Selasa, 03 Januari 2017

Tsamara Amany Alatas relawan ahok

Namanya Tsamara Amany Alatas. Dia anak muda Indonesia, 19 tahun, kuliah di Universitas Paramadina, keturunan Arab.
Dia relawan  pendukung Ahok.
Saya memperoleh teks penuturan Tsamara tentang mengapa ia mendukung Ahok dari seorang teman FB.
Berikut ini penuturannya.

'Saya keturunan Arab, saya dukung Ahok'

"Terlepas saya keturunan Arab, saya adalah warga negara Indonesia, begitu juga dengan Pak Ahok. Terlepas dari latar belakangnya yang keturunan Tionghoa, saya mendukung Pak Ahok karena dia memiliki integritas, bersih, berani, dan memiliki program-program yang membantu kesejahteraan warga Jakarta,.

Saya rasa sudah tidak perlu dimasalahkan lagi latar belakang etnisnya, agamanya, sukunya, atau parasnya.

Karena kita semua warga negara Indonesia, dan dasar negara kita adalah Pancasila. Kita sudah melupakan soal suku, agama, etnis, golongan.

Yang tersisa adalah bahwa kita adalah sama-sama warga negara Indonesia.

Tentu saja, di kalangan komunitas Arab, sepertinya ada perasaan syok: Kenapa keturunan Arab mau memilih seorang etnis Tionghoa.

Di sini kita harus memiliki keterbukaan pikiran. Kita, sebagai anak muda, harus berani meninggalkan fanatisme buta atas golongan.

Ini tidak berarti saya meninggalkan kecintaan saya sebagai keturunan Arab. Tapi, tetap saja, harus diingat bahwa kita lahir di bumi Indonesia. Kedudukan kita sama dengan etnis lainnya.

Jadi tidak penting lagi membicarakan lagi apakah saya beretnis Arab, Tionghoa, India.

Tentang adanya imej yang mengaitkan komunitas keturunan Arab dengan gerakan kekerasan atas nama agama, saya kira itu stereo type. Kasus seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia.

Jika pun ada, itu oknum yang mengatasnamakan orang-orang Arab. Saya yakin, mayoritas keturunan arab di Indonesia menolak adanya terorisme seperti ISIS atau al-Qaidah.

Kebanyakan dari mereka (sebagian) sejalan dengan NU, karena mazhabnya sama. Jadi menurut saya itu adalah orang-orang tertentu yang memperburuk citra orang Arab sehingga digeneralisasi seolah-olah seluruh Arab sama.

Padahal, sejujurnya, setiap etnis, golongan, selalu ada oknum yang tidak bertanggungjawab.

Memang di kalangan Arab, ada yang mengatakan, perempuan dilarang keluar rumah. Tapi sekarang zaman sudah berubah. Islam itu agama dinamis.

Saya adalah orang Arab yang terbuka, bisa pergi kemana saja, dan di sisi lain saya tidak meninggalkan keluarga.

Soal pernikahan sesama golongan, sah saja, tetapi ini tidak berarti kemudian anti terhadap golongan lain."

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=10154263200992817&id=687807816&set=a.65117617816.67336.687807816

Tidak ada komentar:

Posting Komentar