Liquid Chrystal Display (LCD) yang dipakai sebagai layar ponsel memiliki fungsi lain yakni untuk mendeteksi bakteri penyebab
diare. Caranya dengan mencelupkan ponsel ke air yang diduga tercemar, lalu mengamatinya di bawah mikroskop.
Ketika terendam air, droplet atau butiran molekul LCD akan membentuk rantai memanjang seperti garis-garis bujur pada globe atau bola dunia. Namun jika di air ada racun yang dihasilkan oleh bakteri jahat, strukturnya akan berubah dan membentuk rantai melingkar.
Racun yang disebut endotoksin ini dihasilkan oleh Escherichia coli, bakteri yang bisa ditemukan di usus dan tinja manusia. Meski bakteri ini relatif aman, namun keberadaannya bisa mengindikasikan pencamaran bakteri lain yang berbahaya seperti salmonella pemicu diare, muntaber dan bahkan tifus.
Nicholas Ammott, peneliti dari University of Wisconsin mengungkap bahwa endotoksin bisa mengubah susunan rantai molekul LCD ketika keduanya saling kontak di air. Reaksi keduanya lebih mudah dideteksi daripada harus menggunakan alat mahal seperti chromatography.
Kelebihan lainnya adalah, endotoksin bahkan bisa dideteksi dengan memakai LCD dalam konsentrasi 10 kali lebih kecil dibandingkan saat menggunakan teknologi lainnya. Artinya, bakteri sesedikit apapun bisa dideteksi dengan lebih akurat jika menggunakan LCD.
Temuan ini mendapat pujian dari sesama peneliti, salah satunya dari Oleg Lavrentovich dari Kent State University di Ohio. Ia menilai, suatu saat temuan ini bisa dikembangkan sehingga bisa diterapkan di dunia medis dan kesehatan masyarakat pada umumnya.
"Hanya dengan memanfaatkan kristal cair, bakteri bisa dideteksi dalam kacar yang jauh lebih kecil," ungkap Lavrentovich seperti dikutip dari Newscientist, Jumat (20/5/2011).
Kristal cair yang dimaksud Lavrentovich adalah komponen penyusun LCD, yang sangat reaktif ketika terendam dalam air. Lavrentovich yakin, kristal cair juga bisa diterapkan dalam sterilisasi bergai jenis cairan injeksi untuk pasien di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar