Selasa, 28 Februari 2017

AGUS MARSAL & TERORIS BOM PANCI

Namanya Agus Marsal..

Ia dulu pernah ditangkap Densus tahun 2012 karena terlibat jaringan teroris Purwakarta dan dijatuhi hukuman penjara 4 tahun.

Keluar dari penjara, ia dirangkul oleh bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Kang Dedi sedang membangun sekolah ideologi, sekolah yang menanamkan cinta kebangsaan dan tanah air.

Awalnya Agus takut karena ia merasa tidak pantas untuk bicara kebangsaan, tapi ia terus diajak dan diperkenalkan tentang indahnya Indonesia.

Ini adalah program deradikalisasi yang dilakukan Purwakarta untuk mengembalikan para teroris kembali ke kehidupannya. "Yang menjadi masalah adalah sesudah mereka keluar penjara, siapa yang merangkulnya. Jika tidak dirangkul, ia akan kembali menjadi teroris.."

Yayat Cahdiyat, teroris bom panci yang kemarin ditembak Densus di Bandung, dulu sebenarnya pernah ingin dirangkul. Sayangnya, ia keburu pindah ke Bandung. "Seandainya dia dulu masih di Purwakarta, tentu ia tidak tewas seperti ini.."

Jawa Barat memang termasuk pemasok teroris yang paling banyak. Belum dketahui apakah ini bagian dari kisah lama pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kartosuwiro di Jabar yang berencana mendirikan negara Islam.

Tidak mudah mengembalikan ideologi para teroris yang sekian lama dicuci otak dengan pemahaman bahwa negara yang mereka tinggali adalah negara kafir karena menganut paham demokrasi.

Tapi setidaknya apa yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi dengan programnya bisa menjadi acuan bahwa masih ada peluang menjadikan mereka sebagai teman daripada menjadi musuh negara.

Pendekatan Kang Dedi Mulyadi dengan mendatangi Agus Marsal ke rumah kecilnya saat ia pulang dari penjara dan memberinya modal kerja 20 juta serta memberi tempat untuk berjualan adalah pendekatan emosional yang bisa menyentuh sisi terdalamnya.

Agus Marsal sampai sekarang tercatat sebagai pemberi materi di sekolah ideologi di Purwakarta. Ia kerap menceritakan pengalamannya saat ia bergabung dengan kelompok teroris.

Ah, kenapa kita sering lupa bahwa mereka juga adalah bagian dari kita ? Saya harus angkat secangkir kopi untuk kang Dedi Mulyadi dan warga Galia di Purwakarta yang bisa menerima mereka.

Tidak salah jika saya memberi label Purwakarta sebagai Laboratorium Toleransi.

Seruput..

www.dennysiregar.com

Senin, 27 Februari 2017

Strategi Sukarno melawan Imperialisme

Strategi Sukarno melawan Imperialisme. Sukarno mengajukan empat strategi kontra-imperialisme, yakni:
ㅤㅤ
Pertama, menjalankan politik kontra pecah belah. Tentu saja, politik kontra pecah belah itu adalah persatuan. Sukarno menyadari hal itu sejak pertamakali terjun ke gelanggang pergerakan.
ㅤㅤ
Pada tahun 1926, setahun sebelum pendirian PNI, Sukarno sudah merumuskan konsep persatuan seluruh pergerakan rakyat anti-kolonial melalui tulisan berjudul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”.
ㅤㅤ
Kedua, menjalankan politik penyadaran dan edukasi. Untuk ini, Sukarno menyokong berdirinya sekolah-sekolah rakyat dan gerakan pemberantasan buta-huruf.
ㅤㅤ
Di PNI, Sukarno aktif menggelar kursus politik massal. Dia juga mendirikan koran partai sebagai corong untuk berbicara pada rakyat banyak.
ㅤㅤ
Ketiga, membabat habis mental inferior atau perasaan rendah diri di hadapan bangsa penjajah. Senjatanya adalah membangun rasa percaya atas kemampuan sendiri (self-reliance) dan semangat berdikari (self help). Dua hal itu pula jadi azas PNI.
ㅤㅤ
Keempat, menentang segala bentuk “asosiasi-politik” antara bangsa terjajah dengan imperialis. Caranya, kaum pergerakan menunjukkan pertentangan kepentingan yang tidak bisa didamaikan antara bangsa terjajah dengan imperialis. Sukarno menggunakan istilah “kaum sini” untuk bangsa terjajah dan “kaum sana” untuk penjajah.
ㅤㅤ
Begitulah gambaran strategi Sukarno dalam melawan imperialisme. Saya kira, pembacaan Sukarno tentang imperialisme, ciri-cirinya, hingga cara kerjanya masih relevan hingga sekarang. Toh, imperialisme masih nyata dan berkuasa hingga hari ini, dengan tampilannya yang lebih modern juga.
ㅤㅤ
Sumber: http://www.berdikarionline.com/soekarno-dan-empat-strategi-melawan-imperialis/

Marhaenisme sebagai teori perjuangan

Marhaen. Kata ini merupakan simbol penderitaan, akibat penjajahan yang dialami rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Menggunakan Marhaenisme sebagai teori perjuangan, Soekarno menggunakannya untuk mengubur sistem kapitalisme maupun imperialisme dari muka bumi Indonesia yang kaya sumber alamnya, tetapi miskin rakyatnya. Konsep Marhaen yang dirumuskan Soekarno, tentu berlainan dengan konsep proletarnya Karl Marx. Di sini terlihat Soekarno bersifat kritis tidak begitu saja mengambil konsep yang dilontarkan pemikir-pemikir sosialis Barat. Konsep proletar hanya mempunyai relevansi di negara-negara industri Barat, untuk masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat agraris tidak memungkinkan.
ㅤㅤ
Konsep marhaen mewakili sebagian besar anggota masyarakat yang sengsara dan tertindas, sedangkan proletar hanya mencakup sedikit anggota masyarakat saja. Yang membedakan keduanya adalah kaum Marhaen memiliki alat produksi, tetapi kaum proletar tidak memiliki alat produksi dan hanya menjual jasa. Dalam kursus tentang Pancasila, Soekarno menegaskan kalau ingin memahami marhaenisme, terlebih dahulu harus memahami Marxisme dan keadaan di Indonesia. Marhaenisme, kata Soekarno adalah Marxisme yang diselenggarakan di Indonesia, yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Marxisme itu adalah satu ‘denkmethode’, satu cara pemikiran. Cara pemikiran untuk mengerti perkembangan cara perjuangan harus dijalankan, agar dapat tercapai masyarakat yang adil.
ㅤㅤ
Soekarno membedakan anatara imperialisme kuno dan modern, tetapi pada hakikatnya adalah sama, yaitu nafsu menguasai atau mengendalikan perekonomian bangsa dan negara lain untuk kepentingan kekuasaan metropol-tempat kepentingan imperialisme bertentangan dengan kepentingan negara satelit. Negara penjajah bertahan selama-lamanya agar dapat menguras sebanyak mungkin sumber daya alam, sedangkan negara terjajah ingin secepatnya membebaskan diri dari cengkraman nafsu imperialisme.
ㅤㅤ
Sumber: Peter Kasenda, 2014, Bung Karno Panglima Revolusi, Yogyakarta, Galang Pustaka

Sabtu, 25 Februari 2017

WAHABI, VIRUS DALAM ISLAM

- cerita seram malam minggu -

Kalau kalian melihat model Islam dengan cara-cara yang tidak Islami seperti tidak mensholatkan jenazah pendukung Ahok, itulah yang dinamakan virus Wahabi.

Wahabi atau Wahabisme adalah aliran dalam Islam yang puritan. Diambil dari nama tokohnya Muhammad bin abdul Wahab. Paham Wahabi adalah paham yang dianut kerajaan Saudi Arabia dan disebarkan ke seluruh dunia.

Jadi jangan kaget jika mereka yang terkena virus itu menjadi sumbu pendek dan gagal paham akut. Mereka menjadi zombie yang tidak mampu menggunakan logika berfikir dengan benar dan pada tingkat yang lebih parah menjadi tidak manusiawi.

Triliunan rupiah dana disebarkan ke seluruh dunia untuk menyebarkan paham ini. Tujuannya membentuk kelompok beragama yang bodoh sehingga mudah dicucuk hidungnya. Dengan begitu mereka akan mudah disetir untuk merusak negara dari dalam.

Tafsir ayat dan hadis diselewengkan, buku-buku dipalsukan. Mereka adalah senjata penghancur massal yang dibiayai oleh Amerika, Israel dan koalisinya dari negara Timur Tengah.

Tidak perlu senjata nuklir untuk menguasai Libya, Suriah, Irak, Afghanistan dan Nigeria. Cukup bentuk organisasi bernama Alqaeda, ISIS, Front al Nusra, Boko Haram dan mereka akan merusak tatanan negara yang ingin dikuasai. Di dalam negeri mereka punya nama lain yaitu HTI, FPI, FUI, MMI dan lain sebagainya.

Ketika satu negara dikuasai, maka sumber daya alam negara itu akan dikeruk habis dan dijual melalui makelar2 internasional.

Ada dua keuntungan memelihara Wahabi ini sebagai mesin perang yang murah meriah. Satu, penjualan senjata akan meningkat. Dan dua, harta jarahan yang bisa dijual berlipat.

Indonesia mungkin belum separah negara2 di Timur Tengah dan Afrika yang luluh lantak, tapi tanda-tanda menuju kesana sudah terlihat jelas. Salah satunya dengan kebodohan berdasarkan fanatisme dengan tidak menshalatkan jenazah yang terindikasi pendukung Ahok.

Tanda2 lain adalah pemujaan yang tinggi kepada ulama mereka, kebanggaan terhadap golongan, mudah tersinggung, mimpi indah tentang surga dan banyak lagi yang menandakan akal mereka yang lemah. Pengetahuan agama mereka instan dan didapat dari guru mereka yang juga instan.

Ada satu hal yang tampak jelas menandakan kelemahan logika berfikir mereka. Mereka selalu menggaungkan konsep khilafah, tapi memuja negara pendana mereka yang monarkhi. Cacat logika, kan ?

Panjang kalipun kalau bahas ini. Kalau mau pengen lengkap googling aja "sekte berdarah wahabi" dan pelajari bagaimana mereka menguasai banyak negara di dunia.

Saya tinggal minum kopi dulu ya, sambil nunggu yang marah2..

www.dennysiregar.com

ANCAMAN SPESIES DENGKUL, MENOLAK SHOLAT JENAZAH

Di Jakarta beredar spanduk yang ditempel di mesjid atau juga berupa selebaran yang isinya bernada ancaman. Jika ada pendukung Ahok yang meninggal, maka mereka tidak akan disholatkan.

Yang lebih seru ada ancaman begini : jika Ahok menang di wilayah ini, maka habaib dan ulama akan menolak undangan ceramah agama di kampung ini.

Perut saya mendadak mules ketika membacanya. Sebelum saya teruskan menulis, saya harus ke toilet dulu. Entah kenapa, setiap menyaksikan pameran ketololan perut saya yang selalu paling sensitif bereaksi.

Setelah menunaikan urusan perut, baru saya teruskan menulis.

Begini. Apakah Allah pernah mewajibkan sebuah ibadah kepada orang yang sudah meninggal? Saya rasa tidak. Kewajiban agama hanya diperuntukan kepada mereka yang masih hidup. Artinya setelah manusia meninggal, maka segala kewajibannya otomatis gugur.

Jadi kalau Allah memerintahkan manusia untuk melakukan sholat jenazah, sebetulnya itu kewajiban kepada mereka yang masih hidup. Jika saya meninggal, mau disholatkan kek, mau enggak kek, tidak ada lagi pengaruhnya buat saya. Yang terkena hukum wajib sholat jenazah itu adalah mereka yang saat itu masih hidup.

Jadi kalau ada ustad atau ulama yang mengancam jika keinginanya tidak dipenuhi dia menolak sholat jenazah, itu ancaman paling gokil dari seorang tokoh agama. Wong, itu kewajiban orang yang masih hidup kok, kenapa jadi mengancam jenazah? Jadi mau melaksanakan kewajiban kek, mau kagak kek. Itu kan urusan ente sama Tuhan.

Itu sama saja dengan ancaman, kalau ente milih Ahok, gue bakal nenggak Chivas nih? Haram, haram, deh...

Tapi terbersit pertanyaan. Kok bisa gara-gara Pilkada orang jadi begitu gampang menggadaikan agamanya? Sampai kewajibannya mau digugurkan sendiri hanya untuk menghalangi orang memilih Ahok.

Lagi pula, bagi seorang muslim, seahoker-ahokernya, gak mungkin juga dia dikafankan dengan bahan kota-kotak. Jadi, siapa yang tahu waktu Pilkada dia milih Ahok?

Soal ancam-mengancam begini, saya jadi ingat ketika diundang acara tahlilan. Seperti biasa, jamaah duduk meriung membacakan doa. Sehabis baca doa, kami dipersilakan makan berbagai hidangan oleh tuan rumah.

Rupanya ada seorang jamaah sedang menderita diare. Tapi karena duduknya di pokokan dan posisinya terhalang ustad, dia jadi susah keluar. Sepanjang acara dia hanya menahan perutnya yang sakit. Sayangnya, jemaah ini gak mau rugi. Sudah tahu perutnya gak beres, tapi semua hidangan yang tersedia tidak mau dilewatkan.

Selesai acara, kami semua pulang. Hanya dia yang tetap duduk di atas tikar. Tuan rumah menegurnya. "Gak pulang, pak..."

"Gak. Masih betah. Ngomong-ngomong tiker ini bagus. Ente mau jual, gak?"

"Wah, bapak ini becanda. Masa saya menjual tiker bekas, sih..."

"Atau ane pinjem sebentar, ye. Ane suka sama motifnya..."

"Janganlah pak. Itu tiker orang. Saya juga boleh minjem."

"Kalau gak dikasih pinjem, ntar ane bikin kotor nih, tiker," dia mulai mengancam.

"Hahahaha... bapak ada-ada aja. Ya, gak apa-apa kotor. Nanti kita bersihin, pak."

Lalu si jemaah bangkit. Ancamannya terbukti. Dia benar-benar meninggalkan kotoroan ampas diare di atas tiker, "Tuh, kan. Ente sih, gak mau jual tikernye. Ane bikin kotor, deh tuh...."

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10212106324276841&id=1337245036

HENTIKAN AKSI BELA AGAMA, SAATNYA BELA NEGARA

Kanvas politik Jokowi, sejak awal dilukis dengan hati-hati. Tapi kali ini berbeda! Ada aroma pengembangan sumber kekuatan Indonesia yang berusaha dipulihkan oleh Jokowi yang secara konsisten ditentang oleh US.

Sekedar mengingatkan, persis 14 Mei tahun 2013 --- 28 orang pekerja tewas tanpa pengawasan di Lubang Tambang Big Gossan, Papua (milik PT Freeport)

Pertanda, bahwa Freeport bukan hanya urusan ekonomi dan pengikisan SDA, melainkan gelanggang paranoid yang menyimpan banyak kepentingan. Sehingga hak asasi manusia pun jadi bancakan. Ini tidak ditangani SBY.

Nasib Jokowi hampir mirip Ahok, terkait segala macam tuduhan yang diarahkan ke mereka, padahal itu semua warisan kebejatan despotik di era pemimpin sebelumnya. Ahok diserang dengan isu stigmatik tentang kekejaman "reklamasi" padahal Perpres no 51 tahun 2014 yang menjadi dasar legal reklamasi dikeluarkan SBY beberapa bulan sebelum ia selesai masa jabatan.

Jokowi juga menerima hujatan karena tak mengembalikan freeport pada pangkuan ibu pertiwi, sementara kerumitan itu muncul karena Perpres no 77 tahun 2014 yang dikeluarkan oleh SBY seminggu menjelang penyerahan tambuk kepemimpinannya kepada Jokowi.

Saat ini Jokowi terpaksa main otot. Divisi otot yang dikerahkannya orang keras kepala, Mentri Jonan. Siapa dia? Dia orang yang pertama kali menyeret liku-liku rumit pada kasus freeport agar kembali pada asas konstitusi (bukan teks kitab suci). Hal ini dilakukan melalui jalur arbitrase (alternatif penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan umum).

Sedari awal hal ini jadi pertanyaan, apakah para pendemo sudah puas dengan sikap Jokowi? Atau segala tuduhan mereka ke Jokowi masih akan berlanjut sampai maut memisahkan kita? Atau mereka malah menjadi-jadi karena kebijakan Jokowi justru membuka semua kebobrokan junjungan mereka?

Seharusnya yang memahami konteks bersitegang antara Jokowi dengan Amerika segera menghentikan semua aksi bela agama dan mengambil posisi lebih serius di belakang Jokowi untuk membela negara. Karena pada akhirnya pun agama yang mereka agung-agungkan juga akan mereka jalani di atas tanah yang agung.

Bukan malah mensejajarkan kepentingan agama dengan kepentingan politik setan besar (US). Kecuali memang agama itu (yang sedang dibela) hanya aparatus politik Amerika yang dibungkus dengan panduan yang serupa dengan kitab suci mereka.

Saya jadi ingat jaman kepemimpinan SBY, di mana Barack Obama selalu tampak bahagia bila berurusan dengan Indonesia. Sekarang SBY aktif menggaungkan kata "Islam" sebagai harga yang harus segera kita tebus. Beruntungnya dia, seruannya pun direspon serius oleh berbagai ormas Islam dan elit politik oportunis.

- SALAM TOLERANSI -

- https://twitter.com/perangdingin

*Ilustrasi yang menggambarkan kebahagiaan Presiden Barack Obama di era SBY. Ilustrasi itu juga mengingatkan kita pada kelakukan Setya Novanto dan Mantan Mentri, Sudirman Said

Rabu, 22 Februari 2017

Sejarah Freeport di Indonesia

FREEPORT

Saya belum membaca pembahasan mengenai KK vs IUPK yang menjadi sumber konflik antara Freeport dengan Pemerintah. Jadi saya tidak akan sok tahu membahasnya. Tapi, mengingat sejarah bercokolnya Freeport di Indonesia, ketika Freeport sampai main ancam akan mengadukan Indonesia ke arbitrase internasional, artinya pemerintah kita sedang melakukan sesuatu yang berani, yang merugikan Freeport. Artinya, dalam hal ini pemerintah harus didukung/dibela, kalau perlu demo besar-besaran menentang Freeport, supaya pemerintah mampu terus bertahan di tengah tekanan besar.

***

Pada tahun 1965, Presiden Sukarno mencabut UU Penanaman Modal Asing No. 78 tahun 1958, dan menggantinya dengan UU No. 16 Tahun 1965 yang secara tegas menolak penanaman modal asing. Dalam butir 3 UU tersebut dinyatakan, “bahwa untuk melaksanakan prinsip berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi dan prinsip Deklarasi Ekonomi untuk membangun ekonomi nasional yang bersih dari sisa-sisa imperialisme dan feodalisme, harus dikikis habis penanaman/operasi modal asing di Indonesia sehingga dapat memperbesar produksi nasional guna mempertinggi tingkat penghidupan rakyat Indonesia.”      
     
...Lalu, terjadilah peristiwa G 30 S 1965. Berbagai intrik politik yang terjadi sebelum dan setelah peristiwa itu, dapat dibaca di berbagai buku. Berbagai bukti disodorkan oleh buku-buku ini terkait keterlibatan CIA, yang menunjukkan bahwa target utama operasi G 30 S adalah penggulingan Sukarno dengan tujuan untuk mengamankan kepentingan AS.

Pro-kontra atas catatan sejarah ini tentu sah-sah saja. Namun, siapapun yang melakukannya, dari pihak manapun korbannya, kenyataannya, ada ratusan ribu anak bangsa yang tewas dipicu (dihasut) oleh pro-kontra ideologi. Bisa dibayangkan, dalam carut-marut konflik dan perseteruan di antara sesama anak bangsa; di tengah dendam, rasa sakit, kehilangan, dan duka cita, ada hal-hal sangat penting yang terabaikan dari perhatian publik. Di antaranya, segera setelah Sukarno diturunkan dari kekuasaan dan Suharto menjadi presiden, terjadi ‘perampokan’ besar-besaran terhadap kekayaan alam Indonesia.

‘Perampokan’ itu terjadi tahun 1967. John Pilger dalam bukunya yang berjudul “The New Rulers of the World” menulis sebagai berikut.

"Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’, hasil tangkapannya dibagi. The Time-Life Corporation mensponsori konperensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang pengambil-alihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa korporasi Barat diwakili: perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang oleh Rockefeller disebut “ekonom-ekonom Indonesia yang top.

Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, sektor demi sektor. “Ini dilakukan dengan cara yang spektakuler,” kata Jeffrey Winters, guru besar pada Northwestern University, Chicago, yang dengan mahasiwanya yang sedang bekerja untuk gelar doktornya, Brad Simpson telah mempelajari dokumen-dokumen konperensi. “Mereka membaginya ke dalam lima seksi: pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar lain, perbankan dan keuangan di kamar lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, mengatakan: ini yang kami inginkan: ini, ini dan ini, dan mereka pada dasarnya merancang infra struktur hukum untuk berinvestasi di Indonesia. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana kapitalis global duduk dengan para wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.” [1]
...
....
Dan Indonesia hari ini pun masih belum ‘aman’ dari praktik kolonialisme modern ini. Kekayaan alam Indonesia masih sangat banyak dan masih jadi incaran. Apalagi sebuah lembaga think tank AS bernama Rand Corporation, yang merupakan partner Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon), pada tahun 1998 merilis sebuah paper yang merekomendasikan bahwa Indonesia perlu dipecah menjadi 8 bagian, yaitu Timor Timur (yang sudah ‘berhasil’ diwujudkan tahun 1999), Aceh, Ambon, Irian Jaya, Kalimantan Timur, Riau, dan Bali. Sisanya, tetap menjadi bagian Indonesia. [2]

Dan cara yang paling efektif untuk memecah-belah Indonesia sesuai skenario itu, tentu saja, melalui perang saudara. Triggers atau pemicu konflik yang digunakan bisa beragam, dan paling efektif adalah kebencian atas nama agama, berdasarkan pengalaman Indonesia 1965, dan Suriah selama 5 tahun terakhir. Inilah yang sangat penting diwaspadai oleh bangsa Indonesia.

===

[1] saya copas dari buku saya sendiri, Prahara Suriah

[2]dikutip dari buku 'Tangan-Tangan AS' (Hendrajit/Global Future Institute)

Foto: Penandatangan Kontrak Karya Freeport 7 April 1967 (sumber foto: The Netherlands National Press Agency, saya ambil dari wall Johny Budiyono)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=261674047592191&substory_index=0&id=233756860383910

Senin, 20 Februari 2017

Ada teman bertanya, "kok lu suka banget sama Ahok?"

Males kasih penjelasan, saya cuma jawab sekilas.. "iya, ngefans"

Masih penasaran, temen saya nanya lagi, kali ini dengan lebih penuh penekanan "kenapa emangnya???"

Makin keki, temen saya nanya lagi, kan Ahok reseh tuh, dimana-mana heboh marah-marah, boro-boro bikin adem, malah menista agama"

Ups, Nah, kalau udah begitu ni "bocah" kudu ditatar, hehe..

"Sini duduk sayang, cantik"

Islam melarang pelacuran, hukumnya sangat pasti dan tegas. Ketika Ahok menutup komplek pelacuran terbesar di Kalijodo, adakah aksi atas nama Islam untuk mendukungnya?

Islam melarang Narkoba. Ketika Ahok menutup diskotik Stadium dan Milles yang menjadi sarang peredaran narkoba, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?

Islam melarang korupsi. Ketika Ahok bergelut kekeuh tidak mau toleran dengan bancakan proyek-proyek APBD yang biasanya dilakukan oknum-oknum serakah, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mewajibkan orang melaksanakan amanah. Ketika Ahok secara ketat memerintahkan semua pegawai Pemda DKI untuk bekerja melayani rakyat, sebab gaji mereka selama ini dibayar oleh duit rakyat, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?

Islam memerintahkan membangun rumah ibadah. Ketika Ahok membangun mesjid di Balaikota dan Mesjid Raya Jakarta di Daan Mogot, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan kebersihan. Ketika Ahok mengeruk kali-kali dan membersihkan sampah agar Jakarta terhindar dari banjir, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan seorang yang diamanahkan memegang jabatan untuk memperhatikan semua warganya. Ketika Ahok setiap pagi meluangkan waktu menyelesaikan masalah semua orang yang datang ke Balai Kota, dengan menggunakan dana operasional Gubernur, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan berhati-hati saat mencari rezeki. Gubernur DKI mendapat dana operasional Rp 60 milyar setahun. Dana itu bisa diambil untuk diri sendiri. Tapi Ahok menggunakannya untuk membantu banyak orang, dan ketika masih tersisa diakhir tahun, dana itu dikembalikan ke kas negara. Padahal jika dia membawa pulang, itu bukan pelanggaran hukum. Itu sudah menjadi hak pemangku jabatan Gubernur. Adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan pentingnya pendidikan. Ketika Ahok kondisiten membagikan KJP dan angka putus sekolah di DKI nyaris 0%, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mementingkan kesejahteraan. Ketika kini angka pengangguran di DKI menurun drastis (salah satunya karena program pasukan Biru, Oranye, Ungu) adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mementingkan pengembangan psikologi anak-anak. Salah satunya dengan ruang beremain yang sehat. Ketika Ahok membangun ratusan ruang bermain hijau untuk anak-anak Jakarta, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan memuliakan wanita dan memperhatikan anak-anak. Ketika Ahok dalam banyak fasilitas publik (bus, ruang laktasi, RTPA) memperhatikan kaum wanita, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?

Islam mengajarkan bicara yang baik. Ketika Ahok terpeleset omongannya menyindir orang2 yang sering menjual ayat2 suci untuk mendulang suara dan korupsi, dan ahok sudah meminta maaf, banyak orang tergerak untuk membela agamanya.

Publik juga tahu omongan itu viral salah satunya karena teks yang diedit. Polisi juga sudah mengusut kasusnya, tapi pembela-pembela agama itu tidak cukup puas. Mereka ingin Ahok dipenjara.

Dan tujuannya mereka cuman satu agar Ahok tidak jadi gubernur lagi, dan dengan begitu bisa korupsi berjamaah lagi.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1429614620414359&id=100000975057482

FREEPORT VS PEMERINTAH INDONESIA

- Denny Siregar -

Menyaksikan pertarungan PT Freeport melawan pemerintah Indonesia ini memang mengasyikkan..

Freeport sejak tahun 1967, menikmati betul fasilitas yang diberikan oleh Presiden kedua Indonesia, Soeharto, dalam bentuk Kontrak Karya. Kontrak Karya ini memungkinkan PT Freeport Indonesia untuk mengatur segala macam operasional mereka termasuk keuangan dan pemerintah tidak boleh ikut campur dalam pelaksanaannya.

Dalam artian sederhana, "Hei pemerintah, lu diem aja entar gua bagi deh keuntungannya. Kalo ada untung lho ya.." Bertahun2 seperti itu dan kita tidak punya kontrol terhadap sumber daya alam kita.

Kemudian datanglah Jokowi..

Dengan Jonan Menteri ESDM sebagai panglima perangnya, maka permainanpun berubah. Jonan memaksa PT Freeport untuk mengubah perjanjian Kontrak Karya yang selama ini dinikmati Freeport menjadi ijin pertambangan biasa, sama seperti ijin pertambangan perusahaan lainnya.

Dengan ijin pertambangan biasa itu, maka ada kemungkinan pemerintah Indonesia bisa menguasai ( divestasi ) saham Freeport sampai 51 persen. Dalam artian, Freeport satu saat akan menjadi milik kita.

Freeport ternyata tidak menyerah. Mereka memakai jurus lama - yang dulu selalu berhasil mereka lakukan - yaitu jika pemerintah Indonesia macam2, maka mereka akan memecati pegawai2nya.

Kenapa dulu pemerintah takut ? Yah, selain "selalu ada uang dibalik batu", juga yang ditakutkan adalah multiplier effect atau dampak sistemiknya.

Ratusan ribu pegawai yang selama ini mencari makan di PT Freeport akan dipecat dan itu menciptakan banyak pengangguran. Ketika banyak yang ngaggur, maka akan berdampak pada ekonomi di Papua. Ketika ekonomi lemah, maka akan diciptakan kerusuhan2 kecil yang akan diperbesar di sana. Ini memang akal licik yang selalu dipakai mereka..

Saat ini ada lebih dari 23 ribu karyawan dan privatisasinya yang bergantung pada Freeport. Dan ketika mereka dipecat - dengan alasan penghematan karena Freeport sudah tidak boleh lagi ekspor konsentrat - maka para karyawan itu akan digiring untuk protes ke pemerintah.

Dan ini sudah terjadi. 300 karyawan dikabarkan sudah dipecat Freeport. Dan mereka akhirnya berdemo di kantor bupati dan DPRD Mimika, meminta pemerintah untuk membuka kembali ijin ekspor konsentrat Freeport supaya bisa kembali bekerja. Licik, bukan ?

Mimika sekarang bergolak. Ribuan personel aparat sudah diturunkan kesana untuk menjaga wilayah. Ada kemungkinan demo2 akan terus dilanjutkan, untuk memaksa pemerintah membuka kembali keran ekspor konsentrat yang selama ini menjadi sumber makan PT Freeport Indonesia.

Apakah Menteri Jonan akan mundur dan kembali membiarkan PT Freeport seperti biasanya ? Ataukah ia melawan dengan menghadapi potensi resiko besar yang akan menggoyangkan keamanan ?

Sementara itu kabar terbaru, Ketum PBNU KH Said Agil Siradj sudah mengatakan siap berdiri di belakang pemerintah Indonesia dalam menghadapi Freeport.

Episode Freeport ini semakin menarik. Kita lihat episode berikutnya sambil seruput secangkir kopi..

www.dennysiregar.com

SENTIMEN AGAMA BANGKRUT DI PILKADA JAKARTA

Warga Jakarta sekali lagi menunjukkan konsistensi  dalam memilih. Rasional  dan tidak pernah goyah oleh isu-isu agama. Malahan ada kecenderungan mereka alergi dengan isu-isu primordial seperti ini, termasuk soal etnis. 

Buktinya, sejak pemilihan Gubernur tahun 2007, isu agama selalu menjadi pemicu kekalahan calon yang menggunakanya. Calon PKS Adang Dorojatun terhempas ketika melawan Fauzi Bowo ditahun 2007. Padahal ketika itu PKS menduduki banyak kursi di DPRD DKI.

Isu agama juga justru menjadi kunci kemenangan Joko Widodo dan Ahok dalam pemilihan gubernur berikutnya.  Komentar RH Oma Irama yang dituduh berkampanye di meskid serta celetukan rasis Nachrowi Ramli dipandang menjadi pemicu kekalahan telak Foke atas Jokowi.

Gagalnya memainkan isu agama juga terjadi di Pilkada kemarin. Goyangan aneka aksi Bela Islam  memang membuat Ahok tersangkut masalah hukum. Namun  derasnya  kampanye larangan Muslim memilih pemimpin Non Muslim dengan meyitir Al Maidah 51 ternyata tidak laku sama sekali.  Ahok menang mengesankan di kisaran 43 persen mengalahkan  Anis dan Agus. 

Dengan kata lain, rangkaian aksi 411, 212, 112, Sholat Subuh berjemaah  dan Baiat  Istiqlal, tidak mampu menggoyahkan pendirian orang Jakarta. Bahkan adalah pukulan telak bagi mereka  mengusung isu agama ketika mendapati  Ahok justru mendapat suara terbanyak di markas FPI.

Akan halnya perolehan suara Anis, mesin partai telah digerakkan dengan catatan militansi yang mengesankan dari PKS memastikan setiap anggotanya memilih nomor tiga.   Usaha keras itu berbuah manis karena mendapat durian runtuh disaat-saat terakhir. Anis mendapat limpahan suara dari pendukung Agus yang balik badan setelah pernyataan Antasari Azhar. Pak SBY melakukan blunder disaat-saat terakhir  hingga popularitas Agus langsung anjlok.  Pak SBY mungkin lupa bahwa warga Jakarta itu rasional yang alergi dengan soal korupsi dan lebih mempercayai  keterangan Antasari .

Pak SBY juga mungkin salah kalkulasi. Beliau pikir,  kalangan pengajian yang  sudah mati-matian didekati memberikan komitmen nyata. Mungkin ada keyakinan besar dalam diri pak SBY bahwa umroh bersama yang dilakukan Agus bersama penceramah aksi 112 bisa mengamankan perolehan suara dari kalangan muslim Jakarta. Namun nyatanya  mereka tidak melakukan komitmen itu. Suara Agus anjlok dikantong-kantong Islam.

Dengan kenyataan ini, maka jelas sudah ayat-ayat politik tidak laku di Jakarta. Warga Jakarta sebagian besar berpandangan moderat malahan cenderung liberal dalam pemahaman agamanya. Mereka yang mencoba menyuntikkan paham fundamentalis dipandang sebagai  bukan bagian dari  budaya Jakarta yang metropolis.  Namun mereka tidak melawan melainkan menyingkir diam-diam menjauh dari kelompok tersebut.   Berkaca pada kenyataan pahit ini, kubu Anis dipastikan akan sangat berhati-hati menggunakan isu agama agar tidak justru menjadi racun yang melumpuhkan kemenangannya. '

Artinya kita bisa berharap banyak bahwa   putaran kedua pemilihan Gubernur DKI akan diwarnai adu program dan kehebatan mesin partai politik ketimbang isu agama dan primordial.  Kita juga akan menyaksikan isu-isu terkait Jokowi dan Ahok satu paket menjadi dagangan utama kubu Ahok. Sementara dikubu Anis kita akan melihat semangat nasionalis yang khas pak Prabowo dipompakan dengan penuh kegairahan membingkai NKRI

Semua ini akan menjadikan pemilihan Gubernur  kembali dalam  saluran demokrasi yang sebenarnya.  Yang sehat tanpa  eksploitasi agama hingga siapapun yang terpilih adalah yang terbaik dan  warga Jakarta akan puas  dan bangga.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10155142187673117&id=748808116

Minggu, 19 Februari 2017

ANIES BASWEDAN IDOLAKU

Bicara tentang strategi pilgub DKI. Rasanya tdk ada cagub yg lebih canggih dari om Anies.

#RanselReputasi

Om Anies adalah seseorang yg tidak terbebani ransel reputasi. Tidak malu mengambil posisi d bawah naungan Prabowo yg saat pilpres om Anies serang habis2an.

https://youtu.be/BmPuFgQSZBk

Om Anies tampa ragu membuang reputasi moderat, toleran, dan mencintai persatuan Indonesia dalam kebersamaan semua agama dan ras d dalamnya.

Om Anies jg tdk berpikir dua kali untuk mendiskreditkan Paramadina. Dmana om Anies pernah menjadi rektor d dalamnya dan menjauhkan diri dari status liberal Paramadina.

http://news.gubernurmuslim.com/2017/01/anies-baswedan-saya-menolak-reklamasi-dan-akan-mengembalikan-kepentingan-nelayan-dan-masyarakat-di-teluk-jakarta/

Harga diri, nama baik dan reputasi, semua itu adalah beban. Om Anies tidak ragu untuk membuang semuanya dan menciptakan diri anda yg baru dari awal lagi.

#RebutKonstituenLawan

Bila saatnya tiba, om Anies tdk takut untuk berpelukan dengan ormas paling kontroversial d Indonesia. Secara efektif mengikuti arus yg sudah d buat oleh org lain dengan susah payah dan mendukungnya secara terbuka. Dan merebutnya.

Mungkin akan ada pihak yg menunding sisa reputasi toleran anda ketika anda mengatakan sejalan dengan FPI. Bahwa pemimpin hrs muslim. Mungkin ada yg mempertanyakan kepada anda apa itu "merajut tenun kebangsaan" yg anda maksud dulu. Tapi anda dapat dengan mudah mengelak dengan kalimat "merajut tenun kebangsaan d bawah kepemimpinan Islam".

https://youtu.be/1Y2yaVM_nvQ

Konstituen saingan om Anies yg saling bersinggungan om Anies rebut secara sangat halus dengan memperlihatkan "Aku se extreme kalian". D tambah rangkaian kata2 om Anies yg megah dan menginspirasi dalam debat. Tampa menyerang saingan anda yg searah, anda meperlihatkan "Aku lebih pintar darimu". Sehingga konstituen saingan anda yg memilih krn emosi, mendapatkan alasan lebih baik lagi dari anda.

Dengan mundukung anda, emosi terpuaskan, dan ada alasan motivasi retorika yg indah dari anda. Jadi secara mental konstituen anda mendapatkan justifikasi "Aku tidak mendukung Anies krn sekedar benci Ahok. Aku mendukung Anies krn Anies bagus". Dengan cara itulah anda merebut konstituen saingan anda yg sejalan.

Benar2 luar biasa cerdas.

#JanjiYgAbstrak

Akupun penasaran dengan janji2 om Anies. Selain dari detik, akupun membuka website anda untuk melihat sendiri janji2 anda yg lebih update.

Sebagian besar dari 23 janji anda, adalah janji yg menyenangkan, mudah dan abstrak. Janji yang tidak terukur. Dengan begitu janji anda tidak dapat d serang.

Kuambil contoh dari salah satu janji anda, "Program Khusus Lansia: Tunjangan Hari Tua"

Berikut janji anda yg kukutip dari URL:
http://www.jakartamajubersama.com/program-khusus-lansia-tunjangan-hari-tua

1) Memberikan Tunjangan Hari Tua kepada semua lansia di DKI Jakarta sebesar Rp. 300.000 per bulan untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

2) Memperbanyak layanan kesehatan pencegahan untuk lansia seperti layanan deteksi kanker gratis, di rumah sakit negeri dan swasta.

3) Memperbanyak ruang terbuka hijau ramah dan aman untuk lansia yang dapat digunakan untuk kegiatan lansia (senam lansia, dan sebagainya).

4) Menyediakan trasportasi umum gratis dan publik area ramah dan aman bagi lansia.

5) Melengkapi unit darurat untuk memberikan pertolongan pertama pada pasien di setiap puskesmas dengan standar motor gawat darurat (selain mobil ambulan), untuk masuk ke jalan-jalan sempit.

6) Mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dan peduli terhadap lanisa melalui kegiatan bersama lansia dengan memaksimalkan peran komunitas yang sudah ada atau membentuk komunitas baru.

Janji no satu tidak ada artinya mengingat APBD DKI yg mendekati 70 triliun. Aku tidak meragukan bahwa janji ini akan terpenuhi. Janji ini mudah dan menyenangkan. Siapapun yg mengajukan keberatan terhadap janji ini dapat anda tuduh tidak manusiawi terhadap lansia.

Sedangkan janji2 lainnya? Begitu abstrak sehingga anda tidak mungkin d serang dari sisi itu bila kelak anda menang dan d tagih. Contohnya "memperbanyak". Anda tidak memberikan tolak ukur keberhasilan atau kegagalan janji anda. Yg anda janjikan adalah menambah yg sudah ada. Baik tambah 1 maupun tambah 1000 anda bisa claim sudah menunaikan janji anda yg menyangkut kata "memperbanyak". Begitu pula dengan kata "menyediakan", "melengkapi" dan "mengajak". Anda bisa menggunakan penafsiran anda sendiri terhadap kata2 tersebut dan mengclaim anda sudah memenuhi janji.

#TidakTerjebakJanjiSulit

Semua janji2 anda adalah janji populis. Tidak ada janji non populis untuk perkembangan Jakarta. Karena om Anies paham benar bahwa yg terpenting saat ini adalah memenangkan pertarungan.

Om Anies fokus pada kemenangan, sedangkan lawan om Anies masih harus d sibukkan dengan kondisi realistis Jakarta dan pemecahan masalah yg feasible. Om Anies memilih untuk melongkapi hal itu dan hanya berjanji terhadap hal2 yg populis dan menyenangkan.

Sungguh strategi pemenangan yg luar biasa.

#KesalahanDP

Dari smua janji2 anda yg abstrak, tidak spesifik dan tidak terukur. Om Anies melakukan blunder. Om Anies menjanjikan suatu hal yg mungkin d atas kertas terlihat abstrak, tak terukur dan aman, tapi ternyata pernyataan om Anies dapat d ukur. Blunder ini menyebabkan anda terpaksa merevisi pernyataan anda yg sudah terekam di YouTube tentang DP 0% vs DP 0 Rupiah.

(DP 0%)
https://www.youtube.com/watch?v=6Ooz9c52XeI

Pernyataan ini sampai mengundang komentar gubernur BI. Dan krn itu juga masalah DP jadi sasaran tembak lawan maupun haters anda. Tapi tenang saja om Anies, dengan blunder ini. Toh tak ada manusia yg sempurna. Om Anies salah sebiji saja tak apa2. Malah menambah unsur manusiawi pada diri anda om.

(Bantahan BI)
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170217150456-78-194249/bank-indonesia-larang-kpr-dengan-dp-nol-persen/

#MenguasaiKonstituen

Yang paling luar biasa dari om Anies adalah, om Anies tau benar konstituen om. Om Anies paham sekali bahwa sebagian besar konstituen om ber'irisan dengan konstituen saingan om. Om Anies paham benar bahwa sebagian besar konstituen om adalah konstituen emosi.

Konstituen emosi memilih Anies pada dasarnya berlandaskan prinsip asal bukan Ahok. Baik dengan alasan agama, alasan penggusuran, alasan tdk suka sikapnya atau alasan apapun. Om Anies menawarkan sebuah ilusi pada mereka bahwa mereka bukan pemilih emosional. Tetapi pada dasarnya om Anies paham betul bahwa mereka pilih Anies bukan krn tertarik janji dan programnya.

Itulah sebabnya om Anies berani berjanji tentang hal2 yg begitu abstrak. Begitu tak terukur. Begitu general. Karena om Anies yakin konstituen anda pada akhirnya tidak akan menagih dan mengejar2 janji anda.

Kalaupun ada yg mempertanyakan janji anda, kemungkinan besar itu adalah konstituen petahana. Lawan anda dalam pilgub. Dan dengan cara mengeluarkan janji yg abstrak dan tak terukur, seperti yg ku tuliskan sebelumnya. Om Anies dapat menggunakan penafsiran om Anies sendiri terhadap janji yg om Anies sebutkan.

#Salut

Jadi jelas, dari smua peserta pilkada yg pernah aku ikuti, sepak terjang dan strategi anda adalah sepak terjang terbaik yg pernah aku lihat. Aku angkat topi untuk strategi dan sepak terjang om Anies.

Rasanya om Anies berhak masuk Hall of Fame pribadiku bersama uncle Roy dan uncle Trump.

Respect

(kwek)

https://m.facebook.com/ABhumiBlog/photos/a.1685601651722383.1073741829.1683531408596074/1859840467631833/?type=3

PUTARAN DUA : NU, JOKOWI, GOLPUT ATAU FPI, PKS DAN KELOMPOK KHILAFAH

Selain itu, Prabowo sudah mengatakan “jika ingin Prabowo Presiden 2019, pilih Anies Sandi.” Artinya bagi yang tidak ingin Prabowo menjadi Presiden, maka harus pilih Ahok.

Kelompok nasionalis

Merapatnya FPI, PKS dan kelompok Islam radikal ke kubu Anies sudah pasti membuat alergi kelompok nasionalis. Selama ini mereka memperjuangkan pilar kebangsaan, dan tentu saja tidak akan sudi mendukung kelompok para pejuang khilafah yang sering teriak kafir kafir dan takbir.

Pendukung AHY atau Golput

Dari tiga faktor tadi, bisa jadi sebagian sudah masuk ke suara AHY. Tapi bisa juga masih golput. Patut dicatat bahwa angka golput di Pilgub DKI mencapai 1.668.902 pemilih. Lebih besar dari pemilih Agus yang hanya 936.609 suara.

Artinya, selain memperebutkan suara Agus yang mungkin saja bagian dari 3 kelompok yang saya sebutkan tadi, bisa juga karena mereka sedang kebingungan atau membiarkan hasilnya ke masyarakat yang lain.

Tapi kalau mereka para golput ini dihadapkan pada pilihan Ahok atau Anies yang didukung FPI dan PKS, tentu saja mereka akan memilih Ahok yang didukung kelompok nasionalis. Para golput ini akan turun gunung memilih Ahok sebagai perlawanan kepada kaum khilafah yang ingin mengubah sistem negara.

Kalau berkaca pada Pilgub 2012, kondisinya kurang lebih sama. Jokowi Ahok menang putaran pertama, Foke melaju ke putaran kedua didukung oleh PKS, FPI dan yang sejenisnya. Secara matematika dasar, memang Jokowi Ahok akan kalah dengan Foke. Sebab pada putaran pertama Foke mendapat 34% dan Jokowi Ahok 42%. Tapi kemudian PKS merapat ke Foke, dengan harapan suara Hidayat Nurwahid yang 11% dapat beralih ke Foke sehingga nantinya mereka bisa unggul dari Jokowi. Tapi kenyataannya pada putaran kedua Jokowi tetap unggul 53% sementara Foke hanya 46%.

Artinya Pilgub DKI memang tak akan sesederhana matematika anak SD. Ada banyak faktor, dalam kontesks Pilgub 2017 sekarang ini saya melihat 3 faktor tersebut cukup vital dan menentukan. Tinggal pertanyaannya adalah, apakah kelompok nasionalis, NU, pendukung Jokowi dan golput akan membiarkan kelompok Anies yang berisi FPI, PKS dan yang memperjuangkan khilafah?

Sampai saat ini saya melihat mereka tak akan membiarkan kelompok khilafah merongrong Indonesia. NU tak mungkin bersatu dengan FPI yang rajin mangatakan kafir, bunuh dan kata propaganda lainnya. Pendukung Jokowi tak mungkin mau Prabowo kembali nyapres, apalagi membayangkan jadi Presiden.

Begitulah kura-kura.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208419287265905&id=1417785880

Sabtu, 18 Februari 2017

BALADA BUKIT DURI


.
Didukung saat tolak gusuran
Ditertawakan saat tenggelam kebanjiran.

Tanggal 28 september 2016 lalu Pemprov DKI berniat untuk menormalisasi aliran sungai Ciliwung di daerah Bukit Duri. Namun hal ini mendapat tentangan dari warga sekitar.

Meski telah digusur, mereka berkeras menolak relokasi dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Hasilnya, pada Kamis, 5 Januari 2017, Majelis hakim memenangkan gugatan warga Bukit Duri.

Esoknya, dalam jumpa persnya, 6 Januari 2017, Anies Baswedan mengaku Bahagia warga bukit duri memenangkan gugatan dan memberikan simpatinya kepada Warga bukit duri. "Saya senang keadilan ditegakkan," kata Anies saat ditemui.

Anies menuturkan, kemenangan tersebut bisa menjadi pelajaran bahwa untuk melakukan tindakan kepada warga Jakarta harus berdasarkan prinsip keadilan dengan prosedur yang benar

Keberpihakan pada gugatan warga ini menuai Simpati. Hasilnya pasangan Anies-Sandi menang telak di TPS 52 Bukit Duri, salah satu lokasi gusuran.

Namun esoknya, pada 16 Februari 2017, tanpa diduga Banjir Pesanan yang rutin dikirim dari Bendung Katulampa Bogor kembali menggenangi pemukiman tersebut. Saat itu warga belum mengungsi meski ketinggian air sudah sekitar 70 cm. Bahkan di RT 15, ketinggian air telah mencapai dada orang dewasa.

Saat ditemui warga Bukit Duri mengaku sudah Bosan kebanjiran dan siap untuk direlokasi asalkan tidak jauh. Mereka mengaku banjir di Bukit Duri tidak dapat diprediksi lagi. Banjir datang hampir setiap bulan.

Ironisnya, paslon Anies-Sandi yang diberi tahu bahwa ada beberapa lokasi banjir di Jakarta, seperti di Pejaten Timur dan Bukit Duri kali ini hanya menanggapi dengan santai.

Berikut tanggapan mereka:
“Kirain sudah bebas banjir,” kata Anies
"Genangan Air,” timpal Sandiaga yang berdiri di samping Anies.
“Oh genangan,” kata Anies lagi, disambut gelak tawa pendukungnya.

Bukan hanya mentertawakan banjir, saat dikejar soal solusi banjir, Anies malah menawarkan solusi yang tidak masuk akal dengan kondisi Jakarta saat ini dengan mengatakan bahwa pengelolaan air harus menggunakan Vertical drainage.

Anies sepertinya memang tidak begitu mengenal kondisi Jakarta karena vertikal drainase sangat sulit diterapkan untuk mengatasi banjir kiriman yang volume airnya sangat besar.

Catatan mas Teguh:
Tanyakan pada Anies Baswedan Ph.D., saat warga Bukit Duri menang gugatan apa arti kebahagiaannya?

Dan saat Bukit Duri tenggelam oleh banjir kiriman, apa arti tertawaannya?

Rangkuman tulisan Teguh Santoso

Jumat, 17 Februari 2017

Catatan “Jongos” Dua Cagub DKI

“In matters of style, swim with the current; in matters of principle, stand like a rock.” —Thomas Jefferson

Tulisan ini bertujuan supaya membagikan apa yang saya ketahui, dari kacamata seorang jongos yang merasakan bekerja di bawah dua orang ini: Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan. Dan mengapa dari awal mendengar Pak Anies maju, saya sudah bersuara mengapa Pak Ahok yang lebih layak memimpin DKI Jakarta.

++

Memori saya kembali kepada masa enam tahun lalu. Nama Indonesia Mengajar baru mulai bergaung, dan sosok Anies Baswedan sangat lekat dengan program ini. Program yang mulia. Saya mendaftar dan diterima.

Teringat waktu pertama kali mendengar beliau langsung memberikan pidato penerimaan kepada kami, para Pengajar Muda istilah kerennya. Saya hanyut dengan berbagai persuasi yang dilontarkan. Memang sungguh inspiratif. Mantra yang sering didengungkan adalah merajut tenun kebangsaan. Barangkali inilah saatnya adanya organisasi yang lintas kultur dan agama yang memang layak untuk didukung anak muda yang ingin merasakan Indonesia sesungguhnya, tanpa hanya dari membaca koran. Saya menangis waktu upacara bendera terakhir bersama para Pengajar Muda sebelum dikirimkan ke daerah. Warna kulit, asal dan agama kami berbeda-beda, tetapi kami dengan spirit yang sama, khidmat upacara menghormati bendera Merah Putih.

Setahu saya, Pak Anies adalah penggagas dan pimpinan Indonesia Mengajar, namun tidak terlibat dalam kepengurusan hariannya. Kepengurusan harian dijalankan oleh orang-orang muda di bawah Hikmat Hardono dengan kantor di Jalan Galuh II Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Teringat bahwa Pak Anies sering ditanya oleh kami Pengajar Muda, apakah Indonesia Mengajar ini menjadi batu lompatan ke arena politik, utamanya ke pencalonan presiden. Beliau umumnya memberikan jawaban yang tidak pasti. Tapi secara bahasa, Pengajar Muda memahami bahwa gerakan Indonesia Mengajar ini memang murni sebuah gerakan yang ingin “merajut tenun kebangsaan” tadi. Banyak persuasi lain yang dilontarkan Pak Anies yang lumayan inspiratif, seperti “melunasi janji kemerdekaan”, “setahun mengajar seumur hidup menginspirasi”. Untuk anak muda yang ‘galau’ dan lagi semangat-semangatnya ingin berkontribusi kepada bangsa dan negara ini, inspirasi dan persuasi semacam ini sangatlah efektif. Beberapa dari antara kami sampai rela meninggalkan pekerjaan di luar negeri dengan gaji dan fasilitas wah dan bergabung menjadi Pengajar Muda. Menjadi Pengajar Muda dan langsung terjun ke desa menjadi bagian dari warga dengan berbagai karakter dan tantangannya. Saya sendiri mengambil cuti tanpa gaji selama setahun dari firma hukum tempat saya bekerja. Saya juga mempersiapkan diri untuk tidak digaji dari Indonesia Mengajar. Hebatnya, Indonesia Mengajar memberi remunerasi yang tidak kalah dengan gaji karyawan swasta! Indonesia Mengajar benar-benar program yang luar biasa, membuka mata generasi muda kepada kondisi Indonesia sesungguhnya, sambil melatih kepemimpinan.

++

Februari 2013, saya bangga mendengar Pak Anies menjadi ketua Komite Etik KPK kasus bocornya sprindik Anas Demokrat. Selang 7 bulan kemudian, keadaan total berubah. Pak Anies maju pada konvensi Partai Demokrat, ingin menjadi capres menggunakan kendaraan yang menjadi gunjingan banyak orang dengan isu korupsi Hambalang. Kekecewaan di antara Pengajar Muda banyak meski tak terucap. Kami mulai bertanya-tanya apakah Indonesia Mengajar ini murni sebuah gerakan di bidang pendidikan, atau hanya batu loncatan? Spekulasi muncul tanpa jawaban pasti. Apakah Pak Anies sudah memikirkan resiko bila sampai ada sponsor yang menahan dana atau menarik dana, karena takut dana yang diberikan ke Indonesia Mengajar malah digunakan untuk kepentingan politik tersebut? Langkah Pak Anies ini saya sayangkan sekali karena membawa resiko kepada suatu program baik yang baru mengembangkan sayapnya. Apakah ambisi politik Pak Anies menjadi capres ini segitu besarnya?

Untunglah Pak Anies tidak memenangkan konvensi partai itu. Di dalam hati kecil saya, saya memang berharap beliau terlebih dahulu membuktikan diri dengan memegang jabatan yang cukup strategis, yaitu Menteri Pendidikan. Jabatan itu sangat sesuai dengan jalan hidup Pak Anies yang adalah Rektor Paramadina dan penggagas Indonesia Mengajar.

Cerita saya beralih ke kemenangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Saat itu saya sudah bekerja di suatu firma hukum. Saya sangat bersyukur atas kemenangan Jokowi itu. Jokowi adalah simbol harapan, dan representasi dari suksesnya masyarakat biasa yang bisa menembus lingkar kekuasaan dan menjadi orang nomor satu di Republik ini.

Setelah mendengar pemberitaan di media bahwa Jokowi-JK membentuk tim transisi, Saya berinisiatif menghubungi Pak Anies mengucapkan selamat sekaligus menanyakan, kira-kira apa yang dapat dibantu. Tak disangka, beliau langsung merespon baik dan menawarkan saya untuk membantu beliau. Saat itu beliau adalah Deputi D Tim Transisi, yang mengurus kesejahteraan rakyat.

Di titik inilah saya lebih jauh mengenal sisi profesional Pak Anies. Mirip seperti yang saya lihat di Indonesia Mengajar, beliau sering menyampaikan pandangan atau gagasan pada level yang makro. Jarang sekali saya mendengar turunan teknis dari ide besar Pak Anies. Karenanya, saya dan tim sangat beruntung karena kami dipimpin oleh Ibu PW, seorang eksekutif yang mengambil cuti dari suatu firma konsultan internasional. Sehari-hari kami bekerja di bawah bimbingan Ibu PW, dan Pak Anies jarang sekali terlihat berkantor bersama kami. Dari media kami tahu bahwa pada masa itu beliau cukup sering menemani Pak Jokowi.

Saya pribadi menyadari bahwa hal ini tidak ideal (tidak memimpin proses perumusan produk Deputi D sebagai turunan dari gagasan besar yang disampaikan Pak Anies). Tapi saya tidak mau memusingkan hal di luar jangkauan saya. Saya hanya mencoba bekerja terus dan berharap agar situasi ini berubah, supaya Pak Anies kembali fokus ke dalam Deputi D, dan mulai mengambil langkah manajerial konkret. Mengapa? Karena latar belakang dan karakter anggota Deputi D sangatlah beragam. Ada yang dari sektor swasta finansial, kalangan masyarakat sipil sampai basis relawan Jokowi-JK, sehingga tim kami membutuhkan seorang pemimpin (yang memang sudah punya nama) yang seharusnya hadir, memimpin tim, menguasai data di hadapannya untuk mencapai tujuan dari dibentuknya Deputi D.

Sayangnya, sampai dengan akhir masa kerja, hal ini tidak terjadi. Mungkin saja Pak Anies sudah mendelegasikan mayoritas kerjanya kepada PW. Namun delegasi kerja tidak mungkin total menyerahkan semuanya kepada orang lain, tanpa hadir memberikan panduan dan arahan konkret kepada kami. Seandainya Pak Anies lebih intensif hadir dan memimpin kami, tentu produk akhir Deputi D akan lebih baik lagi. Pada titik ini, saya menyadari bahwa peranan dan keunggulan Pak Anies adalah mengajak dan menginspirasi orang untuk mau ‘turun tangan’ dan melakukan sesuatu untuk republik ini. Ini adalah peranan yang sangat penting di tengah apatisme generasi muda untuk berpolitik dan bernegara, dan peranan yang memang paling pas untuk dijalankan Pak Anies. Tetapi menjadi pemimpin dengan kemampuan manajerial yang mumpuni? Ini yang belum bisa dilihat dari Pak Anies.

++

Cerita ini berlanjut dengan terpilihnya Pak Anies sebagai Menteri Pendidikan. Banyak Pengajar Muda yang bersyukur akhirnya Pak Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Tentunya Pak Anies adalah orang yang tahu betul potret pendidikan di Indonesia, karena beliau sebagai bagian dari Indonesia Mengajar tentu sudah mendapatkan banyak sekali laporan dari Pengajar Muda tentang keadaan pendidikan di daerah dan berbagai praktek korupsinya (Undang-Undang Dasar mengamanatkan 20% dari APBD untuk pendidikan. Ada gula ada semut!), dan juga sebagai Deputi D Tim Transisi yang mengurus bidang pendidikan. Saya berharap ini menjadi ajang pembuktian kemampuan beliau dalam membuat perubahan di Indonesia, paling tidak membuat tata kelola yang baik di dalam Kementerian Pendidikan dengan segudang daftar masalah.

Nyatanya tiada yang berubah. Distribusi Kartu Indonesia Pintar tidak mencapai target. Bahkan Agustus 2016, Menteri Keuangan menemukan Rp 23,3 triliun dana yang salah perencanaan. Dana yang ada tidak boleh diberikan kepada guru yang memang tidak ada (salah data) atau yang gurunya ada tapi belum bersertifikat. Apakah memang Pak Anies masih tidak melaksanakan pekerjaan manajerial dan hanya melepaskan pekerjaan teknis sepenuhnya kepada bawahannya, yang punya segudang kepentingan dan dosa lama? Entah. Saya hanya bisa menduga dua hal di atas menjadi sebagian pertimbangan Pak Jokowi ‘mencukupkan’ tugasnya hanya selama 1 tahun 9 bulan.

+++

Saya pribadi tergerak membuat tulisan ini, setelah tahu Pak Anies bertandang ke markas FPI pada 1 Januari. Okelah, Pak Anies sudah menjadi politisi yang berambisi menjadi Gubernur DKI, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI. Dan secara politik, memang saya tidak perlu baper bila tetiba Anies menggunakan simbol-simbol keagamaan dalam menjaring suara. Tetapi berkunjung ke FPI, kemudian membela diri dengan mengatakan ‘harus menjadi pemersatu semua pihak’? Itu jawaban tidak jujur. Jadilah pemersatu dan pergi ke markas FPI setelah anda jadi pejabat. Pergi ke FPI sebelum menjadi pejabattidak lain adalah taktik meraih suara. Meraih suara ke pihak yang dengan entengnya mengoyak-oyak tenun kebangsaan! Teringat pernyataan Pak Anies pada 2014, yang menyerang Prabowo Subianto dengan menuding bahwa Prabowo berjanji seakan berpihak kepada heterogenitas dan pluralisme yang ada di Indonesia, padahal kata Pak Anies, Prabowo justru mengakomodasi dan merangkul kelompok ekstremis seperti FPI. Selang dua tahun, Pak Anies telah berubah secara ekstrem. Mungkin Pak Anies adalah orang yang akan melakukan apa saja untuk mencapai ambisinya. Dari menjual kata-kata inspirasional sampai memberi angin surga kepada kelompok yang jelas-jelas menganggap bahwa NKRI ini hanya diperuntukkan untuk satu agama saja. Melihat Pak Anies hari ini, entah apa lagi yang dapat dilakukan beliau demi mencapai ambisinya yang mungkin ingin jadi Presiden? Kunjungan beliau ke FPI inilah garis tegas respek saya kepada Pak Anies, yang sukses menginspirasi saya 5 tahun lalu untuk terjun ke dalam sistem. Karena ambisinya, Pak Anies hari ini bukanlah Pak Anies 5 tahun lalu, yang mencoba merajut tenun kebangsaan. Dia dulu tidak pernah bertanya kepada saya, apa agama saya waktu saya mendaftar Indonesia Mengajar dan menawarkan diri membantu dia di Tim Transisi. Mungkin rekan-rekan ingat, Pak Anies sudah katakan di Mata Najwa bahwa dia meyakini pemimpin itu harus memeluk agama Islam. Menjadi miris bila memikirkan golongan minoritas yang mendaftar Indonesia Mengajar sebagai bekal kepemimpinan di masa mendatang, karena bekal yang didapat tak dapat dilaksanakan. Bhinneka Tunggal Ika mau ditaruh dimana?

Sepertinya benar teori Abraham Lincoln,

“Hampir semua orang bisa menghadapi kesengsaraan, tetapi jika Anda ingin menguji karakter seseorang, beri dia kekuasaan.”

Pak Anies sudah teruji dan gagal bahkan sebelum dia diberi kekuasaan.

Setelah melihat cara Pak Anies bekerja dan Pak Ahok bekerja, memang dua orang ini tidak dapat dibandingkan, karena keduanya ada di tataran yang berbeda. Pak Anies adalah konseptor, sedangkan Pak Ahok adalah eksekutor sekaligus konseptor yang sangat baik. Pak Anies ringan mengatakan iya dan merangkul seluruh pihak, sedangkan Pak Ahok adalah orang yang bisa mengatakan tidak tanpa harus berpura-pura. Saya teringat pertama kali melihat Pak Ahok (sebagai cawagub) pada kampanye pilkada DKI 2012 yang menolak permintaan kelompok warga yang minta dibuatkan lapangan, dengan imbalan warga setempat akan memilih Jokowi-Ahok. Alih-alih mengiyakan demi suara, Pak Ahok malah mentah-mentah menolak permintaan itu, karena menurut beliau tidaklah adil untuk warga lain yang tidak memilih Pak Ahok. Pak Ahok saat cawagub 2012 masihlah sama dengan Gubernur 2017. Aspek kepemimpinan Pak Ahok ini pun diamini oleh Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang mengatakan, “Seni kepemimpinan adalah mengatakan tidak, bukan iya. Sangatlah mudah untuk mengatakan iya”.

Pak Ahok memberantas korupsi dengan cara menaikkan gaji untuk menghancurkan corruption by need(korupsi karena kebutuhan), sedangkan Pak Anies rumornya mencoba memberantas korupsi dan PNS tidak berkinerja baik dengan dialog hati ke hati secara rutin. Saya pribadi, setelah dua tahun bekerja di DKI Jakarta dengan praktek koruptif warisan rezim lama, rasanya hampir mustahil untuk meminta orang berubah dengan kesadaran sendiri tanpa mencari akar permasalahan dan secara konkret memperbaikinya. Perlu cara keras untuk melumerkan hati yang sudah keras terpapar nikmatnya korupsi selama puluhan tahun!

Pak Ahok memberantas korupsi dengan membuat e-budgeting agar dapat menutup celah permainan perencanaan anggaran (masih ingat kan anggaran siluman UPS?), sedangkan Pak Anies malah salah merencanakan anggaran sampai dengan 23 T.

Saya tidak mengatakan bahwa Pak Anies ini adalah orang yang jahat. Tidak sama sekali! Pak Anies ini memiliki hati yang baik dan ambisi. Sayangnya ambisi beliaulah yang lebih menguasai hati beliau hari ini. Pak Anies punya keunggulan dalam menginspirasi dan mengajak orang untuk turun tangan namun saya hanya menegaskan bahwa bukanlah porsi Pak Anies menjadi administratur untuk membenahi benang kusut DKI Jakarta. Selayaknya penyakit kanker yang perlu diobati dengan kemoterapi, tidaklah mungkin membenahi DKI Jakarta yang kusut dan sudah sakit kronis hanya dengan kalimat yang santun dan ide besar tanpa kepemimpinan dan kemampuan manajerial yang mumpuni. Porsi paling bermanfaat adalah menjadi inspirator dan mengajak anak-anak muda Indonesia untuk tidak berpangku tangan, tapi turun tangan membenahi republik ini.

Demikian catatan jongos ini. Pasti banyak pihak yang pro dan kontra. Wajar. Tapi inilah demokrasi, di tengah masyarakat yang masih belajar berdemokrasi selepas rezim lalu. Harapan saya, tulisan ini sedikit banyak membawa manfaat bagi masyarakat DKI. Semoga.

Rian Ernest

Pengajar Muda Angkatan II – Daerah Penempatan Kabupaten Rote Ndao, NTT

FREEPORT MENYERAH PADA JOKOWI

PT Freeport Indonesia akhirnya mengakhiri rezim kontrak karya (KK) yang sudah berumur 50 tahun setelah bersedia mengubah statusnya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Hal itu dilakukannya sebagai salah satu syarat agar perusahaan asal Amerika Serikat tersebut bisa kembali ekspor konsentrat yang dihentikan pemerintah sejak 12 Januari lalu.

Dalam regulasi baru yang diterbitkan pemerintah, perusahaan tambang yang diperbolehkan ekspor hanya mereka yang memenuhi sejumlah persyaratan, salah satunya berkomitmen untuk membangun smelter, divestasi 51 persen saham bagi perusahaan asing, serta mengubah status KK menjadi IUPK. Hal tersebut diatur dalam PP No. 1 tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas PP No.23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (PP Minerba).

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan dua peraturan menteri ESDM sebagai pelaksanaan dari PP tersebut, yaitu: Permen ESDM No. 5 tahun 2017 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di dalam Negeri, dan Permen ESDM No. 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Rekomendasi Pelaksanaan Penjualan Mineral ke Luar Negeri Hasil Pengolahan dan Permurnian.

Dalam konteks ini, perusahaan tambang seperti Freeport yang belum memiliki smelter, berpeluang mendapatkan izin relaksasi ekspor apabila bersedia mengubah status KK menjadi IUPK. Untuk transisi proses itu, pemerintah akan menerbitkan IUPK sementara. Izin sementara itu berlaku bagi perusahaan yang telah mengajukan permohanan dan melengkapi persyaratan perubahan status tersebut.

Juru bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan pihaknya masih menanti kesediaan pemerintah untuk mengeluarkan IUPK sementara agar bisa mendapatkan kesempatan ekspor. Menurut dia, aktivitas produksinya tersendat akibat belum bisa ekspor setelah dihentikan pemerintah sejak 12 Januari 2017.

“Kami masih menunggu IUPK sementara sehingga bisa ekspor, namun izin dari pemerintah belum keluar,” kata Riza.

Beda Kontrak Karya dan IUPK

Sejatinya UU No. 4 tahun 2009 tentang Minerba tidak lagi mengenal sistem kontrak karya, melainkan memberlakukan sistem perizinan. Pemerintah melalui Kementerian ESDM sudah sejak lama mendorong agar perusahaan pertambangan yang berstatus KK berubah menjadi IUPK. Sayangnya, proses perubahan status KK menjadi IUPK, seperti Freeport selalu mengalami kebuntuan.

Misalnya, pada Juni 2015, Freeport pernah menyetujui usulan pemerintah agar mengubah statusnya dari KK menjadi IUPK. Namun, perusahaan asal Amerika tersebut baru mengajukannya setelah pemerintah menjadikan perubahan status KK menjadi IUPK sebagai salah satu persyaratan ekspor konsentrat, seperti diatur dalam PP No. 1 tahun 2017, serta dua Permen yang menjadi turunan dari PP tersebut.

Lalu, apa perbedaan status KK dan IUPK?

Perubahan KK menjadi IUPK memberikan dampak tersendiri bagi negara. Dengan beralihnya KK menjadi IUPK, maka posisi pemerintah lebih "tinggi" karena berlaku sebagai pihak yang memberi izin kepada perusahaan tambang untuk melakukan aktivitas tambang. Dalam sistem KK posisi pemerintah setara dengan perusahaan, karena negara yang melakukan kontrak dengan perusahaan tersebut.

Namun, jika sistem perizinan seperti yang diamanatkan UU No. 4 tahun 2009 tentang Minerba yang dipraktikkan, maka posisi negara di atas perusahaan tambang tersebut. Misalnya, sebagai pemberi izin pertambangan, pemerintah bisa saja mencabut izinnya. Dengan demikian, perubahan KK menjadi IUPK adalah menempatkan negara pada posisi yang sebenarnya.

Perubahan KK menjadi IUPK juga membuat perusahaan tambang, seperti Freeport tidak akan lagi mendapatkan izin panjang hingga mencapai 50 tahun. Sebab, dalam sistem perizinan, pemerintah hanya bisa memberikan izin paling lama 20 tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing 10 tahun.

“Jangka waktu IUPK Operasi Produksi mineral logam atau batubara dapat diberikan paling lama 20 (dua puluh ) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun,” demikian bunyi Pasal 83 poin g UU No. 4 tahun 2009 tentang Minerba.

Tak hanya itu, perubahan status KK Freeport menjadi IUPK juga akan mengurangi batas area pertambangannya. Seperti diatur dalam Pasal 83 poin b bahwa luas satu wilayah IUPK untuk tahap kegiatan operasi produksi pertambangan mineral logam dibatasi hanya 25.000 hektar, jauh dari luas area kerja Freeport yang mencapai 90.000 hektar.

Selain itu, perubahan status KK menjadi IUPK juga akan membuat Freeport akan dikenakan banyak pajak. Hal ini menjadi pertimbangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia memastikan perubahan status Freeport dari KK menjadi IUPK harus tetap menjamin adanya penerimaan bagi negara yang lebih baik.

Menurut Sri Mulyani, dalam UU Minerba sudah diamanatkan bahwa bentuk apapun kerja sama antara pemerintah dengan para pengusaha, maka penerimaan pemerintah harus dijamin lebih baik. “Penerimaan itu banyak sekali dimensinya, ada pajak, ada royalti, ada PBB, ada juga iuran yg lain dan juga dari sisi kewajiban mereka harus melakukan divestasi serta kewajiban membangun smelter,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, pemerintah juga perlu memberikan kepastian berusaha serta jaminan tidak ada hambatan yang bisa mengganggu iklim investasi dan memberikan ketidakpastian bagi investor atas prospek ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, kepastian terkait penerimaan negara dan kepastian bagi dunia usaha sama-sama terjamin.  [src/trc/tirto.id]

HIKMAH DI PHK GARA GARA AHOK


Oleh: Mohammad Monib

Sore ini saya naik taxi. Supir taxi-nya berkisah. Bahwa di TPS 230 Cengkareng Ahok menang dengan suara beda yang cukup besar dari pasangan lainnya. Itu kisah biasa.

Yang luar biasa adalah ia berkisah bahwa, dulu saat Pilgub yang lalu, ia memilih Jokowi dan Ahok. Mereka menang. Ia senang. Tapi rasa senangnya tidak berlangsung lama. Ketika Ahok naik jadi Gubernur menggantikan Jokowi, ia kena PHK. Gara-gara Ahok.

Ia melanjutkan, selama 12 tahun ia bekerja sebagai supir perusahaan distributor Minuman Keras. Perusahaan tempat ia bekerja terpaksa gulung tikar akibat kebijakan Ahok yang mempersempit gerak peredaran minuman keras. Sehingga banyak tempat-tempat yang biasa ia 'drop-kan' minuman tutup.

Ia kecewa dengan Ahok. Karena bebannya menghidupi keluarga dengan dua anak yang sedang bersekolah, menjadi sangat berat, tanpa pekerjaan. Apalagi ia sudah sempat membeli rumah dengan menyicil.

Tetapi, sekarang, ia mengaku menyoblos Ahok Djarot di Pilkada DKI. Saya bingung. Sekaligus penasaran. Kenapa?

Setelah di PHK ia kemudian akhirnya bekerja menjadi supir taxi. Ia mengaku pendapatannya lebih baik dari perusahaan sebelumnya. Kesehatan ia dan keluarganya terjamin. Ia juga melihat hasil dan bukti dari kerja Ahok. Jalanan perumahan lebih bersih dan lebar, banjir jadi berkurang, Jakarta terlihat lebih bersih.

Dulu saat hujan, ia nyaris tidak bisa kemana-mana. Boro-boro narik taxi a.k.a nganter penumpang, untuk balik ke rumah atau ke pool taxi aja ia sulit. Gara-gara banjir dimana-mana. Sekarang ia merasakan perubahannya. Ia bisa narik saat hujan. Jalanan yang mulai berkurang titik dan durasi banjirnya membuat ia bisa leluasa mengantar penumpang. Malah pendapatannya jadi lebih besar kala hujan.

Saya bertanya. Kalau cuma itu alasannya, apa cukup membuatnya melupakan 'dosa' Ahok yang membuatnya dipecat dari pekerjaan.

Ia menjawab. Justru karena Pak Ahok ia kena PHK. Dan karena ia di PHK, ia mendapat pekerjaan sebagai supir taxi. Benar waktu awal ia kecewa, tetapi sekarang ia percaya, Pak Ahok membuatnya 'terlepas dari rasa bersalah' menjadi supir mobil distributor Minuman Keras yang sebenarnya bertentangan dengan hati nuraninya. Pak Ahok --menurut ia-- telah membebaskannya dari 'dosa'.

Dan katanya, kita sih ga lihat agamanya. Buktinya Pak Ahok membuat saya merasa demikian. Saya orang kecil, ga ikut politik-politikan. Yang saya lihat ada hasil kerjanya, itu yang saya pilih. Makanya tadi saya pilih Pak Ahok lagi. Saya mau kasih Pak Ahok kesempatan bekerja. Ngapain saya kasih ke orang yang saya ga tau kerjanya kayak apa.

Saya terdiam. Sejenak. Lalu jadi berapi-api. Memuji pandangannya. Mengagumi pemahamannya. Lalu sebelum turun berkata : "Bapak jauh lebih hebat dibandingkan dengan orang-orang besar yang merasa dirinya pintar."

Saya tiba. Argo taxi menunjuk angka 92 ribu. Saya membayar lebih. Lalu turun. Ia mungkin kaget. Tapi saya merasa perlu 'membayar' untuk 'kuliah' 20 menit tentang 'bagaimana melihat secercah terang di dalam gulita pergulatan hidup'. Bahwa seharusnya kita tidak mudah menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada diri kita. Bisa jadi, itu justru titik balik hidup kita.

Terima kasih Pak Suparjo. Sampai bertemu di Putaran Ke - 2.

Minggu, 12 Februari 2017

Misteri Kampus Bukit Jimbaran.

1. Dulu sebelum ada bangunan kampus. Ada sebuah tikungan yang cukup panjang, menukik dan sepi. Para penduduk setempat bilang kalau disitu sering orang tewas karena kecelakaan.
Suatu saat ada10 mahasisiwa tahun 90an. Yang saling tantang untuk membuktikan mitos. Bahwa kalo tempat bekas kecelakaan dikasih air jeruk nipis. Arwah mereka akan kesakitan.
Sore itu mereka pun ke bekas tikungan itu, dan segera melakukannya. Namun hingga pukul 3 pagi tak ada apa2. Para mahasiswa itu pun berniat cabut. Tapi tiba-tiba ada rintihan wanita di tengah-tengah mereka. "Aduuuh...perih..".
Mereka kaget, karena dalam kelompok tersebut tidak ada seorang wanitapun. Suara rintihan tersebut makin jelas dan keras. Suara-suara raungan lain mulai menyusul ramai. Tanpa dikomando merekapun kabur.

2. Hantu Om Bangun OM.
Siang itu seorang pengawas proyek di RSP tertidur di lantai 3.
Tiba-tiba ada suara anak yang membangunkannya. "Maaf om, bangun! Sebentar lagi ada yang lewat." Diapun terbangun dan langsung menuruni tangga. Dalam perjalanan ke bawah ia heran, bagaimana bisa ada anak-anak di situ? Lalu nengok ke atas. Ternyata anak kecil itu sudah hilang.

3. Suara-suara ghaib.
3 petugas keamanan proyek yang stay dipos penjagaan areal RSP. 2 orang masih terjaga, sedang 1 sudah tertidur. Tiba2 mereka dikagetkan oleh suara menggema dari rintihan wanita. Yang duet dengan suara besi diseret. 2 penjaga itu lari dan meninggalkan temannya yang lagi bobo cantik.

4. Mahluk gede-gede.
Seorang petugas keamanan proyek bersaksi. Bahwa di gedung tiga RSP itu, ada mahluk2 gede. Seperti ular yang panjangnya minta ampun. Ada juga pas mereka asik minum2 dan joget2. Tiba2 didatangi sosok hitam tinggi besar, dan melotot ke arah mereka.

5. Pocong Nunggu Angkot.
Beberapa mahasiswa yang pulang dari kuta sampe jam 1 malam. Melewati fak teknik. Tiba2 salah satu dari mereka, yang boncengan paling belakang. Teriak ke temennya yang nyetir, "bro, itu Dekanat lu? sambil nunjuk ke kiri." Temennya yang nyetir otomatis nengok ke kiri trus dia tanya, "Iya, napa?" abiz itu temennya tadi ga jawab apa2.
Sampe di kost, temennya tadi sms, "Bro, tadi gw teriak itu biar  lu ga nengok kanan, karena tadi ada 2 pocong di pohon2 deket halte, yang satunya agak jauh tapi ngadep ke kita."

6. Kera cekrek.
Sekitar tahun 1991. Seorang mahasiswa sedang mencetak foto, di kamar gelap kampus seni rupa. Ketika kertas foto dicelupkan ke dalam cairan developer. Lambat laun memunculkan gambar sebuah pemandangan yang dia cekrek. Namun ada gambar lain yang menindihnya. Mirip wajah kera bertaring. Kedua matanya bundar. Pada awalnya dia berpikir secara logis. Dicobanya mencetak lagi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Namun pose yang berubah-ubah.

7. GO-Kuntil.
Seorang mahasiswi tekhnik pulang kemalaman. Dan dia juga pas ga bawa kendaraan. Diapun jalan sambil berharap ada kendaraan lewat untuk bisa numpang. Karena pintu keluar jauh, dan jalanan diarea berbukit itu gelap. Tiba2 dari kejauhan nampak lampu motor kearahnya. Dia pun nyetop tuh motor, yang ternyata dikendarain cewe. Dan minta numpang. Cewe itu mengiyakan tanpa berkata apa2. Akhirnya sampe juga di perempatan jalan raya. Setelah bilang makasih, diapun turun dan langsung ke kios buat beli akua. Bapak kios bilang, "Tadi saya lihat dari jauh, mbak nya di gendong Kuntilanak."
*Gedebuk! Pengsan.

#HantuKampus

Jumat, 10 Februari 2017

Bahaya Rokok Elektrik

Rokok elektrik, atau sering disebut juga vape, pada awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok, dan merupakan salah satu cara untuk membabtu orang-orang untuk berhenti merokok. Vape yang terdiri
sebuah baterai, sebuah cartridge yang berisi cairan dan sebuah elemen yang dapat menguapkan cairan tersebut ke udara.

   Menurut dr. Nauki Kunugita, seorang peneliti dari National Institute of Public Health di Jepang, dalam salah satu rokok elektrik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen (kelompok zat yang secara
langsung dapat merusak DNA, mempromosikan atau membantu kanker) dibandingkan satu batang rokok biasa. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan menjelaskan dalam siaran persnya bahwa larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektrik
memiliki komposisi yang berbeda-beda dan secara umum ada 4 jenis campuran. Namun semua jenis campuran mengandung nikotin, propilen glikol.

  CNN Indonesia juga mengatakan bahwa bahaya vape termasuk menyebabkan terjadinya keracunan akut nikotin dan adanya kasus kematian anak. Tak hanya rokoknya yang berbahaya, uap yang terhirup dapat menimbulkan serangan asma, sesak napas, dan batuk. Rokok ini juga berbahaya untuk penderita pneumonia, gagal jantung, disorientasi, kejang, hipotensi, sampai luka bakar akibat meledaknya rokok elektrik dalam mulut. dan juga Rokok tembakau memiliki peraturan khusus dalam Peraturan Pemerintah no. 109 sedangkan vape belum ada peraturan khusus mengenai peredaran vape di Indonesia.

  Jadi, hingga saat ini tidak ada fakta yang membuktikan bahwa rokok elektrik lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau. Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com, berbagai studi telah melakukan penelitian terhadap rokok elektrik dan hasil dari penelitian tersebut adalah:

  Rokok elektrik ini diklaim mengandung zat berbahaya seperti Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA), Diethylene Glycol (DEG) dan karbon monoksida. Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah lima menit penggunaannya. Tak hanya itu, rokok ini juga meningkatkan kadar plasma karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu kesehatan.

Memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok tembakau, yaitu kadar nitrit oksida udara ekshalasi menurun secara signifikan dan tahanan jalan napas meningkat signifikan. Bahkan, bahaya vape juga termasuk dapat mendorong budaya merokok pada anak-anak, seperti yang diterangkan oleh Jessica, pemimpin studi dari University of Southern California, Amerika Serikat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik.

kalau kata mimin, dampaknya rata-rata didapat dari jenis cairan yang digunakan kalau cairan tersebut memang benar tidak memiliki kandungan yang tidak aman maka dampaknya tidak begitu buruk, akan tetapi jika cairan tersebut memiliki kandungan yang tidak aman maka dampaknya akan buruk dalam waktu berkepanjangan.

https://hellosehat.com/rokok-elektrik-tembakau-mana-lebih-aman/

-Nagisa

Kamis, 09 Februari 2017

Kenapa perlu Reklamasi Teluk Jakarta?

Kenapa saya Tidak Mempersoalkan Reklamasi Teluk Jakarta?
Emmy Hafild
------------------------------

Sebagai mantan Direktur WALHI dan Greenpeace Southeast Asia, mengapa saya tidak mempersoalkan reklamasi Teluk Jakarta yg dimulai dimasa Suharto dan diteruskan pelaksanaannya oleh Gubernur Petahana?

Reklamasi ini jadi salah satu point yg digunakan  Cagub DKI No.3 melawan Gubernur  petahana.

Jawaban saya:
1. Teluk Jakarta adalah suatu ekosistem yang sudah rusak, sudah dalam tahap tidak dapat balik. Untuk memperbaikinya ke keadaan semula memerlukan biaya yang sangat besar dan hampir mustahil.
2. Sebab-sebab kerusakan:
2.1 endapan yg dibawa 13 sungai yg bermuara di sana, dalam jumlah ber ton-ton per hari selama puluhan tahun telah menutupi dasar laut Teluk Jakarta, sehingga penuh  lumpur puluhan meter tingginya.
2.2 pencemaran yg terjadi selama puluhan tahun  oleh industri di sepanjang 13 sungai tsb telah menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat di berbagai titik sepanjang pantura Jakarta.  ( BLH DKI). Untuk menormalisasinya, memerlukan biaya yang sangat besar.
2.3  penurunan muka tanah yg terjadi setiap tahun rata-rata 7,5 cm pertahun, di beberapa titik sampai 17 cm per tahun, akibat penyedotan air tanah berlebihan, telah menyebabkan daratan Pantura berada di bawa muka air. Banjir rob terjadi setiap bulan purnama, tanggul pun tidak akan mampu mencegah rob karena tanggulnya juga ikut turun.
2.4 reklamasi yang telah dilakukan di beberapa bagian Pantura seperti di PIK, Pantai Mutiara dsb, terhadap rawa-rawa yang seharusnya penyerap air banjir, itu telah merusak kemampuan ekosistem setempat untuk menyerap air.
3. Pantura Jakarta sudah tidak layak huni. Pilihan bagi Pantura adalah: di tinggalkan (abandoned) atau di lakukan adaptasi dengan membuat ekosistem baru.
4. Mengevakuasi Pantura berarti mengevakuasi ratusan ribu orang yang tinggal di sepanjang pantai Pantura. Dan ini hampir mustahil dan memerlukan biaya yang sangat besar.
5. Pilihan terakhir adalah adaptasi dengan membuat ekosistem baru sehingga layak dihuni. Hampir tidak ada habitat asli atau ekosistem yang dapat diselamatkan di Pantura Jakarta.

Solusi yang dibuat NCICD yg dibuat dimasa Presiden SBY dan ditandatangani oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa dan yang diteruskan dengan tindakan yang lebih menyeluruh  oleh gubernur petahana adalah:
1. Menghentikan subsiden (penurunan) muka tanah dengan  menghentikan penyedotan air tanah. Gubernur petahana merencanakan sekuat tenaga bahwa pada  tahun 2019 seluruh Jakarta akan mendapat air bersih dari PAM. Halangannya adalah negosiasi dengan perusahaan air yg diswastakan sejak Gubernur terdahulu yang masih belum tuntas.
2. Membuat tanggul besar di seluruh Pantura untuk mencegah rob. Ini pun tidak mencukupi, karena tanggulpun ikut turun sesuai dengan muka tanah.
3. Membangun waduk penampung air 13 sungai di luar tanggul untuk mengatur  muka air muara sehingga lebih rendah dari permukaan tanah agar air sungai dapat mengalir terus. Pada saat musim hujan dan air berlebih, maka air dikeluarkan ke laut untuk menjaga permukaan air muara tetap berada di bawah permukaan tanah.
4. Waduk ini juga dapat menjadi sumber air tawar untuk warga DKI. Untuk itu, maka fasilitas pengolahan limbah B3 dan pembersihan air dan daur ulang dibangun di dekat waduk. Sehingga air waduk layak untuk dijadikan sumber air PAM.
5. Sistem sanitasi air limbah rumah tangga akan dibangun dan akan tersambung dengan waduk, untuk kemudian didaurulang dan menjadi sumber air bersih. Target Gubernur petahana, tahun 2022 semua air limbah RT di Jakarta akan didaur ulang.
6. Untuk menghentikan subsiden, perlu untuk mengisi kembali air tanah Jakarta, maka akan dibuat jutaan sumur resapan di seluruh Jakarta. Selain itu, kerjasama dengan Pemkab  Bogor untuk membangun waduk yang menampung air limpahan dari Bogor yg disambungkan dengan jalur-jalur air tanah yg mengalir Jakarta.
7. Semua kegiatan ini memerlukan biaya yang besar. Untuk itu, maka dibangun perekonomian baru dalam bentuk ekosistem buatan yaitu pulau-pulau buatan untuk membiayai adaptasi ini.
8. Tanah dari pulau-pulau buatan ini milik Pemda DKI , pengembang hanya memiliki HGB. Setiap pengembang menjual tanah, Pemda DKI mendapatkan 5% dari hasil penjualan. Gubernur petahana ingin menaikkan kontribusi tambahan menjadi 15% dan itulah yang menyebabkan kasus suap yg terjadi pada anggota DPR DKI.
9. Selain itu, jika ekonomi terbangun dengan baik, pemda DKI akan mendapatkan tambahan uang dari pajak dan PBB.
10. Untuk meningkatkan hunian nelayan agar layak dan mendekatkan mereka kepada laut yang lebih bersih, maka Pemda akan membangun kampung nelayan baru, di pulau-pulau buatan itu lengkap dengan Tempat Pelelangan Ikan. Ini dapat menjadi pusat wisata baru seperti Fishermen Wharf  di Sydney, San Fransisco  dan tempat -tempat lain dunia.

Untuk mengadaptasi ekosistem yang sudah rusak dan tidak dapat balik, adaptasi yang direncanakan oleh Gubernur petahana adalah yang paling realistis untuk dikerjakan.

Semua kota besar dipinggir laut melakukan reklamasi, seperti Hongkong, Osaka, Singapura, Dubai, dan Miami dll. Water front areanya menjadi kawasan wisata atau komersil yang dapat dinikmati oleh warga maupun turis dan menjadi pusat ekonomi baru yang menghidupi kota dan warganya.

Kalau rencana NCICD dapat terlaksana, maka Pantura Jakarta akan menjadi kawasan Metropolitan yang indah, bersih, dengan kawasan dan kehidupan nelayan yang moderen dan sejahtera, jauh dari kekumuhan.

Yang ingin saya tambahkan dari rencana ini  adalah pembuatan sabuk hijau Teluk Jakarta dengan membuat ekosistem bakau yang baru di sekeliling tanggul, waduk buatan maupun di pulau-pulau buatan dan kampung nelayan, untuk menjadi penahan gelombang ataupun untuk menjadi tempat hidup biota-biota laut yang berguna bagi nelayan. 

Selain itu proses rembug warga pemda DKI perlu diperbaiki untuk meningkatkan rasa kepemilikan warga terhadap rencana ini. Beberapa rencana masih dapat disesuaikan dengan keinginan warga yang tulus.

Menghentikan reklamasi berarti menumpuk persoalan yang akan menjadi bom waktu yang akan menyengsarakan ratusan ribu rakyat Jakarta yang hidup di sana. Pilih #gubernurrealistis.

Rabu, 01 Februari 2017

SEPULUH SIKAP HIDUP BAHAGIA Oleh : Mahatma Gandhi

1. Lepaskanlah rasa kuatir dan ketakutan
Ketakutan dan kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi. Kebanyakan hal-hal yang kamu kuatirkan dan takutkan tak pernah terjadi!  It's all only in your mind.

2. Buanglah dendam
Dendam dan amarah yang disimpan hanya akan menyedot energi diri kamu dan hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA. BUANGLAH!!

3. Berhentilah mengeluh
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yang ada saat ini. Secara tak sadar kamu membawa-bawa beban negatif.

4. Bila ada masalah, selesaikan satu per satu
Hanya inilah cara menangani setiap : Satu demi satu.

5. Tidurlah dengan nyenyak
Semua masalah tak perlu dibawa tidur. Hal tersebut buruk dan tidak sehat. Biasakanlah tidur dengan nyaman.

6. Jauhi urusan orang lain
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri untuk menangani setiap masalahnya.

7. Hiduplah pada saat ini, bukan masa lalu
Nikmati masa lalu sebagai kenangan, jangan tergantung pada nya. Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini, karena apa yang kamu miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok.
BE TOTALLY PRESENT...

8. Jadilah pendengar yang baik
Saat menjadi pendengar, kamu belajar dan mendapatkan ide-ide baru yang berbeda dari orang lain.

9. Berpikirlah positif
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif. Kembalilah berpikir positif.
Bertemanlah dengan orang-orang yang berpikiran positif dan terlibatlah dengan kegiatan-kegiatan positif.

10. Bersyukurlah atas hal-hal kecil yang akan membawa kamu pada hal-hal besar
Sekecil apapun karunia yang kamu terima,
akan menghasilkan hal-hal besar dan selalu membawa Kebahagian saat kita pandai Bersyukur.

5 PENGAKUAN MENGEJUTKAN MA'RUF AMI DALAM SIDANG AHOK KE-8

Sidang hari ini, Selasa, 31 Januari 2017 sangat krusial bagi Ahok. Mengapa, karena saksi pelapor Ketua MUI, Ma’ruf Amin datang memberi kesaksian. Tak heran jika para pengacara Ahok akan mendalami setiap kata, kalimat dan arah kesaksian Ma’ruf seputar fatwa yang dikeluarkan oleh MUI.

Dari fakta-fakta persidangan yang sedang berlangsung, ada beberapa pengakuan Ma’ruf yang langsung membuat kening saya berdenyut-denyut. Pengakuan Ma’ruf itu cukup mengejutkan saya karena dilontarkan dalam persidangan di bawah sumpah. Apa saja pengakuan Ma’ruf itu?

Pertama, Ma’ruf mengakui bahwa ia tidak menonton video Ahok. Ia menyebut video Ahok itu dicek oleh tim MUI yang melakukan kajian. Ma’ruf hanya melihat tulisannya saja. “Saya kira yang mengecek itu tim. Saya lihat tulisannya saja. Video tim,” kata Ma’ruf.

Bagi saya ini pertanyaan besar. Mengapa Ma’ruf tidak menonton langsung video Ahok itu? Mengapa ia percayakan kepada tim? Sebagai seorang Ketua MUI, Ma’ruf sejatinya meluangkan waktu menonton video Ahok yang berdurasi lebih satu jam itu. Ada harapan, jika Ma’ruf menonton video Ahok secara langsung, maka ia sendiri bisa memberi penilaian secara obyektif.

Kedua, ma’ruf mengakui bahwa ia dan tim pengkajian tidak bertemu Ahok soal video itu. Menurutnya, ucapan Ahok saja sudah dianggap cukup. Malah tim pengkajian lebih memilih mendatangi lokasi kunjungan Ahok di Pulau Pramuka ketimbang bertemu dengan Ahok sendiri.

“Ke Pulau Seribu, komisi pengkajian. Tidak mendatangi terdakwa karena dianggap cukup ucapannya saja. Alasannya kita sudah melakukan verifikasi ucapannya benar,” kata Ma’ruf.

Bagi saya pengakuan Ma’ruf ini cukup mengejutkan. Bagaimana mungkin seseorang dicap telah menghina agama tanpa memanggilnya terlebih dahulu? Bukankah prosedur MUI sebelum mengeluarkan fatwa, terlebih dahulu wajib memanggil pihak-pihak yang terkait langsung? Polisi sendiri wajib memanggil seseorang terlapor sebelum dijadikan sebagai terdakwa. Bisa jadi jika tim kajian MUI dan Ma’ruf sendiri bertemu dengan Ahok, maka fatwa yang menghebohkan itu tidak keluar. Bila dipertemukan dengan MUI, Ahok akan menjelaskan duduk permasalahannya.

Ketiga, Ma’ruf mengatakan bahwa Ahok tidak patut membahas Al Maidah karena ia bukan Muslim. Kata yang perlu digaris-bawahi di situ adalah ‘tidak patut membahas’. “Tidak patut membahas Al Maidah karena dia (Ahok) bukan muslim. Tidak proporsional, makanya kita anggap tidak etis,” ucap Ma’ruf.

Pengakuan Ma’ruf ini juga mengaduk-aduk nalar saya. Kalimat ‘tidak patut membahas’ adalah kesimpulan yang diambil Ma’ruf. Video Ahok di Kepulauan Seribu itu sama sekali tidak membahas Al Maidah. Ahok hanya menyebut sebaris kalimat yang menyinggung Al Maidah. Ahok sama sekali tidak membahas Al Maidah apalagi menafsirkan isinya. Apakah seseorang yang bukan muslim tidak boleh menyebut Surat Al Maidah ayat 51?

Keempat, terkait dengan demo, Ma’ruf menyebut bahwa MUI tidak berhubungan dengan adanya gerakan protes kelompok masyarakat. “Tidak ada (kaitan red), diproses saja secara hukum. Tidak ada hubungan dengan gerakan-gerakan itu,” tegas Ma’ruf.

Jika Ma’ruf mengaku bahwa tidak ada ada hubungan dengan gerakan demo, mengapa MUI membiarkan adanya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI? Mengapa MUI setengah hati melarang GNPF mendompleng nama MUI? Jawaban Ma’ruf itu lagi-lagi mengejutkan saya. Bukankah terjadinya demo berdasarkan fatwa MUI itu?

Kelima, Ma’ruf mengakui bahwa ia dan tim kajian MUI tidak membahas tafsiran Al-Maidah ayat 51 itu. Ma’ruf mengatakan bahwa pihaknya hanya membahas kata per kata yang disampaikan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bukan tafsir atau terjemahan. “Kami tidak membahas tafsir atau isinya. Kami membahas kata-katanya,” ujar Ma’ruf dalam kesaksiannya.

Pertanyaannya adalah mengapa tim kajian tidak membahas tafsir atau isinya? Bukankah membahas tafsir atau isi Al-Maidah itu sangat relevan dengan kata-kata Ahok? Saya yakin Ma’ruf tidak membahas isi dan tafsir ayat itu karena masih polemik. MUI jelas takut memberi tafsir karena ada banyak ahli yang lain yang tidak sependapat dengan satu tafsiran.

Dari lima pengakuan Ma’ruf di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa fatwa MUI yang mencap Ahok telah menista agama Islam dan ulama adalah kesimpulan yang tergesa-gesa. Kajian yang dilakukan MUI tidak dilakukan secara komprehensif. Ada indikasi bahwa keluarnya fatwa itu karena desakan kuat dari pihak lain. Jadi bukan murni lahir dari keikhlasan membela agama.

Begitulah kura-kura.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10208262583548410&id=1417785880