Sabtu, 02 September 2017

SKANDAL SARACEN BISA MENGUBAH SEJARAH

By : Herry Tjahjono, rakyat NKRI.

Skandal Watergate yang menggemparkan dunia itu terjadi pada tahun 1972-1974.  Sebuah skandal politik di Amerika Serikat yang mengakibatkan pengunduran diri Presiden Richard Nixon dan mengakibatkan krisis konstitusi yang menghebohkan pada tahun 1970-an.

Peristiwa tersebut dimulai dengan penangkapan lima laki-laki yang berusaha membobol masuk ke kompleks perkantoran Komite Nasional Demokrat untuk memasang alat penyadap. Insiden yang terjadi pada masa kampanye tersebut, setelah diselidiki dan ternyata dilakukan oleh kelompok pendukung Nixon, Komite untuk Pemilihan Kembali Presiden.
......................................
Singkat kisah,  Mahkamah Agung akhirnya memerintahkan presiden Nixon untuk menyerahkan semua rekaman penyadapan. Setelah itu, komite yang dibentuk oleh kongres mengeluarkan impeachment atau tuntutan untuk berhenti terhadap presiden.

Ujungnya menyedihkan, pada 8 Agustus 1974 Presiden Nixon akhirnya mengundurkan diri.

Pesannya adalah soal cacat moral dan cacat hukum pada sebuah kepemimpinan. Dalam skala, versi dan nuansa yang tentunya berbeda - pesan kisah itu mengingatkan saya pada 'skandal Saracen'. Saya lebih suka menyebut Saracen sebagai  'skandal' daripada kasus, sebab skandal mengandung implikasi sebuah tali-temali, saling kait, konspirasi, yang tidak berdiri sendiri.

Jika, ya, jika skandal Saracen ini diungkap habis oleh polisi dan ternyata benar membuka tabir konspirasi jahat yang menyebabkan seorang manusia baik dan gubernur terbaik bernama Ahok jadi terjungkal dan masuk penjara - maka 'hati' Jakarta boleh bergetar kembali.

Jika, ya, jika skandal Saracen ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada ' cacat moral dan cacat hukum'  - maka kepemimpinan yang terpilih  harus mundur (siapapun dan di manapun) - itupun kalau masih punya malu. Tapi kalaupun tidak - maka kepemimpinan itu bisa dianulir.

Sebuah puncak kebodohan massal jika kita membiarkan kepemimpinan yang cacat moral dan cacat hukum memimpin kita.

Pada saat itu mungkin ibu pertiwi akan membuka tangannya dan memeluk anaknya kembali, lelaki yang secara luarbiasa menempatkan keutuhan bangsanya di atas dirinya. Lelaki yang menahan semua kesakitan dirinya demi senyum kota yang dicintainya.

Semoga. Kebenaran punya jalannya sendiri. Ingatlah, semua 'jika' yang saya sebutkan di atas bisa saja menjadi kepastian - yaitu tatkala skandal Saracen terbuka telanjang.

Pada saat itulah bangsa ini akan belajar : manusia yang baik, pemimpin yang melayani rakyatnya dengan air mata dan mewakafkan dirinya demi bangsa - adalah berlian kehidupan yang semestinya dijaga dengan baik.

Pada saat itulah bahkan Presiden Jokowi akan tersenyum dan berbisik lirih pada sahabatnya yang setia : ' kesetiaan akan berbuah pada waktunya.'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar