Anda pasti sudah dengar kisah 28 ormas di kota Semarang yang bersatu menolak pengukuhan pengurus FPI kota Semarang. Apakah mereka itu ormas ormasnya orang kafir atau cina atau komunis yang selama ini diposisikan sebagai musuh FPI? Tidak! Mereka adalah warga kota Semarang yang merasa kehidupan mereka sudah cukup aman dan nyaman, sehingga tak butuh kehadiran FPI yang citranya sebagai ormas radikal makin menguat.
Penolakan FPI bukan kali ini saja terjadi. Di Banyumas, Palangkaraya, dan banyak kota lain yang warganya masih setia pada kearifan lokal dan menjunjung tinggi toleransi serta kebhinekaan, mereka terang terangan menolak FPI, sebuah ormas berbaju agama tapi sarat kepentingan ekonomi dan mudah ditunggangi kepentingan politik.
Bagaimana reaksi kepolisian yang merupakan representasi dari negara? Sudah pasti negara berada di belakang rakyatnya yang ingin ketenangan dan ketertiban lingkungan.
Kasus penolakan FPI yang terjadi di kota Semarang ini ayo segera disebar luaskan, supaya masyarakat tahu dan tak perlu ragu lagi mengambil sikap melawan FPI yang sedang berusaha memperkuat jaringannya. Semua orang tahu FPI cuma kuat di DKI Jabar Banten saja, sedangkan di propinsi lainnya mereka kurang begitu kuat.
Belajar dari kasus penolakan FPI di Semarang ini, kita yakin masyarakat di kota lain yang belum terlanjur ada FPI bakal lebih yakin untuk menunjukan sikap tegasnya yang resisten kepada FPI. Mereka bisa menggalang koordinasi dengan ormas ormas lokal yang moderat dan pro kebhinekaan, untuk menghadang berdirinya FPI.
Tentu saja bukan dengan cara kekerasan, melainkan mengajak FPI berdialog dan menyampaikan sikap resistensinya secara formal. Seandainya pihak FPI mengaku bakal taat hukum, humanis dan anti kekerasan, dengan mudah bisa dimentahkan dengan puluhan bukti yang ada bagaimana track record dan kelakuan FPI lainnya selama ini.
Terima kasih kepada Kapolrestabes Semarang yang dengan tegas melarang FPI berdiri di Semarang. Sungguh ini merupakan bukti keberpihakan negara kepada warganya yang cinta damai dan anti kekerasan. Ini bakal jadi teladan bagi Kapolres lainnya di kota kota lain yang mungkin warganya resisten terhadap FPI. Tak perlu lagi ragu dan hadir sebagai representasi negara kepada rakyatnya.
Tak perlu lagi takut melawan FPI, karena negara berada dibelakang kita. Tulisan ini pasti akan disikapi oleh pendukung FPI seolah "tidak takut" ini dalam konteks mengajak adu kekerasan. Maaf, kami bukan seperti itu. Jika kami menolak ormas radikal juga dengan cara kekerasan, lalu apa bedanya kami dengan kalian?
Negara yang akan melindungi kami semua sebagai warganya. Tolong kalian instropeksi. Jika ada begitu banyak warga di republik ini yang tidak simpatik dan resisten dengan FPI, pasti ada yang tak beres pada kelakuan kalian.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1361337610620967&id=100002342243472
Tidak ada komentar:
Posting Komentar