Jumat, 06 Januari 2017

SURAT TERBUKA HABIB ACIN MUHDOR UNTUK HABIB RIZIEQ, DKK.

GREATER, Jakarta - Yang terhormat saudaraku Rizieq Sihab!

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa pernyataan dan aksi-aksi Anda bisa menyulitkan posisi banyak habib di pelosok-pelosok yang tidak tau apapun tentang pilgub DKI dan agenda-agenda organisasi Anda ?

Mungkin Anda merasa benar dengan tindakan-tindakan anda, dan itu hak anda, tapi itu bukan alasan yang bisa dijadikan dasar untuk mengabaikan efek-efek negatif yang dirasakan oleh habib-habib yang tidak berpandangan seperti Anda, itu pun hak mereka.

Pernahkah Anda berpikir bahwa cara santun dan lembut lebih mengundang simpati yang lebih luas demi mencapai tujuan-tujuan yang Anda harapkan. Karena itu Anda perlu melakukan evaluasi dan berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih bijak dari Anda tentang metode-metode yang efektif dalam berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan yang anda anggap benar.

Itu tidak mengurangi kehormatan Anda sebagai Imam besar di organisasi Anda. Justeru hal itu menunjukkan kerendahan hati yang selama ini menjadi ciri habib.

Pelajari biografi Habib Husein Luar Batang, Embah Priok, Habib Kuncung, kiyai² NU yg penuh kesederhanaan dan mengembleng umatnya meragkul umatnya dgn kedamaian penuh kasih sayang dan habib besar lainnya yang menjadi icon budaya sekaligus keagamaan bagi masyarakat Jakarta dan indonesia terutama kaum Betawi. Saya bisa pastikan, mereka tidak pernah melakukan mobilisasi dan aksi-aksi penentangan secara frontal.

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa ada kemungkinan salah dalam tindakan Anda ? Apa yang Anda yakini benar, belum tentu benar menurut orang lain. Munculnya aneka macam mazhab dan pandangan ulama yang berbeda-beda sepangjang sejarah umat Islam membuktikan pentingnya membangun dialog guna mendengar pendapat orang lain dan meninjau kembali pendapat sendiri bila terbukti salah atau tidak diterima oleh mayoritas.

Anda tidak mewakili wahyu. Pandangan anda relatif. Pandangan-pandangan Anda meski didasarkan pada ayat atau riwayat, tetaplah hanya satu dari banyak penafsiran. Karena itu, tradisikan mendengar dan mengunjungi ulama-ulama yang lebih tua, lebih matang, lebih bijak meski mungkin berbeda pandangan dengan Anda, agar pilihan pandangan Anda lebih variatif dan fleksibel.

Pernahkah terlintas di benak Anda bahwa ucapan dan pilihan kata yang terlontar itu tidak akan bisa dianulir karena tidak semua telinga yang mendengar bisa memahaminya dengan tepat,  baik itu Penghinaan, hatespeech, pemelesetan nama dan kata-kata yang bisa diartikan sebagai pernyataan rasial justeru bertentangan dengan tujuan-tujuan mulia Anda.

Indonesia adalah mozaik ragam etnis, budaya, keyakinan, bahasa, tradisi dan lainnya. Jakarta adalah miniaturnya. Di dalamnya ada aneka etnik; Betawi, Jawa, Batak, Padang dan lainnya. Di dalamnya pula ada agama-agama dan keyakinan-keyakinan yang berbeda; Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Sadarlah, bahwa yang berkerumun saat Anda berorasi tidak lebih dari 10% warga Jakarta.

Surat ini saya tulis karena rasa hormat saya dan optimisme saya bahwa Anda akan berlapang dada untuk menerima kritik konstruktif dari seorang yang tidak punya kepentingan apapun, baik pro maupun kontra dengan Anda.

Tentu anda berhak menerima atau menolak kritik saya, tapi itu tidak penting. Yang penting bagi saya adalah membuktikan kepada warga Jakarta dan Rakyat Indonesia secara umum bahwa Habib tidak direpresentasi oleh satu sosok saja.

Demikian surat yang saya tulis dengan tujuan baik ini. Semoga Allah SWT menganugerahkan hidayah dan taufiqNya kepada kita semua..Amin.

Terimakasih.

Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera untuk kita semua.

(Acin Muhdor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar