ulama-ulama yang lebih tua, lebih matang, lebih bijak meski mungkin berbeda pandangan dengan Anda, agar pilihan pandangan Anda lebih variatif dan fleksibel.

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa ucapan dan pilihan kata yang terlontar itu tidak akan bisa dianulir karena tidak semua telinga yang mendengar bisa memahaminya dengan tepat,  baik itu Penghinaan, hatespeech, pemelesetan nama dan kata-kata yang bisa diartikan sebagai pernyataan rasial justeru bertentangan dengan tujuan-tujuan mulia Anda.

Indonesia adalah mozaik ragam etnis, budaya, keyakinan, bahasa, tradisi dan lainnya. Jakarta adalah miniaturnya. Di dalamnya ada aneka etnik; Betawi, Jawa, Batak, Padang dan lainnya. Di dalamnya pula ada agama-agama dan keyakinan-keyakinan yang berbeda; Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Sadarlah, bahwa yang berkerumun saat Anda berorasi tidak lebih dari 10% warga Jakarta.

Surat ini saya tulis karena rasa hormat saya dan optimisme saya bahwa Anda akan berlapang dada untuk menerima kritik konstruktif dari seorang yang tidak punya kepentingan apapun, baik pro maupun kontra dengan Anda.

Tentu anda berhak menerima atau menolak kritik saya, tapi itu tidak penting. Yang penting bagi saya adalah membuktikan kepada warga Jakarta dan Rakyat Indonesia secara umum bahwa Habib tidak direpresentasi oleh satu sosok saja.

Demikian surat yang saya tulis dengan tujuan baik ini. Semoga Allah SWT menganugerahkan hidayah dan taufiqNya kepada kita semua..Amin.

Terimakasih.

Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera untuk kita semua.

(Acin Muhdor)

Kamis, 05 Januari 2017

Upaya Terselubung Islam "Anyaran" Dirikan Khalifah Daulah Islamiyah:



1. Siapa di Indonesia yg tak kenal @NahdlatulOelama dan Muhammadiyah? Di atas kertas, merekalah dua organisasi Islam terbesar di RI.

2. Sekitar 85 juta umat Islam di Indonesia adalah NU, dan 50 juta Muhammadiyah. Artinya, sekitar 65 % seluruh penduduk muslim Indonesia.

3. Ini jumlah yg besar, tp dlm kenyataannya, tampaknya 135 juta anggota NU dan Muhammadiyah hanya sebatas besar di angka statistik semata.

4. Buktinya? Lihat bagaimana NU dan Muhammadiyah tidak bsa lagi memegang kepemimpinan ummat.

5. Ummat justru dikendalikan oleh pergerakan Islam Trans-Nasional yg di Indonesia telah menjelma dlm wujud Islam “anyaran/baru”.

6. Mereka adalah penerus gagasan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tharir yg ingin mendirikan Khalifah Daulah Islamiayah.

7. Pelan2, mereka terus menggerus kepemimpinan NU dan Muhammadiyah yg masih setia dengan Pancasila dan NKRI.

8. Knp itu bisa terjadi? Krn kelompok Islam "anyaran" itu justru dibiarkan tumbuh subur di era SBY (2004-2014).

9. Dlm 10 th itu,kelompok Islam Trans-Nasional banyak dapatkan ruang hidup,dapatkan subsidi dan juga difasilitasi utk tumbuh.

10.Dengan cara itu, kelompok Islam Trans-Nasional makin besar.Mereka mulai motong kaki NU dan Muhammadiyah di Mesjid, pengajian, dan sekolah.

11. Awalnya Islam Trans-Nasional hanyalah kelompok kecil yg mulai hadir pd era tahun 1970-an.

12. Di era Orde Baru mereka masih tiarap, tapi setelah reformasi mereka mulai unjuk gigi.

13. Melihat tren ini, SBY justru membiarkan kelompok ini utk bergerak dan mengakomodasi mereka utk memperkuat kekuasannya.

14.Akhirnya, kelompok trans nasional tumbuh, bantuan asing dari timur tengah, dana Wahabi mengalir deras bersamaan dengan fasilitasi dari SBY.

15. Selama 10 tahun cukup untuk mereka membesar dengan dana asing yang tidak ber-seri (sangat banyak)

16. Mari kita lihat satu-persatu para Islam Trans-Nasional yg mulai membuat NU dan Muhammadiyah gigit jari.

17. Pertama, Ikhwanul Muslimin atau yang sering dikenal dengan nama Moslem Brotherhood kalau di luar negeri.

18. Didirikan di Mesir pada Maret 1928, saat ini mereka menyebar di 70 negara dengan menggunakan methode Halaqah.

19. Gerakan Ikwan terbelah mjd dua arus utama: Ikhwan Tarbiyah yg menjadi cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera.

20. Serta Ikhwan Jihad yg gunakan kekerasan yg jadi embrio Jamatul Muslimin, Jama’ah Islamiayah dan Jamaah Jihad yg berujung pd Al Qaeda.

21. Di Indonesia, Ikhwanul Muslimin dideklarasikan tahun 1994, lebih banyak gerak di kelompok Tarbiyah SMA dan Perguruan Tinggi (LMD/ LDK).

22. Setelah reformasi, mereka berubah bentuk jadi Komite Aksi Muslim Indonesia, lalu berubah jadi Partai keadilan dan selanjutnya jadi PKS.

23. Tujuan utama Ikhwan Tarbiyah yaitu membentuk Daulah Islamiyah dengan cara non kekerasan.

24. Mereka manfaatkan instrumen demokrasi dg dirikan partai dan merebut kursi di Parlemen untuk wujudkan cita2 Daulah Islamiyah.

25. Mereka turut bentuk jaringan Ikhwan Tarbiyah seluruh dunia, yaitu The International Forum for Islamic Parliaments (IFIP).

26. IFIP pernah adakan pertemuan di Indonesia tahun 2007 di Jakarta, bahkan Jakarta ditetapkan sbg Sekretariat IFIP.

27. Waktu itu SBY dengan bangga membuka acara IFIP di Jakarta m.tempo.co/read/news/2007…

28. Sedangkan Ikhwan Jihadi atau Ikhwan sayap radikal muncul di Indonesia setelah dipicu oleh perang Afghanistan.

29. Dan gerakan ini menemukan bahan baku pada aktivis Darul Islam Indonesia (DII). Kelompok ini jg dirikan Jammaah islamiyah (JI) pada 1991.

30. Tujuan utamanya: Mendirikan Khilafah Islamiyah dengan menggunakan metode kekerasan

allaboutwahhabi.blogspot.co.id/2011/09/

31. Kedua, adalah Hizbut Tahrir yg menolak konsep demokrasi dan menekankan tentang paham kekhalifahan.

32. HTI jelas tidak menerima NKRI dan Pancasila HTI jg tidak mau hormat bendera merah-putih

http://www.muslimedianews.com/2014/08/ustadz?m=1

33. Metode perjuangan HTI adalah kaderisasi, sosialisasi dan merebut kekuasaan.

34. Gerakan HT di Indonesia berawal dari aktivis masjid kampus Mesjid Al-Ghifari, IPB Bogor yg disebarkan melalui halaqah2.

35. Kader-kadernya HTI aktif melakukan sosialisasi dan kaderisasi dengan memanfaatkan Masjid2.

36. Sejalan dengan gerakan Tarbiyah, mereka juga lakukan kaderisasi ke sekolah dan kampus-kampus, selain mengajak ke pengajian HT Indonesia.

37. Karakter dari HTI : angkat isu struktural dan global, bahaya kapitalisme, dominasi USA serta sistem ekonomi dan politik alternatif.

38. Jawaban mereka (HTI) hanya satu: ganti NKRI dengan sistem Khalifah,Bagi mereka Khalifah adalah harga mati!!!

39. Ketiga adalah gerakan Salafi Dakwah dan Salafi Sururi yg berkembang dengan bantuan dana pemerintah Arab Saudi.

40. Awalnya mereka adalah alumni Lembaga Ilmu pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA)Perkembangan mereka berbasis pesantren.

41. Keempat adalah Syiah yg berkembang setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979 dan menyebarnyanya alumnus Qum.

42. Di Indonesia muncul dua organsiasi Syiah: pertama, Lembaga Komunikasi Ahlul Bait yg merupakan wadah alumni Al Qum.

43. Organisasi kedua tergabung dalam IJABI yg lebih berkiblat ke Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah.

44. Pengikut Syiah keturunan Arab lakukan bertaqiyah (sikap menyembunyikan diri)Jaringan Syiah yg kuat ditemukan di Jatim dan Pekalongan.

45. Di era SBY, perkembangan Syiah dianggap ancaman ol kelompok Sunni termasuk Tarbiyah dan HTI krn Iran sangat mengganggu kepentingan Arab Saudi.

46. Inilah yg membuat kelompok Wahabi justru menyerang kelompok Syiah dan Ahmaddiyah.

47. Skali lg demi dukungan, menyingkirkan NU dan Muhammadiyah, maka jaringan SBY fasilitasi konflik Sunni-Syiah ini.

48. Kelima adalah Jamaah Tablig juga masuk kategori gerakan trans-nasional.

49. Jamaah Tablig ini berpusat di perkotaan dan bersifat non-politis. Anggotanya kurang lebih 20.000 orang.

50. Dlm 10 tahun di era SBY, gerakan Islam Trans-Nasional banyak menggerogoti basis2 organisasi massa.

51. Masjid2 NU dan Muhammadiyah mulai dikuasai oleh Ikhwan dan HTI. Jemaah Tabliq menggerogoti beberapa basis penting NU di perkotaan.

52. Sedangkan gerakan Salafi mengambil jemaah @NahdlatulOelama puritan dg pendekatan pesantren.

53.jadi strategi kuasai Mesjid dr kelompok Trans-Nasional relatif berhasil Dengan cara itu mereka menguasai Marbot,takmir sampai pendakwah.

54. Aktivitas mesjid digunakan untuk halaqah para Ikhwan dan HTI.

55. Selain itu para Ikhwan Tarbiyah (PKS) dan HTI aktif juga bergerak di sekolah dan perguruan tinggi.

56. Mereka masuk melalui dua cara: pertama, melakukan kaderisasi yg sangat agresif di forum Kerohanian Islam (Rohis).

57. Kader2 mereka aktif mendekati pelajar dan mahasiswa dengan pendekatan emosional, empati dalam Liqo.

58. Dan selanjutnya mengajak bergabung dlm Halaqah Jaringan kaderisasi seperti bergerak berjenjang dalam model sel-sel kecil.

59. Tentu ini mengherankan karena model kerja sel kecil ini awal muasalnya diciptakan oleh komunis internasional.

60. Pdhl kita tahu, kelompok Islam Trans-Nasional gaungkan anti-komunis, tapi cara penguatan jaringan ala komunis ternyata mereka pakai juga.

61. Dg kaderisasi di perguruan tinggi, gerakan Tarbiyah pelan2 masuk ke sektor negara jadi PNS, anggota TNI, Polri dan profesional.

62. Di era SBY mereka juga menikmati fasilitasi beasiswa dan tugas belajar ke luar negeri.

63. Di luar negeri mereka aktif membangun jaringan dan semakin terbentuk setelah kembali ke tanah air Joxzin Jogja.

64. Mereka kemudian mulai menguasai Mesjid kementerian/BUMN dengan pendakwah dari kader Tarbiyah dan HTI.

65. Dakwah lain yg dikembangkan adlh melalui media dan medsos Kelompok ini aktif mengisi acara dakwah di TV maupun radio @RRI TVRI Nasional.

66. Di era SBY mereka diberi ruang gerak karena SBY mengangkat Menteri Kominfo yang kader PKS @tifsembiring.

67. Dengan penguasaan kementerian Kominfo oleh Tarbiyah, mereka mengendalikan media resmi seperti TVRI, RRI dan Antara.

68. Dan menempatkan kader mereka di posisi eselon 1 sampai 3 untuk jaga kontrol internet dan medsos.

69. Mereka juga agresif menyediakan jasa Ustad-Ustad untuk mengisi pengajian-pengajian komunitas Islam.

70. TV yg memerlukan penceramah agama juga disediakan oleh mereka secara gratis Dan juga melakukan dakwah melalui pengajian di radio2.

71. Di media sosial mereka juga berjaya Pendekatan pada generasi muda dilakukan melalui media sosial baik WA Groups, BBM maupun SMS.

72. Hal ini membuat metode dakwah dari @NahdlatulOelama dan @muhammadiyah menjadi ketinggalan kereta.

73. Bahkan para Islam Trans-Nasional sudah membentuk pasukan dunia maya (cyber army) di medsos.

74. yg bukan hy sebarkan dakwah ala Tarbiyah dan HTI tapi jg sebarkan fitnah dg bungkus dalih agama untuk mulai serang kelompok lawan mereka.

75. Kelompok Trans nasional terutama Ikhwan dan HTI mulai ubah strategi dg membuat aliansi strategis antar kelompok Islam dg berbagai nama.

76. Bisa menggunakan Forum Umat Islam (FUI) ataupun Front-front Aksi yg bersifat taktis seperti GNPF-MUI.

77. Dengan cara itu, mereka tidak terkungkung oleh dominasi kepemimpinan @NahdlatulOelama dan @muhammadiyah.

78. Upaya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah juga dilakukan SBY dengan membentuk Majelis Dzikir Nurussalam.

79. Dg bentuk kelompok ini, SBY ingin punya kendali langsung atas massa Islam tanpa harus bernegoisasi dg NU dan Muhammadiyah.

80. Cara ini jg berkembang sejalan dg tren maraknya Habib dirikan kelompok Dzikir yg pengikutnya ribuan.

81. Kegiatannya sekilas hanya berdizikir, namun dengan acara itu, bisa jadi ajang baru untuk melakukan konsolidasi massa terutama anak2 muda.

82. Alasan itu yg melatar belakangi SBY memobilisasi Majelis Dzikir Nurussalam yg dipimpin oleh Utun Tarunadjaja pada thn 2000.

83. Yayasan Majelis Dzikir Nurussalam disebut sebagai mesin politik dan mesin uang tim sukses SBY nasional.

http://m.inilah.com/news/detail/25

84. Kelompok Trans-Nasional melanjutkan aksinya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah.

85.Dengan cara merebut kepengurusan organisasi fatwa seperti Majelis Ulama Indonesia.

86. Dengan menancapkan pengaruh di MUI maka mereka bisa memberikan legitimasi pada aksi yg dipakai dengan bekal fatwa MUI.

87.Mereka memanfaatkan kelengahan NU dan Muhammadiyah pasca berpulangnya KH Sahal Mahfud.

88.Dien Syamsudin dan KH Mahruf Amin yg menggantikan Sahal Mahfud justru lebih bersikap oportunis pada kelompok Trans-Nasional.

89.Dua orang pengganti Sahal ini dikenal punya nafsu politik yg tinggi dan sptnya rela meninggalkan Muhammadiyah dan NU demi posisi politik.

90.Dengan penguasaan MUI ditambah dengan terbentuknya Front aksi, maka kelompok Trans-Nasional berhasil merebut kepemimpinan umat Islam.

91.kelompok Trans-Nasional berhasil merebut kepemimpinan umat Islam dari NU dan Muhammadiyah, serta bisa kendalikan agenda politik keumatan.

92.Ini yg jelaskan knapa kelompok Trans-Nasional setir ummat utk kep. politik ideologi, yakni terwujudnya Daulah Islamiyah dan Kekhalifahan.

93. Berbagai cara mereka gunakan untuk menguji kepemimpian mereka (kelompok islam trans-nasional).

94.Mulai safari Maulid Nabi ke berbagai daerah, salat subuh berjamaah sampai dengan pengumpulan dana untuk bergerak.

95.Terakhir ada upaya untuk kumpulkan dana untuk danai kelompok teroris di Suriah cnnindonesia.com/nasional/2016.

96.Demi persatuan aksi Daulah Islamiyah dan Kekhalifahan, para Islam Trans-Nasional terpaksa mau terima Rizieq sebagai pemimpin gerakan.

97.Walaupun kelompok islam trans-nasional ini tahu, bahwa Rizieq FPI dibesarkan oleh elit tentara.

98.Tapi mereka tahu jg tahu kelemahan Rizieq yg mudah dibeli oleh elit politik dan punya sejumlah “cacat” yg bs stiap saat utk disingkirkan.

99.@syihabrizieq didorong-dorong masuk perangkap makar Setelah itu gantian kelompok Ikhwan dan HTI yg akan memimpin.

100.Kelompok islam trans-nasional sudah siap mengganti Pancasila dan NKRI dengan Negara Khalifah Daulah Islamiyah.

101.Sekali lagi, kepemimpinan NU dan @muhammadiyah semakin jauh disisihkan secara sistematis.

102.Entah apakah NU dan Muhammadiyah merasa “tertampar” dengan berbagai aksi Islam Trans-Nasional belakangan.

103.Atau mungkin NU dan Muhammadiyah msh blm sadari ini? Mereka masih mrasa posisinya aman walau nyatanya sdh berdiri di atas batang lidi?

104. Ketika kepemimpinan NU dan Muhammadiyah jatuh, maka jatuh pula NKRI dan sangat mudah digantikan dg Negara Khilafah Daulah Islamiyah.

105. Semoga kita Indonesia masih bisa berharap munculnya kembali kepemimpinan ummat Islam di tangan Nu dan Muhammadiyah demi tegaknya NKRI.

Terimakasih semua saudara sebangsa setanah Air.JANGAN PERNAH LELAH MENCINTAI KERAGAMAN DALAM BALUTAN NKRI.kita harus jeli membaca berita dan kita harus bersatu melawan penghianat negara.

SEBARKAN!!!