Selasa, 03 Oktober 2017

Letnan Kolonel Untung.


( POLITIK )

Dulu waktu putra saya masih SLTP setelah usai nonton FIlm G30 S PKI bertanya kepada saya “ Katanya PKI yang culik kok PKI seperti tentara? Saya hanya tersenyum mendapat pertanyaan itu. Sebisanya saya jelaskan bahwa PKI itu adalah partai Politik dan tentu namanya partai , ia berusaha merebut pengaruh di kalangan mana saja termasuk di Militer. Lantas mengapa akhirnya militer mau terlibat dalam operasi penculikan terhadap perwira TNI ? Kalaulah itu karena provokasi PKI, tentu mereka tidak akan menjadikan Perwira menjadi target untuk dibunuh. Tapi lawan politik seperti Masyumi. Mengapa ? ya karena masyumi merupakan rival keras PKI dalam setiap perjuangan merebut pengaruh politik. Militer sebagai institusi sangat beresiko di redam dengan penculikan dan pembunuhan. Apalagi kekuatan militer itu tersebar di seluruh Indonesia yang tidak mungkin bisa seketika di buat tunduk hanya karena pembunuhan para pemegang komando tertinggi.
Namun mungkin karena berita hoax yang sedemikian hebat di create oleh seseorang sehingga Soeharto sebagai pangkostrad segera menyimpulkan dalang penculikan Pati itu adalah PKI , yang kemudian kita kenal dengan peristiwa G30S. Dan sikap Soeharto ini langsung di manfaatkan oleh Masyumi yang walau sudah dibubarkan namun tokohnya tetap eksis dan gerakan dendam seperti api dalam sekam kapan saja bisa meledak, untuk mengganyang PKI yang merupakan musuh bebuyutan sejak negeri ini merdeka. Apalagi masyumi tahu pihak dibalik dekrit presiden Soekarno kembali ke UUD 45 dan pembubaran konstituante adalah PKI. Jadi hanya pemicu sedikit saja, sudah bisa menjadi ledakan besar. Soeharto yang juga aktifis dari Sekber Golkar memang punya agenda tersendiri bagaimana menggebuk kaum nasionalis kiri dan kanan agar dapat berkuasa dengan mudah. Caranya ya memanfaatkan situasi kacau dengan membenturkan kelompok kiri dan kanan. Dari benturan ini, maka PKI dijadikan pihak pecundang dalam kakacauan bau amis darah itu. Dan berikutnya setelah Soeharto berkuasa, kelompok kanan ( Islam ) juga digebuk. Setelah lemah maka dipreteli unsur kekuatanya dengan menyederhakan partai. Dan kemudian menetapkan azas tunggal Pancasila sesuai versinya.***
Sekarang kembali ke cerita awal, mengapa Tjkarabirawa yang merupakan bagian dari TNI mudah termakan issue bahwa ada dewan jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap Soekarno dan sehingga sebagai Pasukan pengawal Presiden mau saja melakukan operasi pembunuhan anggota dewan jenderal tersebut ? Tentu Letnan Kolonel Untung sebagai komandan Tjakrabirawa bukan Perwira tolol yang gampang saja termakan issue. Untung mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno. Dalam sejarah Indonesia, hanya beberapa perwira yang mendapatkan penghargaan ini dan Itu karena kemampunya menunjukan kelasnya sebagai perwira lapangan terbaik dalam setiap operasi militer. Seperti operasi mandala dibawah pimpinan Soeharto untuk merebut Irian Barat dan dibawah pimpinan Jenderal Ahmad Yani, dalam operasi penumpasan pemberontakan PRRI atau Permesta di Bukit Gombak, Batusangkar, Sumatera Barat, pada 1958. Karena kehebatanya itulah Untung dijadikan komandan Tjakrabirawa.
Di samping itu, LetKol Untung bukan hanya perwira yang buta tuli politik. Dia pernah di Batalion Sudigdo, yang markasnya berada di Wonogiri. Batalion ini yang berhasil di bina oleh PKI , dan akhirnya melakukan pemberontakan tahun 1948. Nah dengan catatan record nya seperti itu, pasti ada orang yang sangat dipercaya secara pribadi dan moral yang mampu meyakinkannya bahwa dewan jenderal itu memang ada dan targetnya menghabisi Soekarno. Dan kalau terjadi hal yang tidak di inginkan maka ia akan di lindungi. Dan itu kemungkinanya adalah Soeharto. Mengapa ?
Hubungan antara Soeharto dan Let kolonel Untung terjalin setelah Untung melarikan diri dari kejaran Pasukan Gatot Subroto karena terlibat pemberontakan PKI di Madiun dan kembali ke Solo. Tentu Soeharto tahu pasti bahwa Untung adalah buronan Gatot Subroto. Namun Untung bisa bergabung di Korem Surakarta dimana Soeharto sebagai Komandannya. Dan saat itulah nama aslinya yang tadinya Kusman berganti Untung. Belakangan ketika Soeharto menggantikan Gatot Subroto sebagai panglima Divisi Diponegoro , Untung juga dibawa Soeharto ke Semarang bergabung dalam Batalion 454 Kodam Diponegoro, yang lebih dikenal dengan Banteng Raiders. Ketika Soeharto menjabat Panglima Kostrad mengepalai operasi pembebasan Irian Barat, 14 Agustus 1962, Soeharto juga melibatkan Untung dalam Operasi Mandala itu.
Ketika Soekarno membutuhkan Pasukan pengawal presiden yang diberi nama Tjakrabirawa , Soeharto pula yang mengusulkan kepada Jenderal Ahmad Yani untuk menjadikan anggota Batalion Banteng Raiders sebagai pasukan Tjakrabirawa dimana Let Kolonel Untung sebagai komandannya. Dan Ketika Untung menikah, Soeharto bersama ibu Tien hadir. Siapa yang paling masuk akal meyakinkan Untung untuk melakukan operasi penculikan dewan jenderal itu ? silahkan jawab sendiri. Artinya memang benar bahwa Untung terlibat pasti G30S dan PKI memang terlibat memprovokasi secara tidak langsung dengan issue dewan jendral yang akan kudeta. Tapi apakah benar perintah pembunuhan itu ada ? Siapa the man behind the gun ? inilah awan gelap. Mengapa ? Lettu Doel Arif Sebagai komandan Pasukan Pasopati yang menjadi operator lapangan penculikan itu sampai kini tidak tahu rimbanya dan tidak pernah bersaksi di pengadilan.
Yang jelas bila ada kelompok Islam yang sampai kini masih membenci PKI itu karena dendam masalalu. Ya karena ulah PKI lah dewan konstituante yang akan menjadikan pancasila bersyariah gagal, dengan keluarnya dekrit Presiden kembali ke UUD 45 dan Pancasila. Biarlah nanti waku yang akan mengungkapkan sejarah itu...Tugas kita belajar dari pengalaman masalalu bahwa apapun aksi bau amis darah demi kekuasaan harus dihentikan. Kalau inginkan kekuasaan maka tempulah jalur konstitusi lewat demokrasi. Ujilah aksetablitas dihadapan rakyat dan bila menang gunakanlah amanah itu dengan baik , dan bila kalah bersabarlah. Karena kekuasaan itu milik Tuhan dan Tuhan akan memberikan kekuasaan itu kepada yang Dia suka. Apapun itu pemimpin terpilih adalaj takdir kita bersama sama untuk menerima kenyataan dengan lapang hati dan utamakan damai walau itu pahit.

Sumber : Diskusi Dengan Babo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar