"Kenapa Ahok menolak banding ??"
Tanya beberapa teman mampir ditempatku. Aku tidak tahu, tidak bisa menjawab bahkan tidak mau memperkirakannya. Biarlah itu menjadi rahasia pribadinya dan keluarganya.
Ada hal yang sedang berubah terjadi di diri Ahok yang biasa tampil percaya diri dan cenderung arogan. Ia kini bertransformasi menjadi seorang flamboyan.
Ahok mungkin sedang bertapa dari hiruk pikuknya dunia. Ia mungkin malah sudah menikmati kesunyian di dalam sel yang mengurung dirinya. Ia sedang bertarung bahkan mengupas semua kulit nafsunya.
Mungkin juga ia ingin menahan diri untuk tidak menimbulkan kembali hiruk pikuk di negeri ini. Ia tahu sekarang banyak orang sedang menaruh moncong senapan di dahinya.
Dan jika ia banding, maka depan pengadilan akan terjadi adu kekuatan massa yang bisa saja menjadi musibah untuk negeri yang ia cinta.
Mungkin juga ia sedang memberi jalan Jokowi untuk menuntaskan kerjanya. Ia tidak ingin merepotkan sahabatnya yang bisa saja melakukan langkah salah hanya untuk sekedar menyelamatkan dirinya.
Dan ia tahu - kesalahan sekecil apapun akan menjadi senjata baru bagi musuh-musuhnya.
Jadi, biarlah...
Biarkan Ahok menemukan dirinya. Tidak usah menangisinya karena apa yang terjadi, tetapi tangisilah hukum yang mati di negeri ini. Ahok tidak ingin penegak hukum mendapat dosa yang lebih besar lagi hanya karena menjatuhkan putusan berdasarkan ketidak-sukaan pribadi semata.
Apapun keputusannya, hanya dia, istrinya dan Tuhannya yang tahu. Mereka bukan pasrah, hanya melawan dalam diam. Waktu yang akan berbicara bahwa keadilan tidak didapat dari riuhnya seruan dijalan, tetapi juga dari kusamnya dinding penjara yang menghormati segala gerik langkahnya..
Semua orang mempunyai cara untuk menemukan Tuhannya. Ada yang melalui habisnya harta, ada yang dengan sakit parah dan menderita, ada yang kehilangan sanak saudara.
Dan Ahok menikmati dengan duduk menyendiri di dalam penjara, membaca kembali kitab suci yang ia yakini dan menemukan permata diri.
Pada akhirnya, ia akan jauh lebih kaya. Materi sudah tidak menguasainya lagi. Jabatan sudah tidak mempengaruhinya lagi. Dunia sudah tidak menemukannya lagi. Biarlah sejarah yang mencatat perjuangannya dan Tuhan yang mencatat amalnya..
Begitu banyak faktor kenapa Ahok mencabut permohonan bandingnya. Dan kita harus menghormati apapun keputusannya..
Ahok seperti secangkir kopi. Pahitnya apa yang ia alami sesungguhnya adalah kenikmatan sejati bagi mereka yang sudah berada pada taraf mengerti..
Seperti pahitnya peristiwa para Nabi. Seperti pahitnya hidup para Imam. Seperti pahitnya cerita-cerita orang besar dahulu yang namanya terus harum dan dikenang..
Hingga sekarang..
"Terkadang Allah mengambil segalanya dari seorang manusia hanya supaya ia dapat mengenal Tuhannya.." Imam Ali as.
www.dennysiregar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar