Selasa, 20 September 2011

Militer China Ancam AS

Menteri Pertahanan AS Robert Gates memastikan pasukan AS siap menghadapi ancaman militer apapun dari China. Kepastian ini disampaikan oleh Robert Gates dalam dengar pendapat Senat di Washington untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman militer China pada masa mendatang.



Keterangan Gates itu disampaikan meskipun Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah menyampaikan AS membina dialog ekonomi dengan China. "AS perlu membentuk dialog komprehensif dengan China," kata Hillary. "Keterlibatan dalam dialog ekonomi merupakan aspek sangat penting dari hubungan AS dengan China, namun itu bukan hanya aspek dari hubungan bilateral," tambahnya.

AS membentuk diskusi tingkat tinggi di bidang ekonomi yang diadakan 2 kali setahun sejak akhir tahun 2006 atau saat masih berada di bawah pemerintahan George W. Bush. Hubungan perdagangan antara AS dan China terkadang menemui ketegangan.

Menteri Keuangan Timothy Geithner menjelaskan belakangan Presiden Barack Obama yakin bahwa China telah memanipulasi nilai mata uangnya. Tindak manipulasi ini mengakibatkan kalangan pengusaha manufaktur AS merasa Beijing tak menciptakan produknya menjadi lebih murah bagi konsumen AS dan harga produk AS di China menjadi lebih mahal.

Kekhawatiran AS di bidang militer terutama ditujukan pada hubungan China dan Taiwan. China dan Taiwan berpisah lewat perang sipil pada 1949. Namun, Beijing tetap mempertimbangkan Taiwan sebagai bagian wilayah teritorialnya dan berupaya merebut kembali wilayah itu dengan kekerasan apabila diperlukan.

AS selama ini menyuplai Taiwan dengan persenjataannya. Sementara Beijing telah mengarahkan rudalnya untuk mengintimidasi Taiwan.

Gates menjelaskan Departemen Pertahanan AS telah menciptakan kemajuan dalam mengembangkan sejumlah program untuk menangkal keunggulan teknologi China yang diperkirakan dapat membahayakan kehadiran kapal induk AS. Gates tak menyebutkan program yang dimaksud. Namun, Gates menerangkan pasukan AS telah disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan ketegangan militer di Asia itu.

Kesiagaan ini ditunjukkan lewat kehadiran kapal induk USS George Washington yang bertenaga nuklir dan telah memiliki pangkalan baru di Jepang. Kapal yang dilengkapi dengan 67 pesawat tempur itu mengangkut 1,8 juta kilogram bom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar